18. decision

180 8 2
                                    

Kaya Hawkins

Rasanya aku malas untuk melakukan apa-apa. Bahkan aku sampai berpikir kalau sebaiknya aku tidak usah datang saja kerumah Harry. Tapi pasti nanti dia akan marah sekali denganku.

Tadinya aku ingin kerumah Mum dan Dad, tapi aku ingat kalau itu bukanlah suatu hal yang tepat. Kalau mereka tau aku sedang bertengkar denganku, pastilah mereka akan semakin mencecar hubunganku dengan Zayn.

Sebenarnya aku lelah kalau harus terus bertengkar dengan Zayn seperti ini. Aku jadi berpikir kalau sebaiknya aku saja yang mengalah dan pindah saja ke NY dengan Zayn. Cuaca disana agak sedikit mirip dengan disini, dan mungkin aku akan menyukai suasana baru disana.

"Kau sudah gila? Aku tidak akan mengizinkanmu untuk pindah kesana. Aku tidak mau terpisah jauh darimu." Kata Michelle dengan kesal sebelum kemudian menyandarkan kepalanya dibahuku. Aku sedang bersama Michelle sekarang, pada saat aku keluar dari rumah tadi siang dan tidak jadi pergi kerumah orangtuaku, aku langsung berpikir kalau sebaiknya aku kerumah Michelle saja.

"Tapi aku juga ingin hubunganku dan Zayn agar baik-baik saja. Kalau salah satu diantara kami tidak ada yang mengalah, pasti kami akan bertengkar terus."

"Kenapa tidak dia saja yang mengalah? Memangnya apalagi yang dia cari? Dia sudah kaya, untuk apa lagi dia mengejar karir solo? Memangnya apa yang dia miliki sekarang tidak cukup? Kaya, kau harus ingat kalau sudah berkorban sangat banyak untuk Zayn. Bahkan sekarang saat kau sedang mengandung anaknya, dia tega pergi meninggalkanmu. Kau harus membuatnya memilih antara kau dan karirnya." Aku tidak bisa membuat Zayn untuk memilih seperti itu. Aku tidak mau jadi orang yang egois.

"Tapi itu akan sangat terdengar egois, Mich." Tapi Michelle ada benarnya juga. Apakah semua yang sudah dia miliki sekarang tidak cukup?

"Aduh, Kaya. Kau terlalu dibutakan oleh cinta! Kau harus ingat kalau hubungan kalian bertahan sampai hari ini, semua karna perjuangan, pengorbanan dan terlebih karna kau yang selalu mengalah!" Michelle mungkin benar. Tapi aku melakukan ini semua karna aku benar-benar mencintai Zayn.

"Dan kalau kau bilang alasan kau melakukan semua ini karna cinta, kau salah besar. Cinta itu harusnya membuatmu bahagia bukan malah sebaliknya. Kaya, sepertinya kau harus memikirkan kata-kata kedua orangtuamu." Seketika emosiku naik. Kenapa Michelle harus ikut-ikutan mendukung kedua orang tuaku, sih?

"Michelle, sebenarnya kau ada dipihak siapa sih?!"

"Aku di tengah-tengah saja. Aku tidak mendukungmu apalagi kedua orangtuamu. Hanya saja kau harus memikirkan kebahagiaanmu sendiri, Kaya. Kau sekarang sudah hamil, anakmu juga tentu saja akan lahir. Apakah dengan hubunganmu yang seperti ini kau akan bahagia nantinya?" Maksudnya apa? Hubunganku dan Zayn baik-baik saja. Kami memang sering bertengkar, tapi-

"Apakah kau tidak lelah kalau harus terus mengalah untuk Zayn? Trust me, you'll get tired of fighting and in the end you'll give up." Kata-kata Michelle benar-benar sangat menusuk. Aku berjanji kalau aku tidak akan pernah menyerah apalagi sampai meninggalkan Zayn.

"Michelle, aku amat sangat mencintai Zayn. Aku tidak akan-"

"Kaya, cukup. Aku lelah menasehatimu, jangan salahkan aku kalau nanti Zayn lah yang akan menyerah duluan."

Seketika aku menjadi paranoid dan takut kalau sampai apa yang dibicarakan Michelle sampai terjadi.

--

"Kaya! Aku merindukanmu!" Anne langsung memelukku dengan sangat erat begitu melihatku. Dilanjutkan dengan Gemma yang memelukku sama eratnya juga.

"Apa kabarmu? Sudah berapa lama kita tidak bertemu?"

"Sekitar beberapa minggu. Aku baik-baik saja, Anne. Bagaimana denganmu? Apakah Robin ikut datang?"

"Aku juga baik. Ah, too bad he can't come. Dia harus pergi ke luar kota. Anyway, you're showing." Kata Anne sambil mengelus perutku. Aku hanya memakai kaus yang pas dibadanku, makanya baby bump-ku kelihatan.

"Sudah berapa bulan?"

"Hampir 4 bulan." Jawabku membuat Anne tersenyum lebar.

"Ngomong-ngomong, Harry kemana?" Tanyaku kepada Anne dan Gemma sebelum kemudian akhirnya aku merasakan ada yang memelukku dari belakang dan menaruh dagunya diatas kepalaku. Am I really that short?

"Zayn sudah berangkat ya?" Ya, tadi siang.

"Sudah." Jawabku singkat.

"Pasti kalian sedang bertengkar ya?" Bagaimana Harry bisa tau?

"Aku kesal karna dia memaksaku untuk pindah ke America."

"Mungkin dia ingin supaya kalian tidak terpisah lagi. Makanya dia kekeh mengajakmu untuk pindah. Kalau menurutku, lebih baik kau pindah saja. Semuanya akan lebih mudah kalau-"

"Apa harus aku lagi yang mengalah? Kau tau kan kalau selama ini aku sudah selalu mengalah dan selalu berjuang untuknya? Apakah semua yang aku lakukan masih tidak cukup untuk Zayn?" Gemma dan Anne langsung menatap satu sama lain sebelum akhirnya meninggalkan aku dan Harry berdua.

Harry menghela nafas dan mengajakku untuk duduk di sofa ruang tamunya sebelum akhirya menasehatiku.

"Kau salah, Kay. Kau ingat berapa kali orangtuamu menolak Zayn?" Terlalu banyak.

"Katakan padaku, apakah dia berhenti berjuang sampai disitu saja?" Tidak. Dia selalu berusaha untuk merebut hati kedua orangtuaku walaupun hasilnya tidak pernah bagus. Well, at least my parents acted like they agreed with my relationship with Zayn.

"Apakah kau masih ingat saat Zayn merahasiakan kalau ayahmu sudah menamparnya?" Tentu saja aku masih ingat. Aku tidak akan pernah melupakan hal itu sampai kapanpun.

"Apakah selama ini kau masih berpikir kalau dia tidak berjuang untukmu?" Tetap saja menurutku aku yang lebih banyak berjuang.

"Dan yang paling penting. Waktu Zayn hampir mati karna overdoses. Dia benar-benar berjuang untuk tetap hidup dan berhenti menggunakan obat-obatan itu untuk siapa? Dia berjuang agar bebas dari itu semua karna dia tidak mau kalau kau sampai meninggalkannya, Kaya. Dia benar-benar mencintaimu. Dia bahkan rela melepaskan kontrak solo nya dengan Modest!-"

"Tunggu. Aku kira dia hanya pindah management?"

"Tidak, Kaya. Dia rela memutuskan kontrak secara sepihak dan harus membayar £2M hanya untukmu. Cinta memang bukan soal materi, tapi coba kau cari sisi baiknya. Dia bahkan rela kehilangan uang yang begitu banyaknya hanya untukmu. Apakah kau masih mau berpikir egois seperti ini?" Zayn selalu saja merahasiakan sesuatu dariku dan aku membencinya. Kalau dia sudah kehilangan uang yang begitu banyaknya, bagaimana bisa dia membangunkan rumah untukku dan membelikan rumah yang cukup mahal untuk keluarganya?

"Kaya, aku berjanji untuk merahasiakan ini darimu. Hanya saja aku tidak terima kalau otakmu dicuci oleh Michelle yang selalu menyuruhmu untuk putus dengan Zayn. Apakah dia iri denganmu dan apakah dia menyukai Zayn?" Dasar Harry bodoh.

"Harry, dia itu sahabatku. Tidak mungkin dia tega melakukan-"

"Terserah kau saja. Sekarang katakan padaku, apakah kau benar-benar mencintai Zayn dan mau berjuang untuk hubungan kalian?"

"Aku sangat mencintai Zayn. Dan aku selalu berjuang untuk hubungan kami. Kau ini bodoh atau apa sih?"

"Bukan itu jawaban yang aku inginkan." Aku tau apa yang ingin kau dengar dari mulutku. Tapi aku tidak yakin dengan diriku sendiri. Setelah mendengar celotehan Harry, mata dan hatiku menjadi lebih terbuka dan peka. Aku dan Zayn sama-sama berjuang untuk hubungan kami.

"So?"

Aku menghela nafas dan mengatakan kata-kata yang membuat Harry langsung tersenyum dan memelukku dengan erat.

"Take me to America."

Home - Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang