22. kembalinya masalalu

468 58 26
                                    

"Heh tolol, udahan anjing, lo udah minum terlalu banyak" Naresh merebut paksa gelas minuman yang hendak Hario tenggak untuk yang kesekian kalinya.

Setelah mengetahui Lia hamil, Hario benar-benar stress, ia tidak bisa menerima Lia harus hamil karena hal itu bisa mempengaruhi rencana perceraian mereka. Maka untuk menenangkan fikirannya malam ini Hario dan ketiga sahabatnya mencari hiburan disebuah club ternama di ibu kota.

"Au nih, pulang sono udah jam 11, ntar lo dicariin bini lo" Jinar meledeknya karena belakangan setiap Hario nongkrong lelaki itu pasti selalu ditelpon kalau belum pulang jam 11.

Hario tersenyum kecut mendengarnya, meski sudah sempoyongan tapi lelaki itu belum kehilangan kesadarannya "Gue bentar lagi mau cerai anjir"

"Si goblok!" Juna melempar wajah Hario dengan kentang goreng "Lo baru nikah tiga bulan bodoh, apa-apaan mau cerai aja?"

Hario terkekeh melihat ekspresi kaget teman-temannya "Perjanjian nikah gue sama Lia emang cuma tiga bulan" Setelah itu raut wajah Hario menjadi murung "Tapi gue sekarang lagi dalam masalah..."

"Masalah apa?" tanya Naresh.

"Lia hamil"

Kompak ketiga temannya mengelus dada sambil mengucapkan umpatan sumpah serapah mendengar pengakuan sohibnya yang satu itu.

"Astaga astaga astaga, semoga nanti kalo gue punya anak cewek dijauhkan dari laki-laki predator kayak Hario" Jinar mengelus dadanya berkali-kali, agak lebay.

"Gue bingung mau ngatain lo pake bahasa kasar apalagi Har" Naresh bahkan geleng-geleng kepala

"Ni orang mau dijadiin tumbal pesugihan pun setan pasti bakal nolak, soalnya kelakuannya lebih setan daripada setan" Ucap Juna tak habis fikir

Hario mendesah panjang sambil mengusak rambutnya frustasi "Lo pada bisa gak sih kasi gue solusi? bukan malah mojokin gue gini bangsat!"

"Heh kocak, lo sadar gak sih semua masalah ini terjadi karena diri lo sendiri, lo mempermainkan pernikahan, lo yang hamilin Lia tapi lo sendiri yang bingung. Kalo lo gak mau ngehadepin semua masalah ini dengan gentle, harusnya dari awal lo gak ngelakuin hal bodoh ini, apa-apaan lo bikin perjanjian pernikahan cuma tiga bulan, tapi lo nidurin Lia, lo hamilin istri lo, dan sekarang dia hamil mau lo ceraiin, dimana akal sehat lo?" Naresh memarahi Hario, meski suara musik club cukup keras, namun suara Naresh masih terdengar karena lelaki itu bicara dengan nada tinggi.

Hario menunduk "Ini juga diluar rencana, gue khilaf, gue gak tau kalo bakalan jadi"

"Sekarang gue tanya, lo berapa kali nidurin Lia?" Tanya Juna.

Namun lengan Juna langsung disenggol sama Jinar "Heh? lo ngapain nanya begituan goblok" bisik Jinar ditelinga Juna

"Sst, udah lo diem aja dulu" balas Juna.

"Gue gak inget lah berapa kali anjir, pokoknya sering deh" Jawab Hario

BRAK!

Juna menggebrak meja yang membuat ketiganya kaget "Nahkan, mana ada orang khilaf berkali-kali sampe gak bisa ngitung? itu khilaf apa doyan?"

"Lagian ya, kalo lo udah ngerencanain perjanjian nikah kayak gini harusnya lo tau batasan Har, harusnya lo gak berbuat terlalu jauh sama Lia, atau kalo lo masih mau ena-ena minimal pake pengaman lah tolol!" ujar Jinar yang ikutan kesal mendengar kebodohan Hario.

"Tapi Lia udah minum pil pencegah kehamilan, gue juga gak ngerti kenapa tetep bisa kebobolan"

"Bibit lo tokcer berarti Har" saut Jinar "Tapi tetep aja lo brengsek kalo lo ceraiin Lia disaat dia hamil anak lo"

Marry You Isn't a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang