Chapter 25: Tugas Pertama Sang Pemimpin

2 3 0
                                    

Tak terasa liburan semester sudah hampir diujung hari, dan beberapa pelajar sekolah mempunyai cara tersendiri untuk melakukan perpisahan pada hari liburannya. Seperti contohnya Edward, yang kemarin malam sedang sibuk berpesta daging bersama sahabatnya hingga larut malam, ada juga yang sibuk berbelanja keperluan sekolah, dan ada juga orang yang tengah sibuk bersiap-siap untuk kembali ke tempat asalnya di esok pagi.

***

(Minggu pagi dibandara, Nino dengan melempar senyum ceria berjalan memasuki bandara dengan diantar oleh sahabatnya, dan juga tantenya. Ia merasa puas, karena menurutnya ini adalah liburannya yang paling berkesan diantara liburan yang telah ia lalui sebelumnya).
"Cuy, kabarin ke gue ya tentang cewek mana yang lu pilih disana?" Ejek Edward dengan sedikit menggoda.
"Gamau, itu rahasia gue."
"Dih..."
"Oiya, lu berlima jadi emang nanti, kalo lulus kuliah ditempat gue?"
"Berlima? Maksud lu berenam? Kan gue, sama Billy ikut." Sahut Christopher.
"Oh? Jadi lu udah mutusin, Christ? Cepet banget."
"Tapi kayaknya bukan berenam deh, lebih tepatnya bertujuh. Soalnya Keisya juga bakal ikut nantinya." Potong Billy membenarkan.
"Widih gila... oke deh gue bakal nyambut kalian sama ngajak jalan-jalan nanti." Timpal Nino penuh antusias.
"Iya tunggu nanti disana."
(Mereka berbincang-bincang untuk waktu yang lumayan lama, sampai akhirnya waktu harus memisahkan Nino dan teman-temannya. Dengan berat hati Nino harus berpamitan pada mereka semua beserta tante Rini yang mengurusnya ketika di Palangkaraya. Setelah usai berpamitan, serentak mereka semua melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan yang manis).

***

Malam harinya di markas DoubleE ketengangan mulai terjadi setelah hengkangnya Javier, DoubleE kini dilanda krisis mengenai perjanjian gencatan senjata yang pernah dibuat oleh pendahulunya. Perjanjian itu dinilai melanggar kesepakatan diawal, karena waktu aliansi dibentuk antara pihak DoubleE dan Rat Hunter. Javier pernah menjanjikan tahta puncak pada pihak Rat Hunter, dan hal itupun seketika lenyap seketika dengan adanya perjanjian gencatan senjata. Dan hal itu juga memicu ketegangan, didalam DoubleE itu sendiri.
"Apa lu bilang, Christ?! Jadi lu mau, gue matuhin perjanjian bodoh yang barusan lu buat?! Jangan bercanda deh lu, mana Javier? Gue mau ngomong." Protes Martin penuh emosi.
"Terus lu mau apa? Lagian lu juga kalah kan 1 lawan 1, kemarin? Itu pun masih lawan petinggi, bukan leader mereka."
"Tapi Christ, apa ngga gegabah jika lu bikin perjanjian tolol itu tanpa lu tanya ke semua bawahan lu dulu? Lagian menurut gue kita cuma kalah tipis dari mereka, dan cara kita untuk menang cuma butuh beberapa perombakan kecil dan strategi doang."
"Bukan perjanjian tolol itu!!!" Imbuh Martin dengan membentak untuk kedua kalinya.
"Heh!!! Bisa ga sih lu diem bentar? Berisik banget deh, gue denger-denger dari tadi. Lagian manusia kayak lu mana bisa sih mikir? Sok banget ngomongin strategi lagi." Potong Nicholas menggerutu.
"(Membuang rokok) Bergabungnya Rat Hunter kedalam DoubleE itu kemauan Javier, sekarang dia memilih mundur dari kursi leader, dan nyerahin nama DoubleE ke pemimpin barunya. Ini juga hari terakhir gue disini, karena gue juga ngundurin diri atas nama Javier. Sebaiknya lu semua juga, karena DoubleE yang sekarang sudah bisa berdiri sendiri. Karena gue percaya pemimpin barunya kali ini, bisa melampaui gue, dan Javier." Imbuh Nicholas menatap kearah Martin dengan tatapan yang tenang.
"Tciiihh...... siapa leader baru yang lu maksud?"
"Secepatnya lu bakal tau..."
"Sekarang tugas gue udah selesai, lu semua boleh balik." Pungkas Christopher mengakhiri perdebatan.
"Oke... oke, jika itu yang lu mau, jangan harap lu bisa lolos setelah memperalat Rat Hunter. Awas lu semua!"
"Yuk cabut!" Imbuh Martin yang menoleh kearah rekan Rat Hunternya sembari mengajak mereka pergi meninggalkan tempat itu.
(Tanpa jawaban, semua anggota asli dari Rat Hunter pun berjalan kearah motor mereka masing-masing Bersiap pergi. Dan respon yang juga sedang dilakukan Javier, tanpa bicara ia hanya memandangi para gerombolan itu pergi meninggalkan tempat yang sempat mereka sebut markas. Atas kejadian ini Rat Hunter, dan DoubleE resmi berpisah. Dan Christopher pun akhirnya bisa mengikuti jejak Javier yang pensiun dengan tenang, ia merasa senang dengan apa yang selama ini ia jalankan, terlebih lagi ia juga sudah menemani DoubleE hingga akhir generasinya sebagai wakil ketua).
"(Melihat kearah rombongan Rat Hunter yang sudah semakin menjauh) Selesai sudah..."
"Artinya bang?" Tanya Nicholas polos.
"Artinya...?? Oh artinya gini, atas nama DoubleE gue serahin leader selanjutnya ke elu. Dan tugas pertama lu sebagai leader yang baru, gue harap lu bisa jaga perjanjian gencatan senjata itu." Timpal Christopher penuh tawa.
(Suasana tempat itu pun hening seketika, sampai ada satu orang yang membentak lantaran memprotes tentang usulan yang dianggapnya kurang masuk akal itu).
"Haaahh?!!!"
"Woii bang!!! Lu gabisa seenaknya gini dong-"
"Dam, lu ngga keberatan kan berdiri disebelahnya?" Potong Christopher.
"Oke deh kalo lu yang minta..." Sahut Damian datar.
"Woy bang! Lihat gue brengsek!! Woy bang..." Protes Nicholas yang terus mengoceh.
"Ssttt...."
"Woy bang!!"
(Dan hari ini pun secara resmi Christopher telah memberikan tongkat estafet kepemimpinan pada Nicholas, generasi baru DoubleE pun telah lahir).

***

Sementara itu disisi lain, para rombongan Rat Hunter itu pun sudah sampai ke markas lama mereka dengan penuh emosi yang sudah sampai diubun-ubun mereka. Dengan penuh rasa kesal, Martin tak mengira bahwa kerjasama yang ia jalin selama ini harus kandas akibat perjanjian yang dianggapnya hal bodoh. Karena didalam hatinya, ia masih bersikukuh suatu saat namanya akan berada dipuncak kota ini meskipun harus menunggu begitu lamanya. Namun tak disangka ditempat itu, ada dua orang tengah duduk dengan santainya mengawasi rombongan Rat Hunter itu.
"Christ brengsek! Bisa-bisanya dia bikin perjanjian bodoh macem itu, dasar pecundang!"
"Mungkin kita harus ngatur strategi sekali lagi, buat menduduki puncak kota ini."
"(Beranjak dari termpat duduk) Strategi? Bagi pecundang, bicara tentang strategi itu dilarang. Ya kan, kakak?" Celetuk seseorang yang berjalan kearah Martin.
"Tepat sekali..." Sahut salah orang disebelahnya.
"Oi kalian yang dibelakang pecundang itu, lakuin apa yang harus kalian lakuin sekarang..." Imbuhnya dengan menatap semua pasukan Rat Hunter.
"Siapa lu berdua? Apa yang lu mau lakuin?" Timpal Martin santai.
"Banyak bacot banget ya, lu?"
"Lancang banget lu?! Lu tau kan, lagi dimana lu berlagak sombong sekara-"
"Bruaaakkk....!!!" Belum menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba sebuah pukulan dari belakang melayang kearah Martin, dan membuatnya jatuh tersungkur tiba-tiba.
"Bajingaaann...!!! Apa yang lu semua laku-"
"Baaakkk...!!! Bbukkk...!!! Buukkkk...!!!"
(Untuk kedua kalinya, Martin tak diberi kesempatan untuk menyelesaikan bicaranya, karena secara serempak semua anggota bawahannya yang dulu kini menghujaninya dengan rentetan tinju yang sangat brutal, hingga tubuhnya kini pun lemas dan kesakitan. Bahkan untuk berdiri pun ia harus bersusah payah meraih kaki orang yang sedang berdiri didepannya, namun naasnya ia malah ditendang dengan keras).
"(Berjalan kearah Martin) Nama gue Bobby, dan mulai sekarang gue yang ngambil alih Rat Hunter. Ngerti lu, pecundang?" Katanya dengan menginjak kepala Martin.
"Mmmhhh... mmhhh... mmhhh...." Gumam Martin yang tengah kesakitan.
"Kau dengar kakak? Dia sedang mencoba berbicara..."
"Ahahahahahaha..... lucunya..."
(Dengan kondisi yang babak belur, kini hati kecil Martin mulai menyadari bahwa arti pecundang yang sebenarnya ialah dirinya sendiri).

***

Berbeda dengan kejadian yang dialami Rat Hunter, suasana tenang mulai kembali menyelimuti pihak TCS. Dengan hati yang penuh gembira mereka bercanda semalam suntuk sembari merayakan kemenangan atas perang beberapa hari yang lalu, serta perayaan pergantian leader baru mereka. Namun....
"Apa-apaan coba? Yakali gue harus jadi leader, tchiiih...." Gerutu Steve yang kesal.
"Udah deh jangan gitu, ah lu kan orang yang paling kuat disini."
"Dih... alesan klasik."
"Eh Will, orang kayak lu emang sudi gue jadi leader?"
"Kalo yang lain setuju, kenapa gue ngga? Lagian meskipun gue ga sudi, tetep gue kalah suara kan?"
"Hmm... bener-bener diluar nalar lu semua."

***

(Keesokan harinya, sinar matahari cerah menyinari senin pagi. Dengan semangat Edward pun berjalan menuju kelasnya dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya, dan seperti biasa ia selalu mendapat sapaan dari siswa cewek disekolahnya. Namun hal itu dinilai sedikit aneh oleh Javier, dengan penuh rasa penasaran ia pun menghampiri Edward dan bertanya).
"Cerah banget lu hari ini, ada apaan?" Sapa Javier penuh curiga.
"Ah kepo, lu." Timpal Edward minim.
"Bagi dong, pelit banget sih lu sama sahabat sendiri."
"Bagi apaan?"
"Itu cerita lu."
"Jangan deh, iri yang ada lu ntar."
"Apaan sih? Penasaran banget nih gue." Sahut Javier yang terus menagih.
"Apaan sih lu? Maksa mulu deh, bentar lagi bel masuk nih."
"Udah cepetan buruan!"
"Oke deh kalo lu tetep maksa, gue kasih tau."
"Iya apaan?"
"Jadi tadi sebelum gue berangkat, gue dapet voicenote dari princess gue, dia bilang "semangat ya sekolahnya"."
"Oiya? Ngomong-ngomong, kapan nih traktirannya?" Sapa Rizal yang baru datang memecah suasana.
"Nah iya tuh bener kata Rizal."
"Apaan? Bener apaan?"
"Traktirannya lah bego..."
"Gaada ya gaada..."
"Dih lu..."
"Berisik! Berisik! Berisik!"
(Dan bel sekolah pun berbunyi, tanda jam pelajaran pertama dimulai)

****

🎉 Kamu telah selesai membaca EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)] 🎉
EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang