33. born day

817 81 27
                                    

Besok paginya, mata Lia mengerjap pelan saat merasakan usapan halus menyapa permukaan perutnya. Lia yang posisi tidurnya menyamping pun menoleh sekilas dan baru mengingat kalau semalam ia tidur dengan Hario. Dan posisinya pagi ini Lia tidur memunggungi Hario.

Jadi sudah dipastikan pagi ini Hario adalah pelaku yang mengelus permukaan perut Lia yang mulai kencang. kulit dada Hario yang telanjang bergesekan dengan punggung Lia yang juga telanjang membuat desiran hangat mengalir dalam tubuh Lia.

"Udah bangun?" Tanya Hario

"Udah, keganggu gara-gara lo"

Lelaki itu malah terkekeh. "Lagi nungguin, kok dia gak aktif-aktif?"

"Biasanya nanti, habis sarapan"

"Oooo jadi baby nendang-nendang Mama kalo habis sarapan? Happy ya kalo abis makan?" Hario bicara pada perut Lia dengan nada seolah ia tengah bicara dengan seorang anak kecil.

Lia merubah posisinya jadi terlentang, lalu menarik bedcover untuk menutupi tubuhnya dan Hario. "Udah sana lo mandi" Lia mengusir Hario. Agar Hario tidak melihat wajah Lia yang memerah karena perlakuan lelaki itu.

Singkat cerita, Lia dan Hario kini sama-sama sudah duduk dimeja makan, menikmati sarapan mereka seperti biasanya, Hario asik dengan sarapan dan ponsel ditangannya, sementara Lia ya hanya fokus makan.

Saat tengah menikmati sarapannya, Lia merasa ada yang tidak beres dengan perutnya, kali ini perut Lia terasa agak kendor, tidak kencang seperti biasanya, dan juga, ia merasakan bayinya mulai menendang dan bergerak sangat aktif pagi ini.

Tanpa sadar Lia meringis dan didengar oleh Hario, membuat perhatian lelaki itu jadi teralih pada Lia yang duduk didepannya.

"Lo kenapa Li?" Tanya Hario khawatir.

"Gapapa, cuma agak nyeri aja ditendang"

Mendengar itu Hario mendadak sumringah, ia berangsur mendekati Lia dan bersimpuh dihadapan Lia yang duduk menyamping dimeja makan.

Hario meletakkan kedua tangannya diatas perut Lia, mengusapnya pelan "Yaampun kuat banget nendangnya" Hario terlihat sangat bahagia merasakan gerakan aktif bayinya dalam kandungan.

Hario mengusap-usap perut Lia, kemudian menunduk untuk mengecup perut itu. "Sehat-sehat ya Nak, Papa udah nggak sabar nunggu kehadiran kamu"

Lia yang melihat adegan haru itu tak kuasa menahan senyumnya, ia sangat sangat sangat bahagia melihat Hario banyak berubah belakangan ini.

"Baik-baik dirumah, jangan nyusahin Mama, Papa harus kerja dulu, ntar malem nendang lagi ya?" lanjut Hario sebelum akhirnya kembali berdiri.

"Gue berangkat ya Li" Pamit Hario, ia agak canggung mengatakan ini, karena sebelum-sebelumnya Hario tuh gak pernah pamitan sama Lia kalau mau berangkat kerja. biasanya ya dia tinggal berangkat aja.

Lia mengangguk dan ikut berdiri. "Iya, hati-hati"

"Kita kayak pasangan suami istri beneran ya?" kekeh Hario.

"Kan emang iya?"

Hario menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Maksud gue, lebih baik sekarang daripada sebelum-sebelumnya"

Lia hanya mangut-mangut malu.

"Yaudah, gue berangkat" Hario mengusak pucuk kepala Lia sebelum akhirnya melangkah meninggalkan Lia sendirian dirumah.

Sepeninggal Hario, Lia langsung jingkrak-jingkrak sampai Lupa kalau dia lagi hamil tua. "Yaampun itu tadi beneran? kenapa Hario jadi manis banget sama gue?" monolognya kegirangan

Marry You Isn't a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang