17.

1.5K 152 0
                                    

Bruk!

"BAJINGAN!"

Masih di depan gerbang sekolah, Seungcheol dan anggota Serenity yang lain berkelahi dengan Yuta serta antek-anteknya. Mereka di jadikan bahan tontonan oleh siswa-siswi yang lain dan tidak ada yang berani melerai mereka.

Seungcheol menarik kerah jaket Yuta yang telah jatuh terduduk karenanya agar berdiri lalu memaki, "Goblok lo! main kasar sama cewek!"

Bugh!

Seungcheol memberikan bogeman lagi pada Yuta sehingga laki-laki berdarah Jepang itu oleng dan terjatuh lagi.

"Kalau mau main kasar jangan sama cewek, PUNYA MALU GAK, LO?!" ucap Seungcheol cukup keras.

"APA-APAAN INI, HEY HENTIKAN!!"

Perkelahian di antar squard Serenity dan beberapa anggota squard NCT di hentikan oleh salah satu guru perempuan yang datang dan melerai mereka.

Seungcheol menatap Yuta tajam yang telah kalah darinya, mata dan raut wajah seungcheol memperlihatkan sebuah kemarahan. Nafasnya juga memburu.

"Kalian anak sekolah LSM, kan? Kenapa kalian ke sini? Pergi sana, kembali ke sekolahan kalan. Kalau tidak saya akan melaporkan kalian ke kepala sekolah. Cepat!"

Yuta berdiri, merapikan penampilannya lalu mengajak antek-anteknya pergi. Setelah Yuta dan Squardnya pergi, guru—galak—Kim Seokjin menatap Seungcheol dan para sahabatnya. "Kalian, ikut sayang ke kentor—"

"JEONGHAN!"

Teriakan itu mengalihkan perhatian siswa lain pada Jeonghan yang kini jatuh pingsan dalam pelukan Jisoo.

Entah apa yang merasuk Seungcheol, dia tiba-tiba dengan segera mendekati Jeonghan yang tidak sadarkan diri dan membopongnya bridstyle gadis bar-bar itu pergi ke UKS.

"YA! CHOI SEUNGCHEOL!"

Seungcheol mengabaikan teriakan guru Seokjin dan tetap pergi membawa Jeonghan ke UKS karena di pikirannya saat ini hanya Jeonghan.

🌺🌺🌺

"Eoh, astaga!" Chan yang baru saja membuka pintu ruang kepala sekolah terperanjat kaget melihat kakaknya dan anggota serenity berdiri di dekat pintu berhadapa dengan Kim Namjoon sang kepala sekolah. "Kalian ngapain di sini?" tanya Chan penasaran.

"Nunggu hukuman, Chan," balas Seokmin.

"Lah, emangnya kalain buat salah apa?"

"Mereka berkelahi di depan halaman sekolahan tadi." Bukan anggota squard yang menjawab tapi pak Namjoon yang menjawab. "Kamu ngapain ke sini?" alihnya bertanya mengenai kedatangan Chan.

"Saya di suruh bu Seokjin ngambil surat buat para siswa, pak," balas Chan.

"Oh iya, sebentar."

Pak Namjoon pergi mendekati meja kedudukanya, mengambil setumpuk surat yang telah di persiapkan dan diletakkan di atas meja lalu memberikannya pada Chan.

Chan menerima surat tersebut. "Makasih, pak. Kalau gitu saya panit."

Pak Namjoon mengangguk. Setelah Chan mengambil surat dan pergi, pak Namjoon kembali memperhatikan ke enam murdi yang terlibat perkelahian tadi pagi satu-persatu.

Pak Namjoon berjalan mondar-mandir di hadapan mereka. "Kalian tau kan salah kalian apa?"

Seungcheol dan yang lain menjawab dengan serentak. "Tau, pak!"

Pak Namjoon mengangguk. "Bagus." Beliau berhenti berjalan bolak-balik dan kemudian bertanya, "Bapak mau tanya, kenapa kalian berkelahi tadi pagi?"

"Maaf pak," ucap Seungcheol.

Masa Remaja [svtgs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang