Chapter 23: Still with the same person

5 3 0
                                    

Beberapa hari berlalu, kabar tentang kemenangan TCS atas DoubleE mulai menyebar ke seluruh kota, dan membuat nama besar TCS kian kokoh dipuncak klasemen, dibawah kepemimpinan Edward. Tak hanya didengar oleh kalangan geng lain, berita itu juga sampai ditelinga polisi setempat, yang menyebabkan mereka harus berjaga-jaga disetiap sudut kota selama liburan berlangsung.


Namun disisi lain, hal itu juga merupakan pertarungan terakhir bagi Edward. Karena kemarin, rapat besar kembali diadakan oleh semua anggota TCS, rapat itu berisi tentang pengunduran diri dari Edward, Rizal, Billy, Nino, dan diikuti 5 orang lainnya. Lalu sebagai akhir dari rapat itu, Edward memberikan tahta kepemimpinannya pada Steve, dan Liam sebagai wakil ketuanya. Tak lupa sebagai wakil ketua generasi kelima, Nino juga memberikan amanat pada Steve. Karena pada dasarnya setelah perang berakhir, ia secara sembunyi-sembunyi telah bertemu dengan Christopher dan membicarakan suatu hal penting. Mengenai perjanjian gencatan senjata antara pihak DoubleE, dan TCS. Dengan harapan, agar perang semacam itu tidak terjadi untuk kedua kalinya.

***

(Rabu pagi diliburan sekolah, Edward yang masih terjaga tidurnya tiba-tiba dipaksa bangun oleh mamanya, lantaran ada tamu yang menunggunya diteras rumah. Dan dengan muka bantal, Edward terpaksa berjalan menemui tamu yang dimaksud).


"Javier...." Gumam Edward lirih dengan muka yang sedikit kaget.


"Hai Ed? Baru bangun lu?" Sapa Javier yang masih berdiri diteras


"Ada urusan apa lagi, lu kemari? Gue rasa semua masalah udah selesai, sejak 4 hari kemarin." Timpal Edward datar.


"Iya, lu bener. Tapi gue kelewatan satu hal."


"Hal apaan? Penting?" Tukas Edward remeh.


"Ngomong-ngomong, lu ga nyuruh gue duduk nih?"


"Duduk aja, kalo lu mau."


"Thanks." Refleks Javier duduk dikursi.


"Udah lama ya, gue ga duduk dikursi ini lagi. Lu inget ngga, kapan terakhir gue duduk dikursi ini?" Dengan polos Javier mencoba melempar basa-basi.


"Udah lama kayaknya."


"Dulu sering tuh waktu SMP, pas pulang sekolah kan-"


"Jav, lu ada urusan apa sama gue?!" Potong Edward seraya menagih.


"(Menunduk) Gue... gue mau minta maaf sama lu, Ed."


"Maaf, tentang apaan?"


"Gue selalu ngeliat lu dari sudut pandang yang berbeda, lu selalu dapet perhatian dari semua orang. Gue jadi ngrasa iri aja sih sama lu. Disekolah, lu selalu jadi pusat perhatian cewek-cewek atau cowok-cowok yang ngrasa lu punya sisi keren dimata mereka. Dikalangan temen-temen lu, lu selalu jadi panutan yang diidolakan. Belum lagi dimata Prescilla, lu selalu jadi prioritasnya dia dibanding gue."


"Tiap kali gue berada dideket lu, entah kenapa posisi gue ngrasa tersingkir sedikit demi sedikit. Karena banyaknya orang baru, yang nyoba buat deket sama lu." Terang Javier.


"Apa maksud lu, jadi prioritas Prescilla?! Gajelas lu."


"Sebelum perang antara gue sama lu dimulai, selisih beberapa hari sebelumnya. Gue nembak Prescilla, ditaman."


"(Mendengar pernyataan Javier, Edward sontak berdiri dan membentaknya) Hah?! Udah gila lu ya?! Dimana otak lu?!"


"Ga habis pikir gue, segitunya ya lu nganggep gue saingan? Lu takut, gue punya rasa ke Prescill? Lagian apa urusannya lu nembak dia, dengan lu nyerang temen-temen gue? Lu kenapa jadi brutal, sekarang? Gue ada masalah apa sih, sama lu?" Tukas Edward penuh emosi.


"Lu tenang aja Ed, lu nggak salah disini. Cuma gue aja yang bego jadi orang, lagian gue juga ditolak kok sama Prescilla." Sahut Javier yang mencoba meredam emosi Edward.

EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang