Pagi hari yang begitu cerah, Jeonghan berlari kecil menghampiri ke empat sahabatnya yang lebih dulu berjalan menunjuk gerbang sekolah, dia hari ini tidak membawa skuter kesayangannya karena sedang di service jadi dia berangkat naik taxi.
Gadis itu merangkul pundak Jisoo dan Seungkwan secara tiba-tiba, membuat dua sahabatnya itu terperanjat kaget.
"Ngagetin aja!" dumel Seungkwan, dia meras deja vu dengan apa yang Jeonghan lakukan.
Jeonghan menyengir. "Sorry, Boo."
Seungkwan mencibir dan berakhir mendapatkan cubitan gemas dari Jeonghan.
"Jeonghan~" Seungkwan merengek kesal pada Jeonghan.
"Kwan, Hao geli iwhh~"
Seungkwan menatap Hao datar, lain halnya dengan Jeonghan dan Jisoo yang tertawa mendengar ucapan polos Hao.
"Eh, hari Minggu ke cafe, yuk."
Jeonghan, Jisoo, Seungkwan dan Hao menoleh menatap Jihoon yang tiba-tiba mengajak mereka pergi ke cafe hari Minggu.
Jeonghan mengangkat satu alisnya. "Tumben?"
"Kita udah jarang ngumpul. Itung-itung kita juga menyambut kedatangan Jisoo dengan cara kumpul di cafe terus makan-makan," balas Jihoon sambil tersenyum tipis pada Jisoo.
Jisoo membalas senyuman Jihoon dengan manis, dia senang sekali mendapatkan teman baru yang sangat baik.
Seungkwan mengangguk menyetujui. "Gue mah, ayok aja."
"Iya, Hao ikutan."
"Emangnya lo berdua gak ada latihan hari Minggu?" pertanyaan Jeonghan dituju untuk Jihoon dan Seungkwan. Jeonghan tau mereka berdua di percaya untuk mengisi acara tahunan.
Jihoon dan Seungkwan menggeleng bersama sebagai jawaban.
"Yaudah, hari Minggu di cafe MingMing, gimana?" usul Jeonghan.
"Siap!" seru Seungkwan senang membuat Jihoon menggelengkan kepalanya. Kalau mengajak Seungkwan ke cafe, anak itu selalu mau tapi lain halnya jika Jihoon mengajaknya ke perpustakaan umum. Gadis gembul itu selalu menolak ajakan Jihoon untuk menemaninya ke perpustakaan umum. Menurut Seungkwan, di perpustakaan itu membosankan, padahal dasarnya saja dia menolak karena tidak adanya makanan di perpustakaan.
"YOON JEONGHAN!!"
Merasa terpanggil Jeonghan menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang, sama seperti ke empat sabatnya.
Tubuh Jeonghan membeku saat manik matanya melihat keberadaan Yuta. Nakamoto Yuta. Salah satu mantan Jeonghan yang paling di hindari. Laki-laki berdarah Jepang itu ternyata tidak datang sendiri, ada beberapa temannya juga yang menemani.
Yuta turun dari motornya kemudian berjalan memasuki kawasan sekolah HYBE School. Sebelum Yuta benar-benar berada di hadapannya, Jeonghan lebih dulu mengajak ke empat sahabatnya agar mempercepat langkah kaki mereka memasuki gedung sekolah. Namun sayang, langkah kaki Yuta lebih cepat sehingga laki-laki itu bisa menghentikan Jeonghan.
Yuta menarik tangan Jeonghan kencan dan menyeretnya. Jeonghan memberontak meskipun sia-sia karena kekuatannya tak sebanding dengan Yuta.
"WOY! LO MAU BAWA JEONGHAN KE MANA." Seungkwan berteriak sambil lari diikuti sabatnya yang lain untuk menyusul Jeonghan yang di seret Yuta.
"Lepasin gue bangsat!" Dengan sekuat tenaga, Jeonghan menarik tangannya dari cengkram Yuta dan berhasil.
Jeonghan memegang pergelangan tangannya yang memerah dan sakit. Yuta hendak menyeret Jeonghan lagi sebelum Jihoon lebih dulu menepis kasar tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja [svtgs]
Fiksi RemajaSederhana. Kisah ini hanya menceritakan tentang perjalanan cinta di masa-masa remaja♡ Warning ⚠️ Don't copy my story Book GS no B×B #seventeen