24. cemburu?

541 75 29
                                    

Pagi-pagi sekali Hario sudah dibuat mengumpat karena bel rumah Lia terus berdenting berulang kali.

"Ni pembantu pada kemana si? masa bel bunyi gak ada yang ngeh" Lelaki itu ngedumel saat berjalan menuju pintu utama untuk membukanya.

Rumah Lia di pukul 7 pagi tampak sunyi seperti tanpa penghuni, para asisten rumah tangga tidak nampak satupun batang hidungnya.

Mama Lia dan Opa juga tidak kelihatan, mungkin sudah berangkat ke kantor, fikir Hario. Kalau Lia? jangan ditanya, perempuan itu masih molor.

Untung saja tadi Hario bangun untuk minum air ke dapur, jadi ia bisa dengar suara bel rumah bunyi.

Cklek!

Begitu Hario membuka pintu rumah, ia spontan merotasikan bola mata saat mengetahui siapa yang bertamu kerumah Lia pagi-pagi.

Begitu Hario membuka pintu rumah, ia spontan merotasikan bola mata saat mengetahui siapa yang bertamu kerumah Lia pagi-pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak punya etika ya bang bertamu ke rumah orang pagi-pagi buta?" sarkas Hario

Namun, Bian yang berdiri didepan pintu itu hanya tersenyum merespon ucapan Hario.

"Eh abang supir taksi yang waktu itu kan? Kok bisa ada disini bang?" Bian sejatinya sudah tau Hario itu suami Lia, hanya saja dia memang sengaja ingin menguji kesabaran Hario yang setipis tisu dibagi sepuluh.

"Kurang ajar! udah dibilang gue suaminya Lia, lagian lo ngapain dateng kerumah bini gue pagi-pagi hah?" semprot Hario, jelas saja dia masih kesal dikatain supir taksi.

"Lia aja gak marah gue kesini, kok lo yang sewot?"

"Heh! kata siapa Lia gak mar—"

"BIANNN!!" Ucapan Hario terpotong oleh teriakan girang Lia yang berasal dari belakangnya.

Perempuan itu melewati Hario begitu saja dan menghampiri Bian, bahkan Lia mengacuhkan keberadaan Hario.

"Hai Li, kamu baru bangun?" tanya Bian lembut, tangannya terulur mengusap pucuk kepala Lia.

Hario yang melihat itu melotot "Gak usah pegang-pegang!" ia menepis tangan Bian yang mengusap kepala istrinya.

"Iya aku baru bangun" saut Lia. Masih mengabaikan Hario tentunya.

"Gimana tidurnya? nyenyak?"

Lia mengangguk dengan senyuman mengembang di bibirnya.

"Oh iya, kemarin kan kamu cerita di chat pengen makan takoyaki, ini aku bawain buat kamu." Bian menyerahkan tas makanan yang berisi takoyaki dan juga beberapa makanan lainnya.

Padahal Lia ceritanya di grup agensi model, tapi malah Bian benar-benar membawakan takoyaki untuknya. gak apa-apa sih, lumayan sambil test kesabaran Hario.

"Yaampun Bi, repot-repot, masih pagi juga kamu effort banget deh. Makasi ya" Lia mengambil makanan yang Bian berikan, sekaligus ingin sedikit menyentil Hario. Kali aja lelaki itu tersindir.

Marry You Isn't a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang