Hubungan antara Renjana dan keluarganya jauh dari baik. Kedua orang tua angkatnya sangat sibuk dengan urusan masing-masing tetapi masih sangat aktif untuk memaksakan kehendak pada Renjana. Meminta Renjana untuk bisa masuk ke dalam universitas terbai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita ini full bahas Neon ya, supaya kita tahu gimana rasanya jadi Neon plus kita jadi ga nethink sama Neon. Kisahnya Neon juga nggak kalah keren kok. Jangan lupa vote dan komen!!
Happy reading!
...
SEMUA derita yang pernah ada memang bukan kemauan manusia. Begitu juga dengan Neon, hidupnya yang sekarang bukanlah keinginannya. Bahkan, ia tak pernah menginginkan untuk hidup seperti ini.
Setitik rasa rindu yang lama kelamaan menjadi satu titik besar itu terus saja meluas, memenuhi isi hatinya. Membuatnya selalu bertanya-tanya, untuk apa sebenarnya ia hidup jika ia tak pernah merasa bahagia? Sakit memang sakit, namun mengapa harus setiap saat?
Dunia emang nggak berputar di gue doang. Tapi emang salah ya, kalau gue mau kebahagiaan? Sesalah itu? Gue juga mau kayak mereka, mau banget.
Lebih banyak dari kebahagiaan yang ia dapat. Seberapa panjang kalimat yang ia tulis, tak akan mampu menggambarkan bagaimana rasa sakitnya. Sebanyak apapun ia mencoba, dan sebanyak itulah ia memakan banyak kegagalan. Minim apresiasi, Neon benar-benar ingin menghilang dari jagat bumi.
Ma, Pa, emang susah ya buat kalian percaya sama Neon?
Seolah-olah mereka tidak pernah percaya dengan langkah apa yang Neon ambil. Selalu berpikir bahwa pijakan yang Neon pilih akan membawanya pada jurang kejatuhan yang abadi. Beranggapan bahwa Neon hanya bermain-main selama hidupnya. Berpikir bahwa Neon tidak sedewasa itu dengan semua keputusan yang ia buat.
Katanya, gue anak yang nggak tau terima kasih karena nggak bisa menuhin keinginan Mama sama Papa buat jadi dokter.
Sedangkan Neon, kembali pada perasaan tak karuannya. Berusaha memenuhi keinginan keluarganya juga bukan kemauannya, apalagi Neon tak sepintar itu untuk mewujudkan keinginan mereka. Neon tak seperti Renjana yang terlihat bisa segalanya.
Gue bukan Renjana. Gue bukan dia, gue sana Renjana beda. Nggak sama, nggak akan pernah sama.
Sejak saat itu, saat di mana Renjana diadopsi oleh keluarganya, dengan perlahan, hidup Neon berubah. Bermula dari Renjana yang memenangkan lomba cerdas cermat, sampai mulai aktif menjadi anak olimpiade.
Gue nggak pernah mau nyalahin lo karena ngerusak kebahagian gue, Ann. Lo juga berhak bahagia, tapi kenapa kebahagian lo hasil dari kebahagian yang lo rebut dari gue?
Malam itu tepat saat pergantian hari, Neon menutup buku catatannya. Sebentar lagi, tinggal menunggu jam, hari akan segera fajar. Neon berdiri tak bergeming, menatap sedih ke arah luar. Air matanya dengan perlahan luruh, sampai akhirnya ia benar-benar menangis.
