Si Baik Hati, Elmanuel 1.8

11 1 0
                                    

Note:
Part ini panjang banget ya, jadi harap fokus💐💗

Happy reading!

AKARA, gadis yang benar-benar cantik itu berulang kali memenuhi isi kepalanya. Membuat hatinya bergejolak tak suka tatkala melihat interaksi antara Nabastala dengan gadis berjuta pesona itu. Ia tak tahu pasti mengapa ia bisa kesal setengah mati terhadap Nabastala yang notabennya adalah teman ceritanya. Berulang kali Renjana mengecek ponselnya berharap laki-laki itu mengirimkan pesan padanya malam ini, namun nihil, tak ada pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

Dengusan malas berulang kali keluar dari hidung Neon yang sedari tadi berada di dalam Renjana, duduk di sofa di samping pintu kamar gadis itu. Ia tahu adiknya itu tengah dalam keadaan kesal setengah mati karena melihat sosok pujaan hatinya.... Mungkin? Bersama wanita--ralat, perempuan lain.

"Kalau dia nggak ngechat lo, ya udah. Jangan ngarep."

Perkataan pedas dari Neon berhasil membuat Renjana makin merasa kesal.

"Siapa juga yang ngarep? Gue.... Gue cuma nungguin SMS dari operator," elak Renjana secara spontan.

Neon menganggukkan kepalanya sembari berdiri, beranjak keluar dari kamar gadis itu, membiarkannya istirahat dengan tenang meski ia tahu itu tidak mungkin terjadi malam ini.

"SMS dari operator, perasaan ngisi kuota juga baru kemarin," katanya sambil menutup pintu kamar Renjana.

"NGESELIN LO, YON!"

Neon tertawa di balik pintu kamar itu, sesaat sebelum tawanya hilang berganti dengan pikiran lain yang selalu mengganggu pikirannya. Tentang Renjana dan kebahagiaannya.

-Jenggala-

RENJANA hampir saja memejamkan kedua matanya dan mulai berselancar ke alam mimpi, akan tetapi karena notifikasi khusus muncul, mata gadis itu terbuka sempurna.

Abas
udah tidur?
hehe, maaf tdi ga bisa nganter
Akara minta ditemenin soalnya

Renjana menyesal membaca pesan itu dengan cepat.

"Kampret lo, Bas. Kampret."

Renjana
Ok

Bohong kalau Renjana tak kesal akan perlakuan laki-laki itu padanya. Untung saja Neon masih di depan cafe, kalau tidak? Mungkin uang jajan Renjana yang pas-pasan itu akan habis.

Ia langsung mematikan ponselnya untuk kembali terlelap. Menunggu esok hari, semoga harinya kembali cerah, setidaknya berawan.

Paginya, pukul 6 tepat, Renjana keluar dari gerbang rumahnya. Tepat saat ia keluar, matanya membola melihat Nabastala yang sudah berada di depan rumahnya lengkap dengan seragam dan motornya.

"Lo ngapain?" Renjana bertanya dengan spontan dengan perasaan yang masih kesal.

"Jemput lo, ngapain lagi emang?" Nabastala kemudian melanjutkan perkatannya, "Ayo, nggak mau bareng?"

"Permisi, maaf, itu Annanya bareng saya, Kak. Saya diutus Kakaknya, Neon buat jemput Anna."

Keduanya menolehkan kepala ke kanan, melihat sosok laki-laki yang tinggi nan jangkung serta berkacamata itu.

Jenggala: Bawa Aku Masuk Ke DuniamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang