20. baby is coming

609 67 16
                                    

"Huek!"

"Huek!"

"Huek!"

Mata Hario mengerjap setelah mendengar suara muntah disekitarnya. dan begitu ia melihat kesamping, Lia sudah tidak tidur disebelahnya.

"Li?" Hario buru-buru turun dari ranjang dan memakai kembali boxernya sebelum menghampiri Lia kedalam kamar mandi

"Astaga Lia! lo kenapa?" Hario makin kaget setelah mendapati Lia terduduk lemas dilantai didepan watafel dengan kepala menyandar ke dinding.

Hario menggendong Lia kembali masuk kedalam kamar dan menidurkan perempuan itu ditempatnya semula.

"Pusing Har, perut gue juga gak enak kayak di aduk-aduk jadi mual" ujar Lia dengan suara lemasnya.

Hario menarik selimut hingga sebatas dada Lia, lantas ia duduk disebelah perempuan itu.

Hario jadi merasa bersalah, satu bulan belakangan setelah mereka pulang dari spanyol, Hario benar-benar menggempur Lia hampir setiap hari. Mungkin Lia kecapekan karena meladeninya terus, fikir Hario.

"Maafin gue ya, Li. Lo jadi kecapean gini" Hario mengusap-usap pipi Lia.

"Gue mandi dulu, abis itu mau beliin lo bubur. Biar maag lo gak makin parah" lanjut Hario.

Lia tersenyum, jika dibandingkan dengan dulu, Hario yang sekarang jauh lebih baik. Kalau yang dulu sangat menyebalkan dan tengil.

"Gak kerasa, perjanjian kita tinggal dua minggu lagi" ucap Lia tiba-tiba

"Oh ya? gue sampe gak sadar"

"Gue bakal kangen sama lo Har"

Hario terdiam, wajahnya tak menampilkan ekspresi apapun. "Gue mandi dulu, Li"

******

Siang ini kondisi Lia sudah jauh membaik dari tadi pagi, Hario pun telah meninggalkannya kekantor. Jadi Lia hanya dirumah dengan Kak Naya, Joanna dan beberapa ART, Hario melarang Lia pemotretan dulu hari ini, katanya Lia harus istirahat. Jadi ya dia nurut saja.

Namun tampaknya berada dirumah tak membuat Lia merasa tenang, nyatanya perempuan itu tengah dilanda rasa gelisah, ia mondar mandir didalam kamar, bingung memutuskan untuk membuka sebuah aplikasi didalam ponselnya atau tidak?

"kalo gak dibuka gue gak bakal tau" monolog Lia meyakinkan dirinya sendiri.

Maka dengan yakin akhirnya perempuan itu membuka suatu aplikasi didalam ponselnya, aplikasi penentu jadwal datang bulan.

Tubuh Lia semakin berkeringat dingin ketika mengetahui dirinya sudah telat datang bulan sejak tiga minggu yang lalu.

"Kenapa bisa lupa?!" Lia memukul kepalanya, merutuki kecerobohannya yang tidak sadar sudah telat tiga minggu.

"Nggak, pasti bentar lagi gue bakal dateng bulan. Itu gak mungkin terjadi karena gue terus minum obat" Lia tetap menepis pikiran buruknya.

Lagipula ia terus mengkonsumsi obat setiap usai berhubungan dengan Hario, jadi gak mungkin kan kalau jadi? Meski demikian, kemungkinan buruk itu selalu ada, karena jika diingat ia dan Hario benar-benar setiap hari havesex tanpa pengaman.

tok tok tok!

"Permisi non?" Lia tersadar dari lamunannya ketika salah satu pembantu memasuki kamarnya.

"Ya"

"Ini pesanan non, dua jenis yang berbeda" Pembantu itu menyerahkan sebuah kresek hitam pada Lia yang isinya dua jenis testpack yang berbeda.

Marry You Isn't a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang