30. apologize

567 73 29
                                    

Hario berdiri didepan kamar Lia, ragu-ragu untuk mengetuk pintunya, karena jujur saja ia masih merasa bersalah pada perempuan itu.

Cklek!

"Ngapain lo disitu?" Lia yang baru keluar dari kamarnya menatap Hario aneh, karena lelaki itu berdiri didepan pintu kamarnya dan kelihatan kikuk sekarang.

Hario bingung harus mulai bicara darimana, ia menggaruk pelan kepalanya yang tak gatal "Eum, gue mau nepatin janji"

Alis Lia mengerut "Janji apa?"

"Gue belum bawa lo jalan ke pantai naik motor"

"Oh lupain aja, gue juga udah gak pengen" Lia hendak pergi dari hadapan Hario tapi lelaki itu menahan tangannya, menatap Lia berbeda dari biasanya.

"Gue udah minjem motor Joni, ayo?" Hario menunjukkan sebuah kunci motor ditangannya.

Bahkan kini tutur kata Hario tidak ketus seperti biasanya, membuat Lia semakin bingung dengan sikap lelaki itu, sebenarnya Hario ini kenapa?

"Lo aneh Har. Sebenernya lo kenapa? gak biasanya kayak gini"

Hario menghela nafas pelan "Gue minta maaf... kalo kata-kata gue tadi pagi nyakitin hati lo"

Lia terdiam sejenak, apa itu barusan yang didengarnya? maaf? seorang Hario Bayu bisa mengucapkan kata maaf?

"Ppffttt HAHAHAHHAAHA" Lia tertawa kencang, membuat Hario bingung kenapa perempuan itu tertawa padahal tidak ada yang lucu

"Ini beneran gue gak salah denger? lo baru aja minta maaf sama gue?" tanya Lia setelah tawanya mereda, mata perempuan itu sampai berair saking lucunya mendengar Hario minta maaf.

"Seorang Hario Bayu minta maaf adalah sebuah hal paling mustahil didunia ini, harus masuk 7 keajaiban dunia sih ini" lanjut Lia dengan sisa tawanya.

"Sumpah gak lucu ya Li" Hario malah menatap Lia datar, ia mengumpulkan niat minta maaf itu susah payah tapi Lia malah menertawainya.

Melihat raut wajah Hario yang serius Lia langsung berhenti tertawa. Malah ia balik menatap Hario dengan ekspresi tengil "Lagian lo ngapain tumben minta maaf sama gue? emang kata-kata lo itu dari dulu selalu nyakitin hati gue tau, gak sadar ya?"

"Yeu udah bagus gue mau minta maaf" balas Hario gak mau kalah

"Kalo gak ikhlas minta maaf mah gak usah dilakuin"

"Tapi kali ini ikhlas bego!"

"Yaudah santai aja dong gak usah nyolot—"

"Ssttt udah, gue males ribut" Hario menempelkan jari telunjuknya diatas bibir Lia, menyuruh perempuan itu untuk tidak menanggapi ucapannya. "Jadi, mau kepantai gak?" lanjut Hario sembari menarik kembali jarinya setelah merasa Lia tidak akan mengoceh lagi.

"Eummm gimana ya?" Lia mengatup-ngatupkan jarinya di dagu sok berfikir.

"Ck, kelamaan mikir keburu malem" Tanpa fikir panjang Hario menarik tangan Lia keluar rumah.

"Eh bentar mau ambil jakettt!!!"

******

"Ini mah gak keburu deh sampe pantai, udah mau gelap" Lia yang berada diboncengan Hario menatap langit yang mulai menggelap

Berhubung jarak dari kota ke pantai itu lumayan jauh, jadi pasti tidak mungkin mereka akan sampai dipantai sebelum gelap, apalagi tadi mereka berangkat pukul setengah 6 sore.

"Trus gimana? gak jadi?"

"Ke taman pinggir kota aja mumpung sejalur, kata Yessy disana sungainya estetik trus bisa nonton city light dari atas bukitnya"

Marry You Isn't a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang