43.

1.2K 119 6
                                    

Hujan rintik-rintik membasahi bumi dan juga seisinya. Langit juga terlihat gelap. Jalan trotoar yang suka dilintasi orang-orang yang berlalu-lalang kini terlihat sepi, tapi banyak juga yang menerobos hujan dan menunggu hujan reda di depan toko ataupun di halte.

Seperti Mingyu salah satunya. Meskipun hujan melanda, Mingyu tetap menerobos hujan demi menemui Wonwoo. Dia sudah berjanji akan menemui gadis itu, jadi dia harus menepatinya.

Mingyu melajukan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi agar cepat sampai pada tujuan. Namun, beberapa detik kemudian Mingyu di buat terkejut saat tiba-tiba seorang anak kecil berlari menyebrang jalan dengan membawa sebuah payung. Dengan gerakan refleks, Mingyu berusaha menghindarinya agar anak tersebut tidak celaka. Mingyu membanting stir.

Roda motor Mingyu tergelincir. Kejadian terjadi dengan begitu cepat, Mingyu dan motornya jatuh ke aspal. Suara gebrakan khas orang jatuh dari motor membuat atensias orang-orang yang melihat kejadian barusan berteriak panik.

Mingyu meringis, tubuhnya menghantam aspal dengan keras. Beruntung motornya tidak menimpa tubuhnya. "oh shit..." Padangan Mingyu mulai berkunang-kunang. Dia merasa pening, dia ingin bangkit tapi tubuhnya terasa lemas.

Beberapa orang yang melihat kejadian kecelakaan barusan bergegas membantu Mingyu, tanpa memperdulikan hujan dan memanggil ambulance.

🌺🌺🌺

"Katanya mau nemuin aku, tapi kenapa Mingyu gak dateng-dateng..."

Wonwoo masih menunggu kedatangan Mingyu, dia sangat berharap Mingyu benar-benar datang menemuinya. Gadis itu merenggut sedih, dia ingin cepat-cepat bertemu Mingyu. Wonwoo sangat merindukan kekasih baiknya itu.

"Apa karna hujan Mingyu gak jadi nemuin aku ya?" Tanya Wonwoo pada dirinya sendiri. Tak berselang lama kemudian, gadis itu menghela kan nafasnya dengan menunjukkan raut sedih.

Karena haus, Wonwoo meraba nakas dekat kasur untuk mengambil gelas berisi susu hangat yang telah dibuat kan oleh bibi Gon.

Park!

"Eh?!" Wonwoo terkejut, dia baru saja menyenggol dan menjatuhkan sesuatu yang ia yakini gelas kaca berisi susu hangat. "Ck! Kamu bikin kacau aja sih," rutuknya pada diri sendiri.

Wonwoo bangkit dari duduknya dan berjongkok pelan di sisi kasur, tangan lentiknya berusaha mengambil serpihan gelas kaca yang pecah. Bersamaan dengan itu juga, bibi Gon masuk ke kamar Wonwoo untuk mengantarkan makanan. "Non?"

Mendengar suara bibi Gon, Wonwoo berhenti bergerak. Bibi Gon mendekati Wonwoo, beliau terkejut melihat ada pecahan gelas. Wanita paruh baya itu menaruh nampan makanan yang dia bawa di atas nakas, lalu menarik pelan lengan Wonwoo untuk berdiri. "Non duduk aja ya, biar bibi yang bersihin pecahannya."

Wonwoo memasang wajah bersalah. "Maaf bibi, aku yang memecahkannya."

Bibi Gon menuntun Wonwoo agar duduk di pinggir kasur. "Gak apa-apa non, sebentar ya bibi beresin."

Bibi gon mengambil tong sampah yang terletak di kamar Wonwoo, kemudian membersihkan pecahan gelas tersebut beserta serpihannya. 5 menit kemudian, pecahan gelas itu sudah bersih. Bibi Gon menaruh tong sampahnya di semula dan kembali mendekati Wonwoo.

"Non, Sekarang waktunya makan malam. Bibi suapi ya?" ujar bibi Gon sambil mengambil nampan berisi makanan.

Wonwoo menggelengkan kepalanya pelan. "Aku mau makan sendiri aja bi."

Masa Remaja [svtgs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang