12.

1.5K 160 3
                                    

"Lo di cegat? Sama siapa? Terus gimana kelanjutannya? Lo lawan merekakan?" Bertubi-tubi petanyaan Seungkwan lontarkan saat mendengar cerita kesialan Hao kemarin.

"Hao, lawan lah—"

"Bagus, Lo emang kudu lawan mereka," serobot Jeonghan memotong ucapan Hao.

"Tapi Hao kalah," sambung Hao yang langsung mendapatkan tatapan terkejut dari Jeonghan.

"Kok bisa?"

"Bisalah. Hao, kan manusia, Han."

"Terus gimana?" kini giliran Jisoo yang bertanya.

"Hao, ditolong Jun, Seuncheol sama Mingyu," balas Hao apa adanya sambil menyomot keripik ubi milik Seungkwan.

"Hao, beli sendiri ih! Jangan ambil punya gue," protes Seungkwan.

Hao menatap Seungkwan kesal. "Kok, Kwan pelit sih."

"Gue gak pelit. Gue cuma lagi berhemat aja," jawab Seungkwan enteng.

"Sama aja."

"Biarin."

"Mulai deh, ributnya." Jihoon yang sedari tadi hanya diam fokus membaca novel akhirnya bicara.

Jisoo menggelengkan kepalanya, tersenyum simpul melihat pertengkaran Hao dan Seungkwan, berbeda dengan Jeonghan yang terkesan tidak peduli.

🌺🌺🌺

"WOY ADA YANG JAMBAK-JAMBAKAN DI KANTIN!!"

Seungcheol mengerutkan dahinya saat ada seorang siswa berteriak memberitahu siswa lain bahwa ada kejadian jambak-jambakkan di kantin. Seungcheol yang penasaran pergi ke kantin sekedar untuk melihat.

"Sialan lo! Kalau mau ngehina orang itu ngaca dulu, bego."

"Aak—yak!Lepasin."

Di tengah-tengah kantin, Jeonghan sedang saling jambak-jambakkan dengan Dahyun, siswa kelas IPS 1. Siswa lain yang ada dikantin tidak ada yang berani melerainya karena takut melihat kebrutalan seorang Yoon Jeonghan yang sedang marah. Namun, ada juga yang tidak mau ikut campur ataupun tidak mempedulikan mereka berdua, contohnya kaka kelas.

"Sebelum ngatain tubuh Seungkwan kaya babi seharunya lo sadar diri kalo muka lo aja kaya jablay!" Jeonghan dengan gemas menaril rambut panjang Dahyun hingga lawannya itu memekik.

Sebelum kejadian adu jambak itu terjadi, Dahyun sempat melontarkan candaan mengenai badan Seungkwa dengan mengatainya seperti babi. Jeonghan benar-benar sangat marah, dia tidak terima Seungkwan di samakan dengan babi, sahabat gembulnya itu cantik. Jeonghan tidak mau Seungkwan merasa sakit hati dan insecure karena tubuhnya yang tergolong lumayan gempal.

"Yak! Yoon Jeonghan sialan lepasin gue." Dahyun berusaha melepas jambakan Jeonghan.

"Gue suka pertengkaran ini," cemlong Soonyoung yang tiba-tiba datang entah dari mana bersama anggota serenity yang lain.

"Anjir, Jeonghan brutal banget." Seokmin terkejut melihat kebrutalan Jeonghan.

Seungcheol yang merasa muak karena tidak ada yang berani melerai akhirnya pergi untuk melerai mereka, dia berdiri di tengah-tengah dua gadis yang sedang adu jambak-jambakkan itu.

"Woy, udah stop! Lo berdua gak malu apa diliatin satu sekolah?"

Jeonghan dan Dahyun mengabaikan ucapan Seungcheol. Jeonghan terlanjur gemas dengan Dahyun dan Dahyun sendiri juga sudah terlanjur kesal dengan Jeonghan.

"Ihhhh~ gue gemes banget pengen nampar mulu lo, sumpah!"

"Jeonghan—akh!"

Seungchol yang mempunyai kesabaran tips setipis tissue seperti Jeonghan akhirnya menarik Jeonghan cuku kuat agar melepas jambakannya dari Dahyun.

Nafas Jeonghan memburu dan wajahnya memerah. "Mampus lo, bitch!" umpat Jeonghan pada Dahyun.

Dahyun yang tidak terima hendak menyerbu—lagi—dan mencakar Jeonghan. Namu, Seungchol lebih dulu menghalanginya, laki-laki itu menatap Dahyun nyala lalu menepis tangan Dahyun.

"Lo berdua udah SMA tapi masih aja kaya anak kecil. Kan bisa selesain masalahnya dengan baik-baik, gak usah main tangan." Seungcheol menasehati dua gadis di sisi kanan-kirinya bergantian.

"Gue gak peduli. Gue gak terima tubuh sahabat gue disamain kaya babi. Jaman sekarang kok masih aja body shaming, norak!" balas Jeonghan membela diri dengan menatap tajam Dahyun.

"Tapi gak gini juga, Han. Lo gak bisa main tangan."

Jeonghan menoleh menatap Seuncheol. "Terus gue harus diem aja, gitu? Enak aja. Sahabat gue ngerasain sakit hati karna dibody shaming dan sebagai balasannya gue jambak dia, lah. Biar dia ngerasain sakit walaupun rasa sakitnya gak sebanding sama ucapannya."

Tatapan Jeonghan beralih ke sekeliling kantin. "Buat lo semuanya, jangan sekali-kali mengatas namakan body shaming sebagai candaan. Ucapan yang kalian pikir cuma candaan itu tampa kalian tau bisa nyakitin perasaan orang dan itu bisa juga jadi bibit kebencian buat diri sendiri. Ingat itu," lanjutnya mengingatkan siswa yang lain agar tidak body shaming kepada orang lain.

Suasana kantin yang tadinya ramai dengan suara bisikan-bisikan siswa yang menonton aksi jambak-jambakkan tadi sekarang hening setelah mendengar ucapan Jeonghan yang menang ada benarnya.

Setelah itu, Jeonghan menghampiri Seungkwan dan sahabatnya yang lain lalu mengajak mereka pergi dari kantin, dia sudah tidak nafsu untuk makan.

"Woaw! So amazing." Jun menutup mulutnya dramatis, dia sangat kagum dengan Jeonghan.

Seungcheol diam menatap kepergian Jeonghan dan sahabat-sahabatnya.

"Ceol, makasih udah—"

"Dahyun, lo harus minta maaf sama Seungkwan."

"Kok gue harus minta maaf? Gue gak salah. Gue cuma bercanda—"

Seuncheol menoleh, menatap Dahyun. "Candaan lo melewati batas."

🌺🌺🌺

"AAAAAAAAAAAAA!"

Di rooftop sekolah Jeonghan berteriak keras untuk merilekskan otak yang mendidih dan hati yang bergemuruh. Setelah merasa lega gadis itu menoleh menatap teman-teman yang berdiri di belakangnya, tepatnya menatap Seungkwan.

"Kwan?"

"Hmm?" Seungkwan yang sedari tadi menunduk mendongak menatap Jeonghan.

Jeonghan menghembuskan nafasnya pelan, dia berjalan mendekati Seungkwan dan memeluknya. "Gue tau lo pasti sakit hati karna perkataan Dahyun tadi, tapi percaya sama gue. Lo itu cantik dengan apa adanya, tubuh lo juga bagus jadi jangan insecure, ya?"

Seungkwan membalas pelukan Jeonghan dan tersenyum. "Gue gak apa-apa kok, Han. Gue udah sering denger kata-kata itu jadi udah terbiasa."

Jeonghan melepas pelukannya dan menunjukkan jari kelingkingnya pada Seungkwan. "Janji sama gue, lo gak akan berubah dan tetep jadi diri sendiri."

Seungkwan menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Jeonghan. "Gue janji." Seungkwan berjanji pada Jeonghan.

"Emang, ya. Dahyun tuh gak sadar diri. Ngatain orang kaya babi tapi dianya aja mukanya gak cantik-cantik amat," ujar Jihoon ikut kesal.

Hao mengangguk. "Iya. Muka Dahyun jelek gak kaya Hao yang cantik terus imut. Kwan, juga cantik, imut kaya, Hao."

Seungkwan terkekeh. "Bisa aja lo," balasannya sambil mendorong tubuh Hao lumayan kuat sehingga Hao oleng.

Hao yang tidak terima membalas Seungkwan dengan cara yang sama, dan setelah itu terjadilah aksi dorong-dorongan diantara Hao dan Seungkwan.

Jeonghan tertawa kecil, Jisoo tersenyum manis dan Jihoon menghembuskan nafasnya jengah melihat pertengkaran diantara Hao dan Seungkwan. Tenang, mereka berdua hanya bercanda dan tidak benar-benar bertengkar.

🌺🌺🌺

See you next time!

Masa Remaja [svtgs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang