Dua minggu kemudian, Edward dengan sejenak melupakan masalahnya. Ia terlihat seperti orang linglung, setiap memikirkan nama Prescilla kala terbesit di otaknya. Karena hari ini, dengan penuh semangat dibawah deras air hujan, Edward siap menghadapi ujian semester. Dengan hanya bermodal percaya diri, dan sedikit belajar. Seperti berandalan pada umumnya.
Sama seperti Edward, yang penting lulus. Prinsip itu juga diterapkan Javier pada dirinya, meskipun berbeda jurusan dengan Edward. Namun, kedua sahabat ini punya sisi buruk yang sama. Setiap menit, bahkan setiap detik selama waktu ujian berlangsung. Ia selalu celingak-celinguk mencari celah, kala guru pengawas ujian sedang lengah. Untuk memanggil teman sekitarnya, dan bertanya tentang jawaban ujian. Namun sesekali, ia dijebak temannya dengan memberi jawaban yang salah, dengan maksud agar nilai mereka berbeda. Tapi Javier dengan otaknya yang kecil, tidak mempermasalahkan soal itu, karena dia tolol sama seperti Edward.
***
(Jam Istirahat dikantin sekolah, dengan santai Edward dan Rizal sedang menikmati es teh manis. Sembari mendinginkan otak, setelah selesai melakukan ujian semester di jam pertama).
"Heh, Ed? Gimana-gimana, lancar ujian lu tadi?" Sapa Javier yang baru datang dan langsung duduk satu meja dengan Edward.
"(Dengan nada sombong) Hah, masih nanya? Sorry, gue udah belajar kemarin. Jadi aman, semua soal udah keisi."
"Belajar?! Sejak kapan lu pake culture, itu? Lagian, durasi lu kalo belajar berapa lama sih?" Sontak Javier kaget mendengar jawaban Edward.
"Iya, gue belajar kemarin. Yah lumayan lama sih, 10 menit lah kira-kira."
"(Mendengar jawaban Edward, Javier yang kesal sontak menggebrak meja) Lu belajar, apa ngumpulin niat bego?! Yakali cuma 10 menit." Protesnya.
"(Rizal menggelengkan kepala) Bentar deh Ed, bentar. Soal ujiannya tadi totalnya 25. 15 multiplechoice, terus 10nya essay. Sedangkan lu tadi ada kali manggil Ariska 20 kali, sampe dimarahin guru. Terus hasil yang lu kata belajar, apaan?"
"(Menepuk kening) Lu kok bego sih Zal? Ya udah jelas dong, 5 soal tadi gue jawab pake belajar gue yang 10 menit itu." Terang Edward.
"Elu yang bego! Baru bisa jawab 5 soal aja belagu."
"Dih, bodoamat sih."
***
Ujian semester dilaksanakan serempak secara menyeluruh, tak terkecuali SMA 1. Merupakan tempat dimana berandalan bernama Christopher bersekolah, berbeda dengan Javier, wakil ketua dari DoubleE adalah murid dengan berprestasi. Ia selalu menyandang ranking 3 besar disetiap tahunnya, tak jarang dari semua teman sekelasnya memanggil namanya kala ujian berlangsung. Bahkan banyak juga siswa cewek yang sibuk mencari perhatiannya, mulai dari junior sampai senior. Karena selain pintar, dia juga termasuk siswa senior yang populer juga disekolah itu.
Tak banyak bicara, dan selalu humble pada setiap siswa. Merupakan sifat Christopher ketika disekolah, namun berbeda 180 derajat ketika berada diluar sekolah. Dia juga terkenal dengan siswa yang populer dan pendiam, karena Christopher selalu menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca buku diperpustakaan. Dia juga merupakan senior dari orang keras kepala di DoubleE, dan orang itu adalah Kane.
(10 menit setelah jam istirahat berbunyi, seperti biasa Christopher dan salah satu teman sekelasnya selalu menghabiskan waktunya dengan membaca buku diperpustakaan).
"Chris, jika ada 2 orang diantara pilihan dihidup lu yang sekarang. Lu pilih mana, antara pacar sama sahabat?" Celetuk Alan yang duduk disebelahnya sembari membaca buku, yang mana dia juga teman sekelas Christopher.
"(Menoleh) Pertanyaan aneh, jelas pilih sahabat lah. Gue masih belum tertarik sama cewek, yang ada malah bosen hidup gue kalo punya pacar." Timpal Christopher sembari membaca buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]
Teen FictionRocky sontak kaget seketika, lantaran orang yang membuat Alvaro tewas adalah dirinya. Akibatnya setelah insiden itu, ia dengan penuh rasa bersalah, memutuskan untuk pergi meninggalkan kota, dan memberikan tahta kepemimpinan geng itu pada Edward. Nam...