21. calon papa

535 65 11
                                    

"Lia mana Har?" tanya Mamanya karena pagi ini mereka sarapan kembali tidak menemukan Lia.

"Dia berangkat duluan lagi?" tanya Naya

"Nanti kamu susulin ke studionya, kamu bawain dia makanan, kasian kondisi Lia lagi gak bagus belakangan ini. Kakek khawatir dia kenapa-napa" ujar kakeknya

Disaat keluarganya yang lain mempertanyakan Lia, Joni justru memperhatikan ekspresi Hario. Adiknya itu hanya menunduk dan menyantap makanannya pelan-pelan, ia bahkan tak merespon ucapan mama, kakek dan Naya.

"Hubungan lo sama Lia baik-baik aja kan?" tanya Joni to the point, memang bisa dibilang Joni itu peka dan bisa membaca ekspresi

Hario seketika mendongak, menatap Joni yang duduk berseberangan dengannya "Kenapa nanya gitu?"

Joni tersenyum miring "Jadi bener? lo lagi ada masalah sama istri lo?"

Hario mendengus kesal, padahal ia sudah berusaha untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya, tapi tetap saja Joni bisa tau

"Aku mau cerai sama Lia, kek" ucap Hario tiba-tiba sambil menatap kakeknya.

Tentu saja ucapan lelaki itu membuat semua anggota keluarganya melongo, mereka kaget bukan main.

"Loh, loh? kalo ada masalah rumah tangga itu selesaiin masalahnya, bukan hubungannya" nasehat kakek.

"Kamu jangan kayak anak kecil Hario, kamu pikir pernikahan itu main-main apa?" imbuh mamanya.

"Belum tiga bulan nikah udah minta cere? gada otak lo emang! istri lo baik begitu mau lo ceraiin? Hario dimana akal sehat lo?! apalagi lo mau jadi bapak, plislah bersikap dewasa dikit!" cerca Joni panjang lebar.

"Jadi bapak?" Hario mengulang perkataan Joni barusan "Lia bahkan gak hamil, jadi bapak apanya? lo kalo ngomong jangan sembarangan" Hario meninggikan intonasi suaranya, ia tidak suka mendengar perkataan sok tau Joni

Joni berdecih "Gue udah nikah duluan dari lo, Naya dulu waktu hamil Joanna persis kayak Lia, mual-mual tiap pagi sama malem" jelas Joni

"Bener, aku sama Joni bahkan udah prediksi itu" imbuh Naya menyetujui suaminya

"Lia cuma Maag, kalian gak usah mikir macem-macem. Lia gak mungkin hamil"

"Pokoknya aku mau cerai, aku sama Lia udah gak cocok. Bahkan dari awal kita emang gak cocok" Lanjut Hario menggebu-gebu

"Apa-apaan kamu Hario!" bentak mamanya.

"Loh? yang penting aku kan udah menuhin keinginan kakek yang katanya keinginan terakhir dia itu kan? tapi kakek masih hidup sekarang sama kita? jadi wajar dong kalo aku mau cerai sama Lia, toh juga kakek gak jadi meninggal"

Kakeknya berdiri lalu menghampiri Hario

PLAK!

Satu tamparan kencang mendarat di pipi Hario "Saya pilihkan kamu jodoh yang baik, tapi kamu malah menyia-nyiakannya. Perempuan seperti apa yang kamu cari didunia ini?" tanya kakek, pria itu menatap Hario tajam.

"Saya menyesal, menyesal dulu terlalu memanjakan kamu. Hingga kamu tumbuh menjadi lelaki tak bertanggung jawab. Jangan egois Hario, jangan buat hati kamu buta hanya karena ingin memenuhi ego kamu." lanjut kakeknya menasehati.

******

"Lo kenapa semalem nelpon gue Li?" Tanya Karina saat pagi ini ia dan Lia sama-sama berada diruang makeup.

Iya, jadi orang yang Lia telpon semalam untuk menjemputnya adalah Karina, sahabatnya itu mengantar Lia pulang kerumah orang tuanya, bukan kerumah Hario.

Marry You Isn't a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang