Jun memarkirkan motornya di garansi rumah, dia baru pulang setelah berkumpul dengan teman-temannya di markas geng serenity. Dia melepas helm full facenya lalu turun dari atas motor.
"JUN!!"
Jun menoleh ke arah rumah sebelah saat telinganya mendengar suara teriakan Hao, anak tetangga sekaligus temannya. Gadis imut itu melangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah Jun dan mendekatinya.
Gadis berpakaian piyama bergambar keroppi itu menyodorkan dua box plastik kepada Jun. "Mama habis buat dimsum sama tahu mapo lumayan banyak dan Hao disuruh mama buat berbagi sama Jun."
Jun menaruh helmya diatas motor lalu menerima dua box plastik tersebut. "Terimakasih, Hao."
"Sama-sama." Hao menatap Jun dari atas ke bawah. "Jun, baru pulang?" ujarnya bertanya karena melihat Jun masih menggunakan tas dan seragam sekolah yang dibalut jaket.
"Iya."
"Kok baru pulang? ini udah malem loh, emangnya habis dari mana?" tanya Hao lagi.
"Biasa kumpul sama temen-temen," jawaban Jun seadanya.
"Gak tawuran kan?"
Jun menggelengkan kepalanya. "Gak kok."
"Bener, ya? Awas aja kalo bohong."
"Emang kenapa gue gak boleh ikut tawuran?"
Hao menundu sedih. "Hao takut Jun kenapa-kenapa."
Jun menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan tersenyum malu. "Lo khawatir sama gue?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Jun.
Hao mendongak menatap Jun kesal. "Ya iyalah lah. Kitakan teman jadi Hao khawatir, enter kalo Jun kenapa-kenapa Hao gak bisa nebeng Jun lagi pas berangkat sekolah," ujarnya polos.
Jun yang awalnya tersenyum malu langsung meringis dalam diam. Hao khawatir karena dia temannya. Iya, temannya tidak lebih.
"Hao, cepetan pulang!"
Hao menoleh menatap rumahnya, di teras rumah ada mamanya yang tadi menyuruhnya cepat pulang. Jarak rumah Jun dan Hao tidak terlalu jauh jadi mama Hao tidak perlu sampai berteriak untuk memanggil anaknya.
"Iya ma, sebentar." Setelah menyahut panggilan mamanya Hao kembali menatap Jun. "Jun, Hao pulang ya."
Jun mengangguk. "Bilang ke mama kamu ya, terimakasih karena undah bagi-bagi makanan," ujar Jun di tanggapi dengan jawaban 'iya' dari Hao.
Hao kemudian pulang. Jun menatap punggung Hao dan berganti menatap dua box plastik yang dia terima, Jun tersenyum.
"Ciaelah kasian amat lo kak, terjebak hubungan friendzone sama ka Hao."
Jun menoleh kearah teras rumahnya, menatap adiknya, Wen Jongseong atau yang sering dipanggil Jay.
Jun mendekati Jay lalu berbisik. "Mending kena friendzone dari pada lo, cinta beda agama, Ahahahah"
🌺🌺🌺
Ke esoka harinya tepatnya di pagi hari, seperti biasa Jun dan Hao akan berangkat sekolah bersama. Jun menunggu Hao yang sedang mengikat tali sepatu dengan duduk diatas motornya.
Tak sampai lima menit menunggu Hao pun selesai mengikat tali sepatunya. Hao mendekat pada Jun. "Ayo, berangkat!"
"Ayo." Jun memakaikan helm pada Hao dan mengaitkan tali helmya.
"Hati-hati di jalan ya, Jun," peringat mama Xu tiba-tiba muncul dari dalam rumah.
Jun mengangguk dan mengacungkan jempolnya. "Siap tante."
"Ma, Hao berangkat sekolah, ya." Hao berpamitan sambil berusaha naik ke atas motor Jun.
Mama Xu mengangguk. Beliau bersyukur anak gadisnya punya teman seperti Jun yang baik dan perhatian meskipun Jun kadang bertingkat random, setidaknya anaknya aman jika bersama Jun.
Jun menyalakan mesin motornya saat dirasa Hao sudah naik di atas motor, dia membunyikan klaksonnya sebagai tanda berpamitan sebelum akhirnya motor Jun melaju menjauhi dari depan rumah Hao.
