22.

1.4K 148 20
                                    

Suasana di teras rumah Jun terlihat sangat ramai dengan adanya anggota inti serenity squard dan juga sahabat-sahabat Hao. Mereka semua sedang menunggu Vernon dan Seungkwan mengecheck jumlah box makanan untuk di bawa ke panti.

"Berapa semuanya?" tanya Seungcheol pada Vernon yang baru saja selesai mengecheck jumlah kotak makan bersama Seungkwan.

"Semuanya empat puluh kotak makan," jawab Seungkwan.

Seungcheol mengangguk, dia kemudian menatap semua orang yang berkumpul. Karena tidak melihat keberadaan Mingyu dan Chan, Seungcheol pun bertanya, "Mingyu sama Chan belum dateng?"

"Mereka pergi ke toko mainan buat beliin Sunoo mainan," balas Seokmin yang duduk di emperan bersama Jisoo dan Heeseung di pangkuan Jisoo .

"Yaudah, kita berangkat sekarang."

"Kita pergi naik taksi?" tanya Jihoon menghentikan pergerakan yang lainya.

Jun menggeleng. "Kita naik motor, lah. Gue sama Hao, lo sama Soonyoung, Vernon sama Seungkwan, Seokmin sama Jisoo dan Jeonghan sama Seungcheol," jelas Jun yang langsung mendapatkan protesan dari Jihoon dan Jeonghan.

"Gak, ah! Gue sama Jihoon aja. Gue pinjem motor salah satu dari kalian biar gue nyetir sendiri," protes Jeonghan.

"Gue setuju sama Jeonghan. Gue gak mau sama si sipit." Jihoon menyetujui. Gadis mungil itu menatap sinis Soonyoung yang sedari tadi memerhatikannya sambil senyum-senyum sendiri.

"Gue juga gak mau kali boncengin lo!" ujar Seungcheol pada Jeonghan dengan menunjukkan tatapan datar.

Jeonghan mendecih.

"Udah elah, gak usah protes. Buruan kita berangkat sekarang, mumpung cuacanya lagi gak terik banget nih, lo berdua gak liat gue bawa adek?" keluh Seokmin pada Jeonghan dan Jihoon.

"Tapi gue jangan sama si sipit, lah. Gue sama lo aja deh."

"Gak bisa, gue udah sama Jisoo. Heeseung gak mau lepas dari Jisoo." Penolakan Seokmin membuat Jihoon mencebik bibirnya kesal.

"Emangnya kenapa si Ji, gak mau sama gue?"

Jihoon menatap ngeri Soonyoung. "Takut nyusruk, lo bawa motornya kaya mau ngajak mati," jawab Jihoon apa adanya. Gadis berwajah jutek itu masih takut mengingat saat pergi ke rumah sakit diantar Soonyoung, dia hampir jantungan dan mabok gara-gara Soonyoung bawa motornya tidak ngotak.

"Gak akan kok, Ji. Serius, kali ini gue bawanya pelan-pelan." Soonyoung berusaha membujuk Jihoon yang sedang bersilang dada. Jihoon menatap Soonyoung dengan tatapan ragu. "Ayolah, Ji."

Jihoon mendecak pasrah. "Okeh! Gue mau." Jawaban Jihoon barusan membuat Soonyoung ber'Yes' dengan keras sehingga Heeseung yang masih anda di pangkuan Jisoo terperanjat kaget.

"Loh, kok lo mau sih, Ji? Terus gue gimana?" Jeonghan kembali protes.

"Kan, udah gue bilangin kalau lo sama Seungcheol," kata Jun.

Jeonghan mendumel pelan, gadis itu tidak mau tapi apa boleh buat, Jihoon sudah dengan Soonyoung. Jeonghan menoleh menatap Seungcheol yang entah sejak kapan sudah berada di atas motornya.

"Udah ayo!" Ajak Jun pada yang lain.

Sekarang mereka bersiapa-siap berangkat ke panti. Mereka memakai helm terlebih dahulu setelah itu para gadis membawa satu plastik lumayan besar terkecuali Jisoo yang susah karena menggendong Heeseung. Satu plastik yang para gadis bawa itu berisi sepuluh kotak makan.

Jihoon naik ke atas motor Soonyoung dengan susah payah, dia kan termasuk gadis pendek dan motor Soonyoung terlalu tinggi untuknya. Soonyoung yang gemas terkikik geli.

"Apa lo ketawa?!" Serkas Jihoon pada Soonyoung.

"Lo lucu, hahaha~"

Pak!

Jihoon menggeplak lengan Soonyoung cukup kuat sehingga sang empu memekik. "Gak usah ngejek lo, sialan!!"

"Siapa yang ngejek sih, Ji. Gue justru muji lo, loh."

"Gak usah banyak bacot! Buruan jalan yang lain udah jalan. Awas kalau ngebut gue gibeng pala lo!" Ujar Jihoon galak.

"Iya-iya, nih gue jalan." Soonyoung menyalakan mesin motor dan melaju pergi menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu berangkat.

🌺🌺🌺

"PIT! LO BAWA MOTORNYA PELAN AMAT, SIH!!" teriak Jihoon pada Soonyoung. Mereka berdua sedang berada di jalan dan sedang memakai helm jadi Jihoon berteriak untuk berbicara pada Soonyoung yang sedang menyetir.

"KATANYA DI SURUH PELAN-PELAN. YA, GUE BAWANYA PELAN-PELAN, LAH!" balas Soonyoung.

Jihoon memutar bola matanya malas, dia memang meminta Soonyoung untuk membawa motornya dengan pelan-pelan tapi tidak sepelan siput!! Mereka berdua sudah tertinggal sangat jauh dengan yang lain karena Soonyoung benar-benar membawa motornya dengan sangat pelan.

"KITA UDAH KETINGGALAN SAMA YANG LAIN BEGO! CEPETAN—WOY BANGSAT LO, PIT!" Jihoon di buat terkejut karena Sooyoung tiba-tiba melajuka kecepatan motornya tanpa aba-aba, untung saja Jihoon mempunyai refleks yang bagus sehingga dia langsung memeluk erat pinggang Soonyoung.

🌺🌺🌺

Seungcheol, Jun, Vernon, Seokmin dan keempat gadis yang ikut bersamanya sudah sampai di depan gerbang rumah panti asuhan. Mereka masih menunggu Jihoon dan Soonyoung karena mereka berdua belum juga sampai.

"Ini Jihoon sama Soonyoung mana, deh? Perasaan kita berangkat bareng tapi kok mereka belum nyampe juga," cemlong Seungkwan.

Hao yang sedang berusaha membuka permen jelly pemberi Jun tadi membalas, "Kita tunggu aja, sebentar lagi juga mereka da—nah itu mereka."

Kedelapan remaja itu menatap kedatangan motor Soonyoung. Motor hitam dengan sedikit lorek orange itu kemudian berhenti di depan mereka. Soonyoung mematikan mesin motornya dan Jihoon turun dari motor.

"Lo berdua mampir ke mana dulu?" tanya Jeonghan, dia lalu menerima sodoran kantong plastik yang Jihoon bawa.

"Gak mampir ke mana-mana, salahin si sipit yang bawa motornya pelan banget kaya siput," jawab Jihoon dengan berusaha melepas helm yang dipakai.

Soonyoung turun dari atas motor dan merapikan rambutnya. "Kan, lo minta sama gue buat bawa motornya pelan-pelan."

"Tapi gak pelan bange kaya siput!!"

"Salah lagi gue." Soonyoung menghelakan nafasnya kasar.

Seokmin yang anda di sebelahnya menepuk pelan bahu Soonyoung, dia turut prihatin. "Cowok emang serba salah, Soon."

Vernon yang mengabaikan perkataan teman-temannya menoleh menatap ke halaman panti, anak panti satu-persatu mulai keluar dari rumah karena saat ini waktunya mereka bermain.

"Guys, ayo masuk. Anak-anak udah pada kaluar tuh." Vernon mengajak yang lain untuk masuk ke halaman rumah panti dan menghampiri anak-anak yang sedang bermain.

Di saat yang lainnya mulai masuk ke halaman rumah panti, Jeonghan terdiam lebih dulu di tempat dan menatap sekumpulan anak-anak panti yang sedang bermain.

Seungcheol yang akan berjalan memasuki halaman rumah panti menghentikan langkah kakinya. Laki-laki itu menatap Jeonghan. "Mau Sampai kapan lo diem di situ?" Pertanyaan Seungcheol barusa membuyarkan lamuna Jeonghan. "Masuk."

Jeonghan mengangguk pelan, dia lalu berjalan masuk ke halaman rumah panti. Seungcheol yang masuk paling terakhir menutup gerbang panti dan menyusul yang lainnya.

🌺🌺🌺

Double up gak nieh😗?! Chapter selanjutnya agak-agak soalnya 😌

Masa Remaja [svtgs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang