Chapter 1: SIMFONI

27 9 4
                                    

          Satu tahun berlalu setelah perang terjadi antara geng besar di kota, para polisi kian memburu beberapa para remaja yang kerap kali melakukan tindak kriminal. Perang itu Meletus tepat di pertengahan tahun, tepatnya dihari kelulusan para remaja SMA. Mereka menamai geng itu dengan nama The Cursed Shield atau yang lebih dikenal TCS, sementara pihak satunya menamai geng mereka dengan nama Serigala Hitam.
          Sebelumnya mereka sudah berseteru dengan waktu yang sangat lama, dan tak jarang juga dari mereka saling bergesekan kala berpapasan dijalan. Merasa bosan dengan kabar tentang penyerangan itu, kedua kubu pun langsung sepakat untuk berperang sebagai akhir perseteruan mereka, dengan taruhan jika salah satu pihak merasa kalah, maka pihak itu harus membubarkan gengnya. Sontak perang itu pun meletus dan mewarnai hari kelulusan mereka, dengan Rocky sebagai leader TCS, dan Alvaro sebagai leader Serigala Hitam.
          Kedua kubu itu pun berkumpul disebuah jalan yang lumayan sempit yang minim pengendara, dan dengan satu teriakan aba-aba dari masing-masing pemimpin mereka, perang pun dimulai. Dengan sekejap jalan itu dipenuhi dengan remaja yang saling bertukar serangan, namun tak jarang dari mereka juga ada yang pingsan setelah terkena pukulan.
          Mereka pun bertarung untuk waktu yang lama, sampai pada akhirnya perang terhenti dengan ditandai Alvaro yang pingsan tak sadarkan diri, akibat terkena tendangan keras dari Rocky yang mengenai kepala kirinya. Melihat kejadian itu, pihak Serigala Hitam langsung panik dan segera melarikan pemimpin mereka itu kerumah sakit. Namun naasnya, Alvaro hanya bertahan 2 jam dirumah sakit, dan meninggal setelahnya.
          Berita meninggalnya Alvaro itu pun langsung menyebar ke seluruh kota dengan cepat, tak terkecuali Rocky. Ia merasa menyesal telah mengisi pesta kelulusannya dengan bertarung, dan mengakibatkan dirinya telah melakukan tindakan pembunuhan. Rocky terus dibebani rasa bersalah untuk beberapa hari kedepan, sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi meninggalkan kota itu, dan memberikan tahta kepemimpinan pada Edward sebagai penerus generasi selanjutnya.

***

(Dan beberapa bulan berlalu, seperti biasa setiap sore hari Edward selalu menghabiskan waktunya ditaman. Hanya untuk berbincang-bincang dengan Prescilla. Dia adalah sahabat sekaligus teman masa kecil dari Edward, namun berbeda dengan dirinya, Prescilla lebih menyukai skate sebagai hobbynya dan membenci kelompok geng motor. Mendengar Edward bergabung dengan geng yang dibencinya, Prescilla pun kerap kali memarahi Edward, dan tak jarang juga ia menyuruh Edward untuk keluar meninggalkan geng itu).

"Eh, lu inget ngga? Dulu waktu kecil, kita pengen banget main kesini tanpa didampingi sama orang tua kita, tapi ujung-ujungnya tetep ga dibolehin."

"(Tertawa) Iya, terus gue nangis gara-gara itu."

"Cill? Kapan-kapan, ajarin gue main skateboard ya?"

"Boleh, tapi nanti kalo lu udah bubarin geng motor lu itu." Jawab Prescilla tersenyum lebar.

"Lu dendam, sama temen-temen gue?" Tanya Edward dengan tertawa.

"Semenjak ada geng gajelas lu itu. Gue ngrasa, lu yang sekarang beda aja sama yang dulu."

"Ah, perasaan lu aja kali. Nih liat, gue masih sama kok sama yang dulu. Gue tetep jadi Edward, yang selalu jagain Princess Prescilla, dari bahaya apapun. Inget itu baik-baik." Ejek Edward terkekeh.

"Basi basi basi basi!!" Timpal Prescilla dengan menggerutu.

"Inget! Lu tuh udah kelas 3 SMA. Mending gausah deh, pake geng motor segala! Bubarin aja tuh sekalian, kalo bisa." Imbuhnya dengan nada tinggi.

"Iye iyee, udah deh, ah! Bawel banget lu lama-lama." Pungkas Edward polos.

"Apa lu bilang?! Gue bawel? Coba ulangi."

"Engga Cill sorry, kelepasan tadi." Elak Edward yang panik.

EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang