45.

816 83 6
                                    

3 bulan telah berlalu....

Hari-hari yang telah di tunggu bagi seluruh siswa Pladis school kelas akhir telah tiba, yaitu hari kelulusan sekolah. Seluruh siswa kelas akhir telah dinyatakan lulus semua, membuat mereka sangat bahagia.

Di hari kelulusan, Jun sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menyatakan perasaannya pada Hao. Omong-omong, mereka berdua sudah berbaikan berkat Winwin. Gadis itu bilang pada Hao, jika dia dan Jun tidak mempunyai hubungan lebih dari sebantas mantan dan teman saja.

Di tengah-tengah lapangan sekolah, Jun sudah mempersiapkan diri. Para sahabatnya sedang berusaha menenangkan dirinya seba dia terlihat sangat gugup. Oh! Ayolahhhh, siapa yang tidak gugup saat hendak menyatakan cinta pada orang yang kita cintai?

"Jun!"

Jun yang terpanggil menoleh ke belakang, menatap kearah gadis yang baru saja memanggil namanya. Jun merapikan almamater sekolahnya saat Hao berjalan mendekat diiringi sahabatnya juga. Jun tersenyum simpul pada Hao, lalu buket boneka yang dia bawa ia berikan pada gadis polos itu. "Happy graduation, Hao."

Hao menerima buket boneka itu dan membalas senyum Jun. "Happy graduation juga, buat Jun."

"Cieeee~"

"Awvv so sweet~"

Godaan dari sahabat mereka membuat keduanya malu, terutama Jun. Namun, laki-laki China itu akan melawan rasa malunya sekarang jika tidak, semuanya akan gagal. Jun merogoh saku celananya, usai menemukan sebungkus permen, dia menatap Hao lekat.

"Xu Minghao..."

"Iya?" Hao merasa heran karena tidak biasanya Jun memanggil nama lengkapnya seperti itu.

Suasana yang awalnya riuh penuh dengan godaan para sahabatnya tiba-tiba menjadi senyap. Mereka membiarkan Jun memulai aksinya untuk menyatakan perasaannya pada Hao.

Jun menarik tangan kanan Hao yang tidak memegang apapun, dia meletakkan sebungkus permen pada telapak tangan Hao. "Gue mau nyatain perasaan gue ke lo." Mata Jun tetap tertuju pada gadis didepannya itu. "Selama ini—gue suka sama lo, Xu Minghao. Rasa suka gue ke lo bukan rasa suka sebagai teman aja, tapi juga sebagai cowok suka sama cewek. Dan gue mau, hubungan kita lebih dari kata temen ataupun sabahat, gue mau lo jadi pacar gue." Jun beralih menatap sebungkus permen yang ada di genggaman tangan Hao. "Kalo lo mau jadi pacar gue, lo bisa makan permen ini—tapi kalo lo nolak, lo bisa buang permennya."

Tegang, itulah yang dirasakan di sekitar mereka. Hao cukup terkejut dengan pernyataan dari laki-laki yang berada dihadapannya, dia tidak menyangka bahwa teman sekaligus sahabat kecilnya itu selama ini ternyata menyukainya sebagai gadis. Hao menatap sebungkus permen di tangannya, dia terdiam tanpa berkata apapun, membuat orang-orang yang memperhatikan merasa dag-dig-dug.

Dan beberapa detik kemudian, Hao menghembuskan nafasnya pelan. Guratan kekhawatiran tertara pada wajah Jun, apalagi saat Hao menjauhkan tangannya dari genggaman Jun. Laki-laki berdarah China itu menundukkan kepalanya siap tuk ditolak, Jun menutup matanya. Jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya.

"AAAKKKKKKKKKKK!"

"DITERIMA!!"

Teriakan melengking Seungkwan dan Jeonghan membuat jantung Jun berasa ingin copot dari sarangnya, sorakan dari sahabat mereka dan juga teman-teman sekolahnya yang lain pun meramaikan suasana yang awalnya tegang menjadi heboh.

Hao ternyata membuka permen pemberian Jun, dan memakannya. Itu pertanda bahwa Hao menerima Jun sebagai kekasihnya.

Jun menatap Hao yang tersenyum cerah padanya. Rasa haru tiba-tiba datang padanya. Mingyu dan Seungcheol merangkul Jun senang, akhirnya sahabat China nya itu berani menyatakan perasaannya pada sang gadis yang disuka, dan sekarang diterima.

Masa Remaja [svtgs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang