🍁 After Rain Chapter 75 🍁

7 3 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 75 🍁

🍁 Arin yang sudah menunggu di ruangan, lantas segera berdiri begitu seorang wanita masuk. Dia cium tangan. "Tante," ucapnya menampilkan senyum manis.

Nyonya Kristin memperhatikan penampilan Arin yang mengenakan seragam sekolah dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Tidak sekolah?"

Arin masih tersenyum. "Tadi niatnya mau ke sekolah, tapi karena sudah tidak ada kegiatan belajar dan ada hal yang ingin aku sampaikan ke Tante, aku memutuskan ke sini."

"Hal penting tentang anak Tante?"

Tidak perlu bertanya pada Arin, Judhy hari ini masuk sekolah atau tidak, wanita itu sudah mendapatkan laporan dari orang rumah. Judhy sedikit demam.

"Iya, Tan." Arin menelan ludahnya, merasa tenggorokannya mengering.

Kecanggungan mulai terasa. Lengang beberapa saat. Bahkan saking sunyinya, Arin merasa sedang berada di ruang kedap udara.

"Jadi, apa hal pentingnya, Nak Arin?"

"Sebelumnya, Tante janji jangan marah pada Judhy, ya?"

"Dia melakukan kenakalan?"

"Tante janji dulu."

"Baiklah, Tante janji."

"Termasuk janji akan melindungi Judhy dari kemarahan Om Yohan?"

"Sebenarnya kenakalan seperti apa yang dilakukannya?"

"Aku mohon, Tan. Tolong lindungi Judhy dari kemarahan Om Yohan."

Nyonya Kristin menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Pagi-pagi begini Arin sampai datang ke rumah sakit untuk memberikannya informasi tentang Judhy, sudah pasti sangatlah penting, itulah yang dipikirkan Nyonya Kristin.

"Baiklah, Tante janji akan melindungi Judhy dari Om Yohan."

Arin menunjukkan kelingkingnya, ingin mengikat janji dengan ibu dari sahabatnya.

"Rin ...."

"Aku yakin Tante pasti akan marah kalau tahu hal ini. Aku bukannya mau ikut campur, Tan, hanya saja aku cuma minta satu permintaan. Tolong jangan berlebihan memberinya hukuman atas apa yang sudah dia lakukan."

"Baiklah." Nyonya Kristin menautkan kelingkingnya dengan kelingking Arin.

"Judhy melakukan self harm, Tan."

Detik itu juga, Nyonya Kristin seolah ditarik ke ruangan gelap terkunci tanpa cahaya.

"Sepertinya dia melakukannya karena tertekan dengan jadwal kegiatan sehari-harinya. Dia juga sampai menangis karena Om Yohan tidak mengizinkannya melanjutkan sekolah ke SSM. Tante tahu kan, dia jarang sekali menangis. Itu artinya, dia benar-benar sangat terluka, Tan. Maksudku, batinnya. Kemarin juga ... dia merokok dan menyalahgunakan obat-obatan, Tan."

Nyonya Kristin terdiam, pandangannya mendadak kosong. "Selain itu, apa lagi yang dia lakukan?"

"Tidak ada, Tan."

Arin sepenuhnya menunduk saat melihat genangan air tertahan dari mata Nyonya Kristin.

"Aku minta maaf tidak bisa menjadi teman yang baik untuknya, Tan."

Ada tawa kecil yang lolos disertai dengkusan dari Nyonya Kristin. "Kalau kau saja temannya bisa merasa sebersalah itu, Rin. Bagaimana dengan Tante?"

"Kalau saja aku lebih memperhatikannya dan bisa menjadi tempat yang nyaman untuknya bercerita, mungkin semua hal itu tidak akan terjadi, Tan."

"Tidak, Nak Arin. Anak Tante memang tertutup orangnya. Dia tidak banyak bicara dan jarang meminta. Tapi sekalinya meminta, Tante dan Om tidak bisa memenuhinya. Jadi wajar kalau dia marah."

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang