Chapter 6: Penantang di Akhir Pekan

6 5 0
                                    

          Beberapa hari berlalu, insiden penyerang dikota itu tiba-tiba hilang, sejumlah polisi yang berjaga di setiap sudut kota mulai menarik diri dan kota kembali tenang. Namun keseruan dikota masih tetap berlanjut, karena dimalam minggu adalah malam yang bagus bagi berandalan yang ingin unjuk gigi melumat lawannya.

          Jam 8 malam tepat, terlihat seseorang pemuda mengendarai motornya sendirian dengan cepat di jalan raya pinggiran kota. Alasan pemuda itu mengendarai motornya dengan cepat, lantaran ia tak tahan dengan kondisi perutnya. Disepanjang perjalanan, ia terus menoleh kanan-kiri berharap segera menemukan toilet umum agar dapat meringankan beban diperutnya.

          Dikarenakan ia terlalu fokus dengan kondisi perutnya, pemuda itu pun tak sadar bahwa ia daritadi sedang diikuti oleh beberapa rombongan berandalan yang sedang mengincarnya. Setelah lama berkendara, akhirnya pemuda itu pun menemukan tempat yang ia cari. Sontak ia pun menghentikan motornya tepat didepan toilet umum, dan berlari memasuki toilet itu. Melihat aksi konyol dari pemuda itu, para rombongan berandalan itu juga menghentikan motor mereka didepan toilet umum, dan menunggu pemuda itu hingga keluar toilet.

***

(Setelah sekian lama menunggu, pemuda itu pun membuka pintu toilet dengan tersenyum lega, lantaran beban diperutnya sudah hilang. Namun disisi lain, hal yang tak mengenakkan akan segera terjadi padanya).

"(Mengusap keringat didahinya) Ah, harusnya gue boker dulu dirumah tadi, sebelum berangkat." Javier tersenyum lega dan berjalan keluar kamar mandi.

"Akhirnya... ketemu juga, lu disini." Sapa Reza tersenyum sinis dengan menglangi jalan keluar.

"Harus banget, lu bawa 3 orang buat ngehabisin gue?" Tatap Javier dengan tenang.

"Disini lu gapunya siapa-siapa, dan momen yang pas buat lu cosplay jadi closet!"

"(Menguap) Gue sibuk sekarang, mending lu semua pergi deh syuh... syuh... syuh..." Usir Javier dengan melambaikan tangan.

"Heh?! Sikaatt!!!" Teriak Reza yang maju menyerang diikuti dengan 3 orang bawahannya.

          Dan pertarungan pun tak terelakkan, Javier dengan terpaksa menghadapi serbuan dari Reza dan 3 orang bawahannya. Mereka saling adu pukul untuk waktu yang sangat lama, kemudian satu persatu orang pun tumbang. Hingga pada akhirnya tendangan Javier meluncur deras mengenai kepala Reza, dan mengakhiri pertarungan tersebut.

***

"(Mengusap darah di mulut) Goblok!! Lu mukul pake apaan sih? Gigi gue jadi copot satu nih!!" Protes Javier kesal dengan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Awas... lu.. bangsatt.." Kata Reza yang tengkurap menahan rasa sakit.

***

(Setibanya Javier dimarkas DoubleE, sontak semua anggota terkejut melihat dengan muka Javier yang setengah babak belur).

"Lah kenapa lu?" Ejek Kane dengan tertawa keras.

"Biasa orang tolol, selalu ngurusin hidup gue." Timpal Javier dengan datar.

"Perlu bales dendam ga?"

"Gaperlu, mereka udah jadi closet sekarang."

***

          Setelah Javier menghabisi Reza beserta kawan-kawannya, kini penantang kedua berasal dari pihak TCS. Seseorang yang sudah dibantai oleh Edward namun masih belum puas, dan hari ini ia berniat menantangnya kembali.

(Sementara itu dimarkas TCS, dengan suasana yang tenang).

"Rick, beliin rokok dong?" Kata Aksa menyuruh Erick.

"Males, beli sendiri sono!"

"Halah, beliin aja deh. Ntar gue bagi deh gimana?" Aksa memulai negosiasi.

"Bagi doang? Eh, gue tuh tau kalo lu orangnya pelit. Paling mentok lu bagi cuma 2 batang."

"Gue tambahin deh ntar, gimana?"

"Gimana kalo lu beli 2 bungkus, satu buat elu, dan satu lagi buat gue. Gimana,deal?" Pungkas Erick dengan cerdik.

"Eh, tunggu dulu deh Rick. Kayaknya gue tadi, disuruh emak gue buat beli shampoo deh sekalian. Kalo gitu, gajadi deh gue berangkat sendiri aja." Elak Aksa menolak ide Erick.

"Gapapa, sekalian gue beliin juga ntar Shampoo-nya." Rayu Erick memaksa.

"Ga, gausah! Gue bisa beli sendiri." Pungkas Aksa dengan kesal.

"Gue rasa, DoubleE udah bergerak lebih jauh sekarang. Kayaknya nama kita juga ada dalam daftar mereka, tinggal waktunya aja kapan." Kata Billy membuka obrolan pada Edward.

"Mungkin elu bener, tapi selagi mereka belum nyentuh kita. Mereka masih bukan masalah."

"Apa lu ga mikir, buat antisipasi?"

"Ga perlu Bill, gue sendiri yang akan maju duluan. Kalo mereka, berani nyentuh kita."

"Jangan main-main lu, Ed?!" Bentak Billy ke Edward.

"Kalo lu kalah, kita semua juga kalah!" Imbuhnya.

"(Menepuk pundak Billy) Iya gue tau, udah deh lu jangan tegang-tegang gitu. Gaenak gue liatnya, lagi banyak masalah lu?" Tanya Edward dengan sedikit tersenyum.

"(Menunduk) Iya sorry, akhir-akhir ini gue banyak masalah. Adek gue masuk rumah sakit kemarin, penyakitnya kambuh lagi."

"Semoga lekas sembuh, ya."

"Thanks ya."

(Dan tiba-tiba, seseorang datang memecah ketenangan dimarkas TCS).

"Edward!! Keluar lu!! Gue masih belum puas, dengan hasil yang kemarin." Tantang Rizal yang baru turun dari motor.

"Lu lagi, lu lagi. Gue gaada waktu, buat ngladenin orang kayak lu." Tatap Edward dengan memasang muka remeh.

"Gausah banyak alesan! Sini maju, hadapi gue!"

"(Tanpa ragu, Edward melangkahkan kaki berjalan kearah Rizal) Sekarang apa?"

"Kalo gue menang, gue jadi leader TCS dan lu, harus tunduk dibawah gue. Tapi kalo gue kalah, gue akan jadi anggota dan tunduk dibawah lu."

"Sayangnya gue ga tertarik merekrut anggota yang bakal kemakan taruhannya sendiri." Terang Edward dengan tersenyum sinis.

"Berisik lu!!!" Teriak Rizal dengan melayangkan pukulan kearah Edward, menandakan pertarungan baru dimulai.

***

          Seluruh anggota TCS terdiam dan tak bersuara sedikitpun, hanya suara keras dari tendangan dan pukulan antara Edward dan Rizal. Dan selang beberapa puluh menit kemudian, pukulan keras dari Edward meluncur deras tepat dirahang Rizal yang membuatnya harus mengakui kekuatan Edward jauh berada diatasnya.

(Dan Rizal pun tumbang, tepat didepan Edward).

"(Membakar rokok) Beberapa kali lu coba, hasilnya tetap sama. Gue juga ga maksa lu buat jadi anggota gue, semuanya gue balikin ke elu sendiri." Tatap Edward dengan datar.

"Sisakan satu jaket itu buat gue." Kata Rizal dengan lirih, dan disambut dengan senyuman dari Edward.

          Untuk ketiga kalinya, Rizal harus menerima kekalahan dari Edward. Dan sejak saat itu, dia resmi menjadi bagian dari The Cursed Shield. Rizal Menempati posisi keempat setelah Billy.

***

EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang