🍁 After Rain Chapter 9 🍁
Dedaunan di dekat kaki siswa SMP yang bersitegang dalam sunyi bergerak menjauh tertiup angin. Suara kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan itu pun seolah tidak terdengar oleh mereka.
Lama menatap Rocky dengan tatapan tidak suka, Stiv mengikis jaraknya dengan Rocky hingga tersisa satu langkah. "Waktu itu kami tidak melawan karena kami kasihan padamu. Jadi jangan terlalu percaya diri kalau kali ini kau bisa mengalahkan kami," katanya kemudian menyeringai.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita buktikan saja?" balas Rocky tetap tenang.
"Lama tidak bertemu, kau makin berani saja rupanya."
"Kau saja yang baru menyadarinya. Sejak awal aku tidak pernah menyimpan rasa takut untuk mengahadapi kalian. Aku hanya menahan diri saja untuk tidak mengotori tanganku."
"Banyak omong!" Stiv melayangkan pukulan cepat, tetapi Rocky berhasil menghindar dengan menggerakkan tubuh sedikit ke belakang.
Tiga teman Stiv yang sedari tadi menonton, bergerak mengurung Rocky dalam lingkaran kecil yang mereka bentuk. Saat satu di antara mereka melayangkan pukulan, Rocky berhasil menahan lengannya. Kemudian, Rocky memutar cowok itu dengan menggenggam tangannya hingga tubuh cowok itu menghantam kedua rekan Stiv yang lain. Lalu, Rocky berakhir mendorongnya menubruk pada rekan Stiv yang terjatuh.
Melihat fokus Rocky pada ketiga temannya, Stiv menggerakkan kaki untuk menendang Rocky dari belakang. Namun, seolah memiliki mata di belakang kepala, Rocky kembali berhasil menghindari serangannya.
Kesal, Stiv bergerak kembali melayangkan pukulan. Kali ini Rocky berhasil menangkap tangan Stiv dan memelintirnya ke belakang tubuh Stiv. Dikunci pergerakan tangan kanannya, Stiv tentu saja melakukan perlawanan. Satu tangannya yang bebas, memberikan sikutan ke perut Rocky. Namun, belum sempat sikut Stiv menyentuh perut Rocky, Rocky sudah lebih dulu mendorong Stiv pada ketiga rekan Stiv yang sudah berdiri membentuk satu barisan. Tubuh Stiv pun menabrak salah satu dari ketiga rekannya, tetapi masih berdiri.
"Brengsek!" Stiv cepat berbalik, kembali menyerang Rocky penuh emosi.
Alhasil, Rocky yang tetap bersikap tenang mampu menghindar. Pun serangan tiba-tiba dari ketiga rekan Stiv. Pukulan dan tendangan yang mereka lakukan berakhir menghantam tubuh satu sama lain. Tidak satu pun yang berhasil menghajar Rocky.
Keempat cowok itu dibuat ngos-ngosan akibat melakukan serangan pada Rocky yang tak membuahkan hasil.
"Kalau bukan karena pesan ayahku, aku sudah mematahkan lengan kalian. Jadi pastikan setelah ini, kalian jangan membangkitkan iblis di dalam diriku. Mengerti ... orang kaya?"
Setelah mengatakan itu, Rocky berlalu pergi dari sana, menghampiri mobil hitam yang baru saja berhenti di dekat gerbang SMP Kharisma. Dia kemudian masuk mobil itu tanpa berminat melihat Stiv cs yang sudah berkeringat.
"Dia sudah jadi orang kaya?" tanya salah satu teman Stiv begitu polosnya. "Bukannya ayahnya itu cuma punya mobil angkot, ya?"
Ketiga cowok mendaratkan pandangan pada Stiv yang terduduk di bawah.
"Mana aku tahu. Teman ayahnya kali," jawab Stiv, masih kesal pada Rocky.
"Tuan Stiv."
Suara itu sontak membuat Stiv cs menoleh, tepatnya pada pria berjas hitam dengan kemeja bunga-bunga yang berdiri di dekat pintu depan mobil. Pria dewasa itu hanya terlihat bagian dada hingga kepalanya saja karena terhalang body mobil.
"Sudah waktunya latihan," ucap pria itu.
Memutar bola matanya malas, Stiv kemudian bangkit dan beranjak masuk ke mobil, lalu diikuti ketiga temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 1 (END)
Ficção AdolescenteAfter Rain. Kisah para remaja dengan segala luka dan tawanya. ___ Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalo mau ngikutin ceritanya sampe tamat bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, mending mundur dari awal. ✌️ ___ Keterangan: Gambar...