Di perjalanan menuju sekolah Jun mengendarai motornya dengan kecepatan pelan agar bisa menikmati perjalanan yang lama bersama Hao.
Hao memajukan wajahnya hingga helm mereka saling menempel
"Jun?" panggilannya cukup keras."Apa?!" tanya Jun yang masih menatap jalan di hadapannya.
"Kayaknya ada yang ngikutin kita deh, " ujar Hao menoleh singkat ke belakang.
"Ngikutin?" Jun menatap kaca sepionnya dan benar saja ada empat orang yang mengikutinya dengan mengendarai motor masing-masing. "Sial... Pegangan yang kuat, gue mau ngebut!" teriaknya memberi instruksi kepada Hao.
Hao mengeratkan pelukannya saat Jun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Jun sesekali menoleh ke belakang guna melihat empat orang yang mengikutinya. Mereka adalah musuh dari geng Serenity, gengnya dan juga teman-temannya. Jika dia sendirian Jun dengan senang hati melawanya, tapi saat ini dia sedang bersama Hao jadi ia memilih menghindar.
Yang Jun takuti adalah jika mereka melihat wajah Hao, gadis imut itu bisa terkena masalah dan menjadi incaran musuh untuk menjatuhkannya.
Melihat ada jalan pintas Jun membelokkan motornya dengan cepat. Dia bersyukur karena setelah motornya berbelok sebuah truk langsung menghalangi jalan pintas yang dia lewat sehingga musuhnya kehilangan jejaknya.
Dan setelah melewati jalan pintas, beberapa menit kemudian mereka akhirnya sampai di area sekolah. Jun memarkirkan motornya diarea parkiran.
"Uhuuu!! lihat pasangan yang katanya teman ini. Mereka baru sampai di sekolah lima menit sebelum bel bunyi," ejek Soonyoung yang kebetulan masih nongkrong di parkiran bersama Mingyu dan Seungcheol.
Hao turun dari atas motor. Jun melepas helm full facenya dan juga membantu Hao melepas helmnya.
"Seperti pasangan tapi bukan pasangan," cemlong Mingyu mendeskripsikan kedekatan Jun dan Hao.
Hao menyapa Soonyoung, Seungcheol dan Mingyu sebentar secara bergantian. Dia juga mengucapkan terimakasih pada Jun sebelum pergi ke kelasnya karena bel masuk akan segera berbunyi.
"Lo kenapa? Kaya kesel banget, Jun." Seungcheol memperhatikan raut wajah Jun yang berubah terlihat kesal saat Hao sudah hilang dari pandangan matanya.
Jun turun dari atas motor dan menghelakkan nafasnya kasar. "Empat orang anggota geng sekolah sebelah ngikutin gue sama Hao tadi, untung aja gue bisa lolos."
Seungcheol mengangkat satu alisnya. "Geng NCT?"
Jun mengangguk. "Kalo gue sendirian sih gue bakal lawan mereka, tapi gue bawa Hao jadi gak bisa ngelawan mereka," ujar Jun sambil menggantung helm yang digunakan Hao pada belakang body motor.
"Mereka sempet lihat muka Hao gak?" kini Sooyoung yang bertanya.
"Mereka kayaknya cuma liat matanya aja sih, soalnya Hao gak nutupi kaca helmnya," jawab Jun mengingat Hao juga menggunakan helm full face tanpa menutup kacanya.
"Segaknya mereka gak lihatan full wajah Hao, kalo keliatan bias berabe. Tapi tetep aja, musibah gak ada yang tau. Bisa aja mereka langsung kenal Hao lewat pandangan matanya aja."
Seungcheol dan Soonyoung mengangguk menyetujui ucapan Mingyu yang ada benarnya.
"Dan sarana gue lo mulai hati-hati kalo bawa pergi Hao, Jun. Gue gak mau ada cewek yang kena imbas dari permusuhan antara geng ini," ujar Seungcheol menambahkan.
"Jun yang tampan bak pangeran ini mah selalu menjaga dan memperhatikana Hao," ucap Jun songong.
"Iya, pangeran. Pangeran kodok."
"Sinyal lo, Gyu."
🌺🌺🌺
Maaf kalo ada yang typo🙏 and See you next time 😚👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja [svtgs]
Подростковая литератураSederhana. Kisah ini hanya menceritakan tentang perjalanan cinta di masa-masa remaja♡ Warning ⚠️ Don't copy my story Book GS no B×B #seventeen