Tok!tok!tok!
"JUNNN!"
Di depan pintu rumah keluarga Wen, Hao mengetok pintu berulang kali sambil memanggil nama Jun dengan sedikit berteriak.
"JUN, TEMENIN HAO, YUK!!"
Clek!
Saat pintu rumah terbuka Hao terkejut karena yang membuka pintu dan keluar adalah mama Wen, bukan Jun.
"Eh! Mama Wen, hehehe~" Hao cengengesan.
Mama Wen tersenyum tipis. "Hao, ngapain malem-malem cari, Jun?" tanyanya lembut.
"Hao, mau ngajak Jun ke taman kompleks sebelah buat jajan. Hao, gak ada yang nemenin makanya Hao ajak, Jun," jawab Hao apa adanya.
"Sebentar, ya. Mama panggil dulu."
Hao mengangguk-anggukkan kepalanya sehingga rambut pendeknya yang tergerai bergerak lucu. Mama Wen masuk lagi ke dalam rumah untuk memanggil Jun, dan tak lama kemudian Jun pun keluar menghampiri Hao.
"Jun, temenin Hao jajan, yuk!
"Ke mana?" tanya Jun penasaran.
"Ke taman kompleks sebelah!" Hao membalas lalu merengek pada Jun sambil manarik-narik tangan Jun. "Ayo Jun, temani!!"
"Iya-iya sebentar, gue tutup dulu pintunya."
Hao berhenti menarik tangga Jun, gadis imut itu melepaskan genggamannya pada lengan tangan Jun, membiarkan temen sesama dari Chinanya menutup pintu rumah terlebih dahulu. Jun menutup pintu rumahnya, setelah itu mereka berdua pergi.
🌺🌺🌺
"Aku pulang!"
"Dari mana kamu jam segini baru pulang?"
Jihoon yang baru pulang dan hendak menaiki anak tangga menghentikan langkah kakinya saat gendang telinganya mendengar suara tegas papanya. Jihoon mendongakkan kepalanya menatap Woobin yang berdiri di tengah-tengah anak tangga.
"Papa tanya, Jihoon. Kamu dari mana jam segini baru pulang?"
"Aku ada les, Pa." Jihoon berbohong, karena yang sebenernya dia baru pulang sekolah sebebab harus latihan untuk acara tahunan sekolah terlebih dahulu, bukan pergi ke tempat les.
"Les?"
"Les matematika."
"Bukanya les matematika cuma hari Selasa dan Sabtu?"
Jihoon meneguk air liurnya. Jihoon tidak pernah berbohong pada Woobin, ini adalah kali pertamanya Jihoon berbohong. Jihoon sedikit merasa gugup, tapi dia berusaha mengontrol raut wajahnya agar Woobin percaya.
"Guru pembimbing mengatur ulang jadwalnya," jawab Jihoon yang tentu saja adalah kebohongan. "Sudahlah, Pa. Aku lelah, aku ingin istirahat."
"Yasudah, pergilah ke kamar."
Jihoon mengangguk, dia melanjutkan jalannya menaiki satu-persatu anak tangga dan melewati Woobin.
Woobin menatap punggung kecil putrinya yang perlahan menjauh dari pandangan matanya. Pria paruh baya itu kemudian pergi menuruni anak tangga, beliau pergi ke ruang kerja untuk kembali bekerja karena ada lemburan.
Jihoon yang sudah berada di kamar langsung menaruh tasnya di kursi belajar setelah itu merebahkan tubuhnya terlebih dahulu di kasur sebelum memutuskan mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja [svtgs]
Roman pour AdolescentsSederhana. Kisah ini hanya menceritakan tentang perjalanan cinta di masa-masa remaja♡ Warning ⚠️ Don't copy my story Book GS no B×B #seventeen