🌱 After Rain Chapter 76 🌱
🌱 Masih mengenakan seragam sekolah, Arin masuk ke kamar sahabatnya. Gadis itu mengeratkan genggaman pada kedua tali tas punggung. Bibirnya digigit dalam karena menyadari sikap Judhy berbeda padanya.
"Kau marah?" tanya Arin ragu pada Judhy yang memalingkan wajahnya.
"Aku minta maaf. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Karena itu aku beritahukan semuanya pada Tante Kristin."
"Keluar!"
"Eh?"
Judhy menoleh. "Aku bilang keluar! Aku tidak butuh teman yang suka lapor ke Bunda sepertimu."
Ada air mata tertahan di mata Judhy, Arin mengalihkan pandang darinya.
"Tapi aku melakukannya karena khawatir padamu," balas Arin, suaranya terdengar bergetar.
Judhy membuang pandang ke sembarang saat melihat ada air mata yang jatuh dari Arin. "Keluarlah selagi aku minta baik-baik," katanya pelan, tetapi terdengar oleh Arin.
Kemarin, saat Judhy mengeluh sakit di bagian dadanya, dia sempat diperiksa oleh sang bunda. Sebenarnya Nyonya Kristin meminta Judhy untuk dirawat, tetapi gadis itu menolak. Bahkan saat lengan kanannya akan dipasang infus, dia menepisnya.
"Kau harus diinfus," kata Nyonya Kristin waktu itu.
"Lalu bagaimana kalau dengan hatiku yang sakit? Apa Bunda bisa mengobatinya?"
Nyonya Kristin seketika terdiam dan menyerahkan Judhy pada Mbak Tery. Mbak Tery adalah dokter pribadi di keluarga Yohan untuk mewakili Nyonya Kristin jika sedang tidak di rumah.
"Sekarang terserah padamu. Bunda serahkan kau pada Mbak Tery."
Setelah mengatakan itu, Nyonya Kristin melenggang pergi dari kamar Judhy. Hal itu tentu saja membuat Judhy semakin tak habis pikir. Dia kasar dan sedikit memberontak sebenarnya untuk mendapatkan sedikit perhatian dari ibundanya, tetapi ternyata ... apa yang dilakukan justru membuat Nyonya Kristin malah pergi.
Akibat kepergian Nyonya Kristin kemarin dan hari ini belum memperlihatkan dirinya lagi, Judhy jadi melampiaskan kemarahannya pada Arin.
"Aku bilang keluar," kata Judhy lagi karena Arin masih diam di tempat.
"Aku bilang keluar, Rin." Kali ini, Judhy tak mampu menahan air matanya.
"Aku mohon keluarlah."
Arin tertunduk dalam dengan air mata berjatuhan. Sakit sekali rasanya melihat orang secuek Judhy sampai menangis.
"Aku mohon ...."
Arin merasa dirinya sudah gagal menjadi seorang sahabat. Kedua tangannya mengepal kuat tanpa bisa berkata-kata. Dia kemari untuk menemani sahabatnya. Namun apa yang dia dapat? Justru sebuah pengusiran.
"Keluarlah."
Arin mengusap air matanya sebelum memberanikan diri melihat Judhy yang enggan menatapnya.
"Baiklah, aku akan keluar. Cepat sembuh. Oh ya, lusa pembagian raport dan diambil sendiri. Kalau masih sakit, jangan memaksakan diri." Arin menggigit bibirnya setelah berucap.
Gadis itu sebenarnya tidak ingin pergi, tetapi apa boleh buat. Judhy tidak ingin melihatnya. Maka dia pun mulai mengambil langkah pelan, lalu sesekali menoleh Judhy sebelum benar-benar pergi.
"Apa Tante Kristin mengingkari janjinya, ya?" batinnya.
"Loh, Non Arin sudah mau pergi?" tanya Mbak Opin yang berpapasan dengan Arin di tengah tangga membawa minuman dan cemilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 1 (END)
Fiksi RemajaAfter Rain. Kisah para remaja dengan segala luka dan tawanya. ___ Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalo mau ngikutin ceritanya sampe tamat bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, mending mundur dari awal. ✌️ ___ Keterangan: Gambar...