Besoknya setelah mengalami pengeroyokan, Edward terpaksa pergi ke sekolah dengan muka yang berantakan. Dan kini hubungannya dengan Prescilla juga semakin berantakan, lantaran kejadian kemarin. Namun disisi lain, rapat akan diadakan nanti malam, antara petinggi TCS dengan Taring Emas. Edward memberi kepercayaan penuh kepada Billy, sebagai perwakilan atas dirinya. Ia juga berpesan jangan sampai ada pertarungan ketika rapat berlangsung.
***
(Jam istirahat diatap sekolah, seperti biasa Edward selalu menghabiskan waktu istirahatnya dengan mengamati aktivitas siswa dari atas gedung. Dengan ditemanin Rizal, dan Javier).
"Lu kok ngga ngasih tau gue sih, kalo kejadiannya kayak gini?" Celetuk Javier.
"Prescilla kemarin bilang ke gue, kalo lu sibuk." Tukas Edward datar.
"Iya emang gue ada urusan bentar, tapi gue ga nyangka kalo endingnya kayak gini."
"Udah lah Jav, yang penting mereka ga nyentuh Prescilla. Bagi gue itu masalah yang besar." Terang Edward menenangkan Javier.
"Taring Emas....."
"(Menyilangkan tangan) Lagian lu kalo ikut fight, gue jamin lu juga ga guna disana." Potong Rizal menatap Javier dengan remeh.
"Hmm... gimana kalo sekarang, lu fight sama gue?" Tantang Javier yang tersinggung dengan perkataan Rizal.
"Heh!! Bisa ga sih, lu berdua akur? Gue dikelas dikejar Ariska, sama Stevy. Eh, disini lu berdua malah mau berantem."
"Kalo gaada Edward, abis lu sama gue." Pungkas Javier yang kemudian beranjak pergi.
"Kapanpun kalo lu mau datengi gue, secara pribadi." Timpal Rizal dengan tenang.
(Entah ada alasan apa, Rizal tiap bertemu Javier selalu bersitegang antara satu sama lain. Seakan Ia mencium bau busuk tentang dia. Dan dilain sisi, Edward juga tak henti-hentinya melerai mereka tiap bersitegang satu sama lain).
***
(Sore hari ditaman, Prescilla duduk sendirian merenung dibangku taman dengan memegangi skateboard kesayangannya. Dan ditengah lamunannya, salah satu teman komunitasnya berjalan kearahnya, dan mencoba menenangkannya dengan mengajaknya berbicara).
"Lu kenapa sih Cill? Gue liat daritadi merenung mulu." Celetuk Bagas yang berjalan menghampirinya dan duduk disampingnya. Ia juga merupakan teman komunitas skateboardnya Prescilla.
"Eh Gas, ngga kok gue gapapa. Cuma kecapean aja tadi, abis main skate." Elak Prescilla dengan berpura-pura melempar senyum.
"(Mengangkat dagu) Gue udah hafal lu dari dulu, jarak rumah gue sama lu juga ga jauh-jauh banget. Kita pernah satu SMP yang sama, menurut gue ga etis aja kalo lu boongin gue." Terang Bagas.
"........" Prescilla menunduk diam tanpa memberi jawaban.
"Gue udah denger berita akhir-akhir ini. Tentang Edward yang berantem buat ngelindungin lu, dan nglawan orang-orang itu sendirian."
"Gue ngrasa ga adil aja, jika lu marahin dia, terus lu ngejauh cuma gara-gara hal itu. Dia temen lu dari kecil, sama kayak gue." Imbuh Bagas.
"Itu urusan gue, meskipun lu temen gue dari kecil. Gue gamau lu masuk dalam urusan gue, itu pribadi gue." Tukas Prescilla dengan tegas.
"(Menghela nafas) Hmm.... Gue daridulu selalu ngeliat lu jalan sama Javier dan Edward, kalian bertiga selalu bareng-bareng kemanapun. Tapi lu sadar ga sih, ada sesuatu yang spesial disitu?"
"Iya, persahabatan kami spesial."
"Cill, Edward suka sama lu." Pungkas Bagas dengan tenang.
"Hah? Ahahahahahaha...... ngaco lu ah." Prescilla tertawa sambil menepuk pundak Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]
ספרות נוערRocky sontak kaget seketika, lantaran orang yang membuat Alvaro tewas adalah dirinya. Akibatnya setelah insiden itu, ia dengan penuh rasa bersalah, memutuskan untuk pergi meninggalkan kota, dan memberikan tahta kepemimpinan geng itu pada Edward. Nam...