🌱 After Rain Chapter 50 🌱

7 2 0
                                    

🌱 After Rain Chapter 50 🌱

Tidak ada dua geng cewek terkuat di SMP 1 HarBa lantaran mereka sedang menjalani hukuman skorsing, siswa-siswi yang selama ini merasa terkekang seolah mendapatkan kebebasan. Tidak sedikit anak laki-laki dan perempuan yang berpakaian tak rapi, bahkan melanggar aturan. Di antaranya ada yang tidak memakai dasi, memakai rok terlalu pendek, celana panjang yang terlalu ketat, serta membuat salon dadakan di kelas.

"Tidak ada Prima, berani sekali mereka," ucap Aerlyn pada ketiga temannya di depan sebuah ruangan yang begitu berisik, ada salon dadakan.

Sebelumnya mereka hendak ke kantin, tetapi terhenti di depan lorong kelas delapan. Di mana tidak hanya satu kelas yang membuka salon dadakan. Amelyza cs sekarang jadi mengerti kenapa para seniornya dulu yang sudah hengkang dari sekolah tersebut selalu memusuhinya karena membuka salon dadakan di kelas. Selain berisik, rasanya gengsi sebagai angkatan tertua di sekolah tergores dan tersaingi oleh para juniornya.

Ah, Amelyza cs jadi berharap agar Prima dan yang lainnya cepat kembali untuk membungkam mereka.

"Mau labrak?" usul Linka pada ketiga rekannya.

"Nah, ide bagus," sahut Irnest si paling cuek di geng Amelyza cs. Dari auranya, sepertinya Irnest tengah bosan dan ingin mencari keributan.

"Tidak usah," balas Amelyza. "Kita juga dulu enggak akan dengar kalo yang nasehatin orang-orang seperti kita juga. Jadi biarkan saja. Nanti kalo Prima dan yang lainnya balik, mereka juga bakal kena hukuman. Cabut!"

Mereka pun melanjutkan langkah yang tertunda. Selama perjalanan menuju kantin, Amelyza cs benar-benar dibuat emosi oleh tingkah para junior. Mereka sangat-sangat ... menjengkelkan. Ada yang berlalu seraya memberi tatapan remeh pada Amelyza cs, ada yang berlarian di lorong hingga menyenggol mereka, tetapi berlalu begitu saja tanpa meminta maaf, ada juga yang bernyanyi-nyanyi tidak jelas, menyakitkan gendang telinga.

SMP 1 HarBa kali ini benar-benar bukan SMP HarBa yang dikenal masyarakat luas. Sekolah ini lebih mirip sekolah dasar yang tak punya aturan.

Belum selesai sampai di situ kesabaran mereka diuji. Begitu sampai di kantin, mereka disuguhkan pemandangan geng cewek empat orang dari kelas delapan yang tengah menggebrak meja, lalu keempat itu menuangkan air jus alpukat kepada keempat siswi kelas tujuh yang duduk di meja itu. Entah apa yang terjadi sebelumnya, yang jelas, Amelyza cs seperti sedang diperlihatkan akan sikap mereka dulu sewaktu kelas delapan. Namun, keempat siswi itu lebih parah.

Setelah melakukan aksi perundungan, keempat siswi itu tak segan menoyor kepala siswa atau siswi yang menghalangi jalan. Lalu ketika tatapan mereka bertemu dengan Amelyza cs, keempat siswi itu menarik sudut bibir dengan tatapan menantang. Kemudian, mereka berjalan bak penguasa menuju kantin atas.

Hal itu membuat Amelyza cs sampai bertukar pandang dengan tatapan cengo.

Ah, bahkan sekelas Jezrine cs yang dulu suka merundung pun tak semenyebalkan itu.

"Sepertinya saat pelajaran tadi pagi mereka tidur, Mel. Jadi bisa kali, kalau kita yang ngasih pelajaran," ucap Irnest tak biasanya bicara lebih dulu.

"Kasih, Nes," sahut Linka yang sedari tadi sudah gatal ingin mengacak-acak rambut para junior kurang ajar bin kurang adab itu.

"Eh tapi ... kita sudah mendapatkan peringatan gara-gara keributan di kantin waktu itu. Kalau kali ini kita cari masalah lagi, nilai kita pasti enggak aman," ucap Aerlyn sembari menguntal ujung rambut panjang hitamnya, mengingat ketiga temannya.

Linka menoleh Aerlyn di sisi kanannya. "Kau punya uang, kau aman," ucapnya yang diangguki Irnest, dan Amelyza hanya tersenyum tanda sependapat.

"Iya juga sih .... Kita hidup di zaman uang. Ya, oke kalau begitu. Aku punya uang, berarti aku aman," jawab Aerlyn begitu mudah goyah pendiriannya. "Kalian punya uang juga kan?"

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang