42.

1.2K 116 5
                                    

Hari-hari seperti biasanya, Wonwoo berjemur di depan rumah sambil memangku kucing peliharaan yaitu, bulbul. Tak jauh dari posisi Wonwoo, ada bibi Gon yang sedang menyirami tanaman.

Bibir mungil Wonwoo sedari tadi tak henti-hentinya bergumam atau lebih tepatnya sedang mengajak peliharaan berbicara. Terdengar lucu memang, tapi itu sudah menjadi kebiasaan Wonwoo jika sedang sendirian.

"Bulbul, kata Mingyu dia mau menemui Wonu nanti sepulang sekolah. Hari ini hari Rabu kan?" tanya Wonwoo pada bulbul yang hanya mendapatkan respons meongan dari hewan berbulu lembut itu.

"Mingyu udah lama gak kesini, kayaknya udah sekitar tiga atau empat hari ya kan?" Tanyanya lagi, kali ini lebih tepatnya bertanya pada dirinya sendiri.

Semenjak Seulgi—bunda Wonwoo— mengetahui jika Wonwoo dan Mingyu berteman dan anaknya itu sering diajak pergi sekedar untuk jalan-jalan sebentar, Mingyu belum bertemu Wonwoo lagi.

Ada rasa sedih di hati Wonwoo saat Mingyu tidak menemuinya lagi semenjak itu, tapi rasa sedihnya sekarang hilang karena kemarin Mingyu berbicara melalui telfon bibi Gon bahwa dia berjanji akan datang menemui Wonwoo hari ini.

Wonwoo melebarkan senyumnya. Mengingat tentang Mingyu, Wonwoo selalu merasa senang dan bahagia. Apalagi Mingyu itu baik, lembut, penyayang dan suka membuat dirinya memjadi percaya diri akan kekurangan nya. Tidak tau saja kamu wahai putri Wonwoo, pangeranmu itu seorang buaya darat jika berada di sekolahan.

"Senyumnya lebar banget non, seneng banget ya mau ketemu nak Mingyu?" Goda bibi Gon yang masih menyirami bunga-bunga di halaman rumah.

Wonwoo mengangguk malu dan itu membuat bibi Gon terkikik geli. Anak dari majikannya itu lucu sekali jika sedang merasa malu, apalagi jika sedang bersama Mingyu. Malu-malu kucing.

🌺🌺🌺

"Mingyu, aku suka sama kamu..."

Mingyu mengangkat satu alisnya, dia menunggu kelanjutan dari ucapan gadis imut berambut pendek—bukan Hao—yang sekarang ada di depannya saat ini. Mingyu sedang berada di lapangan basket karna baru saja menyelesaikan jam olahraga. Namun, belum sempat dia istirahat seorang gadis tiba-tiba datang menemuinya. Sekarang mereka berdua jadi pusat perhatian untuk sebagian siswa yang mulai berhamburan keluar kelas.

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" Gadis yang baru saja menyatakan perasaannya dan mengajak Mingyu berpacaran  itu namanya Eunha, kalian masih ingat kan dengan siswa perempuan yang memberikan Mingyu bekal? Nah itu orangnya.

Eunha menundukkan kepalanya, dia menatap sepatu putihnya. Gadis itu terlihat malu-malu, sangat menggemaskan bagi yang melihat.

Mingyu menggaruk rambutnya yang tak gatal, dia bingung akan menjawab apa. "Gini, gue—Eunha, gue...."

Eunha mendongakkan kepalanya, menatap wajah Mingyu dengan mata yang berbinar. Ada rasa tidak tega untuk menolak ajakan Eunha, apalagi dulu Mingyu juga sempat menyukai gadis itu. Tapi kali ini hatinya sudah terikat dengan Wonwoo yang sekarang menjadi gadis pujaan hatinya.

Mingyu menghelakan nafasnya. " Gue berterimakasih banget karna lo udah suka sama gue dan gue sangat-sangat menghargai itu tapi maaf...gue udah punya pacar."

Senyum Eunha langsung luntur, dia menundukkan kepalanya mendengar, dia ditolak.

"Gue bener-bener minta maaf—"

Tanpa menunggu ucapan Mingyu lebih dulu, Eunha langsung berlari menjauh dari hadapan Mingyu.

Mingyu menatap punggung Eunha kasihan, tapi mau bagaimana lagi? Dia memang sudah punya kekasih dan dia tidak mau berpaling meskipun Eunha cantik dan sempurna.

Masa Remaja [svtgs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang