13.

1.5K 160 1
                                    

"HELLO EVERYONE!" Soonyoung berteriak menyapa sahabatnya saat memasuki rumah Mingyu.

"HELLO JUGA HAMSTER AMAZON!!" sahut Seokmin-tak kalah nyaring- yang kini sedang merebahkan tubuhnya di sofa

"Harimau, seok! Harimau!" protes Soonyoung, berlari menghampiri Seokmin yang sedang tertawa di sofa. Soonyoung menindih Seokmin dan pura-pura menyekek leher Seokmin menggunakan lengannya. Seokmin semakin mengeraskan tawanya karena ulah Soonyoung.

Mingyu menatap Soonyoung dan Seokmin lalu meringis. "Jangan ngehomo di sini, dong. Rumah gue rumah suci," ucap Mingyu menggidik ngeri tak kuasa melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

Anggota serenity terkekeh bersamaan mendengar ucapan Mingyu. Di dapur, Seuncheol terdiam sambil menatap luar jendela. Beberapa detik kemudian suara termos pemanas air berbunyi membuatnya mengalihkan pandangannya.

Seungcheol menyeduh kopi, setelah menyeduhnya dia menghampiri para sahabatnya yang sedang asik bercanda gurau, terkecuali Chan yang harus les.

Seungcheol duduk di sofa dekat Vernon. "Gimana? Mereka masih cari gara-gara gak?"

Mingyu, selaku kaki tangan geng serenity menggeleng dengan tenang. "Untuk saat ini aman sih," sahutnya.

Seungcheol mengangguk mengerti, dia merogoh saku jaket untuk mengambil ponselnya. Seungcheol menatap layar ponselnya yang terdapat banyak notifikasi dari para kaum hawa. Tidak ambil pusing, Seungcheol menghapus semua notifikasi tersebut tanpa sisa satupun.

Semuanya hening. Terdiam.

Seungcheol menatap sahabatnya dengan wajah heran. "Kenapa diem?"

Soonyoung dan Seokmin menyengir dan yang lain menghelakan nafasnya pelan. Seungcheol yang melihatnya pun menaikkan satu alisnya merasa bingung.

Seungcheol menyeruput kopi yang dia buat kemudian berujar, "Gue berasa jadi setan kalau lo semua diem sambil nahan nafas."

"Agak ngeri soalnya kalau lo lagi serius, terus gue tiba-tiba ketawa," sahut Seokmin dengan terkekeh kecil.

"Ya, ngeri sih kalau gitu. Orang lagi pada serius terus tiba-tiba lo ketawa sendirikan kaya lagi kesetanan," balas Jun diiringi gelak tawa yang lain.

"Anjing lo, Jun." Seokmin memukul wajah Jun menggunakan bantal sofa dan berkahir ribut.

Rumah Mingyu kini di penuhi dengan kericuhan-keributan dan keramaian yang di ciptakan anggota geng serenity. Mingyu tinggal sendiri jadi mereka tidak segan-segan untuk ribut karena mereka merasa bebas.

Mingyu yang sedang ikut ribut tiba-tiba terdiam saat pandangan matanya melihat televisi yang sedari tadi nyala dan dianggurkan menunjukkan sebuah drama romantis.

Mingyu memperhatikan drama tersebut dan dia jadi teringat dengan seseorang. Seseorang yang mempunyai kekurangan seperti pemeran utama perempuan dari drama yang dia lihat itu.

Mingyu tersenyum tipis, dia bangkit dari duduknya, menyambar kunci motor dan jaket di atas meja. Anggota serenity yang lain menghentikan keributannya dan menatap Mingyu yang kemudian pergi.

"WOY, GYU. LO MAU KEMANA?" tanya Soonyoung berteriak.

"PERGI. GUE MAU KETEMU SAMA ORANG," balas Mingyu di parkiran depan rumah.

"Mau ketemu siapa tuh anak," ujar Jun penasaran.

"Mana saya tau, sayakan batu," balas Seokmin mengeselin dan berakhir mendapatkan pukulan bantal dari Jun. Sekarang mereka berdua impas, tadi Seokmin memukul Jun dan kini giliran Jun yang memukul Seokmin.

🌺🌺🌺

Di depan rumah minimalisnya, Wonwoo sedang berjongkok sambil mengelus-elus makhluk berbulu peliharaannya. Jari lentiknya mengelus makhluk berbulu itu dengan pelan.

"Bulbul, kamu kayaknya makin besar, ya," ujar Wonwoo pada kucing berwarna abu-abu kesayangannya yang sedang dielus, dia merasa tubuh kucing peliharaannya itu semakin besar.

Meow..

Wonwoo mengukir senyum saat mendapatkan balas dari Bulbul. Wonwoo mengelus kunci abu-abu itu secara halus dan pelan. Akan tetapi, kucing berbulu abu-abu itu entah kenapa tiba-tiba pergi menjauh dari jangkauan Wonwoo.

"Bulbul, kamu kemana?"

Wonwoo meraba-raba keramik teras rumah untuk mencari keberadaan Bulbul tapi dia tidak menemukannya. Wonwoo kemudian berdiri dari jongkoknya.

"Bulbul?" panggil Wonwoo mulai melangkah kakinya dengan memengang tongkat kecil yang setia bersamanya.

Tangan kanannya meraba-raba sekitar agar dia tidak menabrak suatu benda yang mungkin bisa membahayakan.

Meow..

"Bulbul?"

Kucing berbulu abu-abu itu pergi semakin menjauh dari Wonwoo hingga keluar dari pagar rumah.

Wonwoo yang mendengar suara meongan Bulbul melangkahkan kakinya lebih jauh untuk mendekati asal suara tersebut. Namun, tanpa Wonwoo ketahui ternyata dia sudah melangkahkan kakinya terlalu jauh dari teras dan dia sudah berada di tengah-tengah jalan saat ini.

"YAAMPUN, NONA NGAPAIN DI TENGAH-TENGAH JALAN?!" Bibi Gon selaku pembantu rumah dan pengurus Wonwoo saja kecil berteriak panik saat beliau keluar rumah mendapati anak majikanya itu berada di tengah-tengah jalan.

Wonwoo terkejut, dia menghentikan langkahnya lalu menoleh pelan ke belakang. "Bibi," panggilnya lirih.

Wanita berusia lima puluh tahun itu segera pergi dari teras rumah untuk menyusul anak majikanya itu. Saat beliau menoleh ke kanan jalan sebelum menyebrang beliau dikejutkan dengan sebuah mobil yang melaju kencang.

"NON, AWAS!"

Tin!

Sedetik kemudian setelah bibi Gon berteriak Wonwoo tersentak kaget saat lengan kirinya tiba-tiba ditarik oleh seseorang hingga tubuhnya berbalik arah dan memeluk tubuh orang itu.

Jantung Wonwoo berdegup dengan cepat, tubuhnya membeku dan bibirnya kelu. Kejadian beberapa detik yang lalu benar-benar membuat Wonwoo terkejut. Dia hampir celaka?

Mobil bermerek Hyundai berwarna silver yang hampir saja menabrak Wonwoo itu berhenti. Sang supir yang merupakan seorang pria membuka kaca mobilnya.

"Hey! Ingatkan kekasihmu itu agar tidak berdiri di tengah-tengah jalan, bahaya! Hampir saja aku menabraknya," ujar supir mobil yang hampir menabrak Wonwoo.

"Maaf tuan.."

"Dasar menyebalkan," maki pria tersebut langsung menyalakan mesin mobilnya dan pergi.

"Mingyu.." Wonwoo memanggil nama Mingyu lirih.

Gadis itu tau bahwa orang yang menyelamatkannya tadi dan mengatakan 'maaf tuan' adalah Mingyu. Meskipun dia tuna netra tapi dia pintar dalam mengenali orang lewat suara dan dia yakin bahwa orang itu adalah Mingyu.

Mingyu mengeratkan pelukannya pada Wonwoo dan mengelus pelan kepalanya. Laki-laki itu bisa merasakan tubuh Wonwoo bergetar takut. "Aku di sini."

Wonwoo ikut mengeratkan pelukannya pada Mingyu. Dia benar-benar masih terkejut sekaligus takut.

Bagaikan di adegan drama-drama romansa. Pada adegan saling berpelukan itu, hujan rintik-rintik tiba-tiba turun mulai membasah tubuh mereka, tapi Mingyu dan Wonwoo enggan untuk melepas pelukannya.

Mingyu terus membisikkan kata 'aku disini' berulang kali di telinga Wonwoo untuk memberikan ketenangan pada gadis yang berada di pelukannya itu.

Jika saja ada background musik romantis mereka benar-benar terlihat seperti di drama-drama romansa.

🌺🌺🌺

Up-nya ke maleman🙂 maaf kalau ada yang typo, besok tak perbaiki kalo ada yang typo.

See you next time!

Masa Remaja [svtgs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang