🌱 After Rain Chapter 28 🌱
"Kau yakin dengan ucapanmu?"
Judhy semakin menunduk, kedua tangannya mengepal takut. Ruang kerja Tuan Yohan itu terasa mencekam. Aura yang dipancarkan dari pria berkacamata begitu kuat.
"Ayah tanya sekali lagi, kau yakin dengan ucapanmu?"
"Ya."
Judhy semakin diliputi ketakutan saat sang ayah bergerak meraih penggaris kayu yang cukup tebal dan panjang. Saking takutnya akan reaksi sang ayah atas keputusannya, Judhy sampai kesulitan untuk menelan ludah. Matanya pun berkaca-kaca. Dalam hatinya dia terus berdoa agar Tuhan menolongnya dari amukan Tuan Yohan.
"Bukankah setiap orang bebas memilih keyakinan sendiri, Yah?"
Tuan Yohan berhenti memberi perhatian pada penggaris kayu dalam genggamannya. Dia menghadapkan secara penuh wajahnya pada Judhy dengan berdiri bersandar pada meja dan penggarisnya dibiarkan menggantung dalam genggaman.
"Benar. Setiap orang bebas memilih keyakinan sendiri. Karena itu, Ayah ingin tahu seberapa teguh kau pada keputusanmu."
"Maksud Ayah?"
"Apa alasanmu menjadi seorang muslim?"
"Aku dengar dari Bunda, sebelum Ayah memutuskan untuk menjadi orang yang tidak beragama, dulu Ayah adalah muslim yang taat. Jadi bukankah, seharusnya Ayah senang aku memeluk agama Ayah yang dulu?"
"Ayah ya Ayah. Kau ya kau. Ayah tanya apa alasanmu menjadi muslim?"
"Aku mengagumi sistem yang Tuhan buat untuk mengatasi kemiskinan. Sayangnya saat ini sistem itu belum bekerja dengan maksimal."
"Sistem apa yang kau maksud?"
"Ayah tahu sendiri, kan? Hanya di bulan Ramadhan, orang-orang begitu peduli pada orang fakir-miskin. Hanya di bulan Ramadhan, orang-orang mau mengeluarkan banyak harta untuk bersedekah dibandingkan bulan-bulan yang lain. Dan di penghujung bulan Ramadhan, orang-orang miskin yang biasanya kesulitan mendapatkan makanan, mereka mendapatkan hak mereka yang selama ini tidak disampaikan. Dan aku melihat adanya bulan Ramadhan adalah sistem yang Tuhan buat untuk memaksa secara lembut orang-orang kaya agar peduli pada orang-orang di sekitarnya." Judhy melihat sang ayah, menantikan responsnya, tetapi Judhy tak bisa membaca sorot mata Tuan Yohan.
"Belum lagi dalam rukun islam ada yang namanya zakat. Yang terbagi menjadi dua, salah satunya adalah zakat harta yang apabila dilaksanakan dengan sebaik mungkin, maka orang yang kekurangan dan kelaparan, pasti tidak akan ada. Itu salah satu alasan kenapa aku yakin menjadi muslim. Aku melihat kehidupan sesungguhnya di bulan Ramadhan, Yah. Bahkan orang-orang di luar Islam pun bisa merasakan kebahagiaan ketika bulan Ramadhan itu datang. Malam harinya juga begitu tenang jika dibandingkan dengan malam di bulan lainnya. Aku jatuh cinta pada bulan Ramadhan, Yah." Judhy kemudian diam, menunggu apa yang akan dilakukan Tuan setelah dia menjelaskan alasan kenapa memilih Islam.
"Apa Bunda sudah tahu atas keputusanmu ini?"
"Sudah."
"Kau tahu agama bukan buat mainan, kan?"
"Ya."
"Kalau begitu Ayah tanya untuk terakhir kalinya. Apa kau yakin?"
Judhy mengepalkan tangannya lebih kuat, lalu menatapku ayahnya yakin. "Iya. Aku yakin dengan keputusanku."
"Balik kanan."
Judhy merasakan firasat buruk dari sikap Tuan Yohan. Apa lagi saat pria berkacamata itu tak melihatnya saat memberi perintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 1 (END)
Fiksi RemajaAfter Rain. Kisah para remaja dengan segala luka dan tawanya. ___ Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalo mau ngikutin ceritanya sampe tamat bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, mending mundur dari awal. ✌️ ___ Keterangan: Gambar...