Di halam rumah keluarga Hong, ada dua sejoli sedang duduk bersama di sebuah ayunan kayu dekat kolam. Mereka adalah Jisoo dan Seokmin.
Semenjak Jisoo sakit Seokmin hampir setiap hari datang dengan berdalil menjenguk. Jisoo pun tak masalah, dia justru senang karena rasa bosannya hilang jika Seokmin ada.
Senyum manis Jisoo terukir indah. Gadis berparas manis itu memperhatikan Seokmin yang sedang menyanyikan sebuah lagu untuknya sambil memaikkan gitar. Jisoo seolah-olah terhipnotis dengan suara merdu Seokmin, dia baru tahu kalau suara Seokmin begitu memanjakan telinganya. Jisoo juga merasa kalau Seokmin terlihat tampan jika sedang bernyanyi, ya walaupun sebenernya Seokmin tampan setiap hari sih.
Seokmin memetik senar gitar yang terakhir untuk mengakhiri nyanyiannya dan Jisoo langsung bertepuk tangan untuk menghargai pertunjukan Seokmin.
Seokmin menoleh menatap Jisoo, laki-laki berhidung bengir itu tersenyum pada Jisoo. "Gimana?"
"Suka! Aku suka banget sama suara kamu, Seok. Suara kamu merdu banget."
Seokmin melebarkan senyumnya. "Beneran?"
Jisoo mengangguk sebagai respons. "Seok, ajari aku main gitar ya?"
"Beneran mau belajar main gitar?" Pertanyaan Seokmin langsung ditanggapi anggukan semangat dari Jisoo. "Oke, ayo gue ajarin."
Jisoo mengeser tubuhnya lebih dekat dengan Seokmin.
Seokmin memberikan gitarnya pada Jisoo lalu ia mulai mengajari Jisoo untuk mengetahui kunci-kunci bermain gitar dengan memeluknya dari belakang. Untuk sementara, Seokmin mengajari Jisoo dengan sungguh-sungguh dan Jisoo pun memahaminya dengan baik. Namun, tak lama kemudian perhatian Seokmin tertuju pada paras manis Jisoo. Gadis di hadapanya saat ini begitu indah di mata Seokmin, laki-laki berhidung bengir itu memperhatikan lekuk wajah Jisoo dengan penuh puja.
Jisoo yang merasa diperhatikan menoleh menatap Seokmin yang tak berkedip. "Seok?"
"...."
"Seokmin?" Jisoo melambaikan tangan kirinya di hadapan Seokmin dan sang empu langsung tersadar dari lamunannya. "Kamu kenapa?" tanya Jisoo heran.
Seokmin gelagapan, dia sedikit menjauh dari Jisoo dan menggaruk lehernya yang tak gatal. Seokmin tertawa awkward. "Gue salah fokus, lo manis banget sih jadi salah fokus gue."
Pipi Jisoo merah merona, gadis itu tersipu. Jisoo mengalihkan pandangannya pada gitar yang ada pada pangkuannya. "Apasih, biasa aja."
"Manis," goda Seokmin lagi membuat Jisoo menatapnya lagi.
"Seokmin gak boleh gitu!"
Seokmin tertawa kecil melihat reaksi Jisoo. "Why?"
"Seokmin~" Jisoo mengerucutkan bibirnya membuat Seokmin gemas.
Gerak-gerik mereka berdua telah diperhatikan dari kejauhan oleh tuan Hong dan juga sekertarisnya yang kebetulan juga sedang berkunjung ke rumah menjenguk Jisoo.
Yunho tersenyum tipis melihat interaksi antara putrinya dan juga Seokmin. Jisoo terlihat sangat bahagia dengan kedatangan Seokmin, bahkan setiap malam Yunho selalu mendengarkan cerita putrinya yang menceritakan tentang Seokmin.
Akan tetapi, senyuman Yunho perlahan luntur mengingat tentang pembicaraannya dengan dokter pribadi keluarga kemarin malam setelah pemeriksaan Jisoo.
"Kondisinya semakin memburuk dan jantungnya semakin melemah, aku tidak yakin dia bisa bertahan lama meskipun dia rutin terapi, maafkan aku.."
"Yunho?"
"Hmm?" Yunho menoleh menatap Seulgi sang sekertaris.
"Kenapa?" Yunho menggelengkan kepalanya pelan untuk menanggapi pertanyaan Seulgi. Duda beranak satu itu kemudian kembali memperhatikan anak semata wayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja [svtgs]
Teen FictionSederhana. Kisah ini hanya menceritakan tentang perjalanan cinta di masa-masa remaja♡ Warning ⚠️ Don't copy my story Book GS no B×B #seventeen