18. back to home

614 61 17
                                    

+6285739xxxxxx
Hi kak, ini aku Rania.
No aku kenapa di blokir kak?
Kak hario kapan pulang?
Miss u kak
Jangan lama2 pulangnya
See you verry soon kak <3

Pukul 8 malam waktu Barcelona Hario duduk dikursi teras kamar hotelnya sembari memijit pelipis karena mendapat beberapa pesan masuk dari Rania saat ia tengah mengemasi barang-barang tadi.

Padahal nomor perempuan itu telah ia blokir beberapa hari lalu agar Rania tidak memenuhi fikirannya, tapi perempuan itu seolah tak kehabisan akal dan kembali menghubunginya dengan nomor lain.

"Har, lo ngapain duduk disitu? Udah selesai packing belum?" Tegur Lia yang baru ngeh kalau Hario sudah tidak ikut mengemasi barang bersamanya lagi.

Hario yang dipanggil langsung menoleh, ia mengisyaratkan Lia agar mendekat. Karena penasaran Lia menurut untuk mendekati lelaki itu, dapat Lia lihat raut wajah Hario lagi-lagi menjadi murung.

"Lo kenapa Har?"

Hario tidak menjawab, namun tangannya menarik Lia hingga perempuan itu jatuh terduduk menyamping diatas pangkuannya. Buru-buru Hario memeluk Lia, mencari kenyamanan untuk sejenak sembari menghirup aroma tubuh istrinya itu, yang beberapa hari belakangan mampu membuatnya tenang.

Lia merasa ada yang tidak beres dengan Hario, namun ia ragu untuk bertanya lebih jauh, takutnya emosi lelaki itu belum stabil, jadi Lia hanya diam dan membiarkan Hario memeluknya, sesekali ia juga mengusap punggung lelaki itu berharap sedikit membantu membuatnya merasa tenang.

"Rasanya gue gak mau pulang, gue lebih tenang disini sama lo" ucap Hario setelah beberapa lama mereka diselimuti keheningan.

Diam-diam Lia mengulum senyum mendengar Hario berucap demikian, namun detik berikutnya ia langsung menepis pikiran konyol yang sempat terlintas dikepalanya, fikiran konyol semacam ia senang karena Hario merasa nyaman bersama dengannya dikota ini.

"Kenapa gitu?" tanya Lia

Hario melepas pelukannya dan beralih menatap wajah Lia sambil tertawa pelan "Gue gak tau gimana asal mulanya bisa baikan sama lo, padahal beberapa minggu yang lalu kita kan masih musuhan"

"Ya kan kita baikannya baru pas disini, nanti pas balik pulang lo bakal jahat lagi gak sama gue?" balas Lia yang juga ikut terkekeh

"Dih? emang selama ini gue jahat sama lo?"

"Jahat tai, lo jahat banget. gak sadar apa?" Lia kesal dan mencubit dada lelaki itu gemas, namun hanya dibalas dengan tawa oleh Hario.

"Gue harap kedepannya kita bisa jadi temen Li" Hario mengangkat satu jari kelingkingnya dihadapan Lia. selama beberapa detik Lia hanya diam memandangi tangan Hario, baru setelahnya ia menautkan jari kelingkingnya dengan milik lelaki itu.

"haha temen katanya?" batin Lia tertawa miris

"Udah ah, gue mau lanjut packing dulu" Lia berdiri dari pangkuan lelaki itu dan kembali masuk kedalam kamar berniat melanjutkan mengemasi barang-barangnya.

Tapi sepertinya Hario tidak akan melepaskan Lia begitu saja, ia buru-buru menutup pintu teras dan mengekori perempuan itu, alih-alih membantu Lia packing, Hario malah hanya mengganggunya bahkan sesekali menggoda Lia.

"Li ini malem terakhir disini loh" ucap Hario, ia mengikuti Lia kesana kemari.

"Ya trus kenapa?" saut perempuan itu seraya memasukkan beberapa sisa barang mereka kedalam koper.

Hario menggaruk kepalanya yang tak gatal "Yaaa gapapa sih"

"Yaudah sana lo tidur jangan gangguin gue kalo gak mau bantuin" ketus Lia

Marry You Isn't a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang