🍁 After Rain Chapter 52 🍁
Anak-anak HarBa yang baru saja tiba dibuat menelan ludah oleh barisan para OSIS di depan gerbang masuk. Aura para pengurus OSIS itu terlihat sangat percaya diri hingga membuat siswa-siswi yang hendak melewati gerbang itu merasa terintimidasi.
Di tengah keterdiaman anak-anak HarBa yang takut untuk masuk itu, Arin dan Judhy melangkah tenang. Keduanya sontak menjadi pusat perhatian banyak pasang mata. Keduanya terhenti karena harus melakukan pemeriksaan. Setelah Judhy dan Arin berhasil lolos, siswa-siswi yang sedari tadi mematung ikut bergerak masuk.
Di antara mereka tak sedikit yang menggeleng pasrah saat kedapatan membawa make-up berlebihan, juga barang-barang lain yang memang tidak diperbolehkan.
Siswa-siswi yang tidak memakai dasi dibariskan oleh Jeran cs. Mereka ditawarkan untuk membeli dasi saat itu juga apabila ingin masuk. Namun yang menjadi perdebatan adalah harga dasi dua kali lipat dari harga seharusnya. Hal itu tentu saja memicu protes.
Akan tetapi begitu sang ketua OSIS menunjukkan dirinya dari balik barisan OSIS, para siswa itu diam serentak.
Prima mengambil dasi dari nampan kayu yang beralaskan kain merah yang dibawa Alinzy. Gadis itu kemudian mengusap lembut seolah dasi di tangan akan terluka jika dia menyentuhnya terlalu kasar.
Pandangan Prima kini tertuju pada para siswa yang tidak memakai dasi. "Kalian bahkan tidak perlu membayar untuk dasi ini," katanya yang disambut gembira para pelanggar.
Namun sayang, begitu Prima melanjutkan perkataannya ...
"Tetapi kalian harus punya surat keterangan tidak mampu dari tempat tinggal kalian. Silakan pulang dan datang lagi dengan surat keterangan tidak mampu."
... senyum sumringah memudar di wajah mereka berganti menjadi raut jengkel dan merasa tersindir.
"Kau pikir aku tidak mampu?" kata seorang siswa keluar barisan dan berhadapan langsung dengan Prima.
Prima mengenali cowok berkulit putih, beralis hitam tebal, serta memiliki lesung pipi saat tersenyum itu. Dia teman sekelasnya, Gelan.
"Bahkan aku bisa membayarnya sepuluh kali lipat," kata cowok itu.
Prima tenang menanggapi, lantas menjawab, "Kalau begitu buktikan."
Ditantang seperti itu, Gelan langsung mengeluarkan sejumlah uang seratus ribu dari dompet dan meletakkannya di nampan yang dipegang Alinzy. Setelahnya, Gelan merebut kasar dasi dari tangan Prima. Dia lantas berbalik untuk memakai dasi itu.
Para siswa lain pun mau tidak mau terpaksa membeli dasi dengan harga dua kali lipat.
Perhatian Prima masih pada Gelan yang kesulitan memakai dasi. Prima tahu, cowok itu memang tidak bisa memasang dasi.
"Butuh bantuan?"
"Tidak."
"Kau yakin?"
Gelan berbalik dengan raut kesal. Kedua tangannya turun dari dasi yang menggantung seraya membuang pandangannya ke sembarang. Cowok itu dibuat menahan napas saat Prima benar-benar memasangkan dasi.
Aksi itu pun mengundang siulan, cibiran, dan sorakan. Prima dan Gelan memang sempat digosipkan pacaran, tetapi Prima menepis kabar miring itu. Keduanya juga pernah beradu sengit dalam debat perebutan tahta OSIS, tetapi berhasil dimenangkan oleh Prima. Dan Gelan? Cowok itu sebenarnya sempat menjadi sekretaris Prima, tetapi mengundurkan diri.
Para siswa yang melihat itu tak sedikit yang meminta juga dipakaikan dasi oleh sang ketua OSIS. Namun sayangnya, saat mereka membentuk barisan mengantri untuk dipakaikan dasi, Gelan yang malah turun tangan dan menali dasi hingga mencekik leher mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 1 (END)
Novela JuvenilAfter Rain. Kisah para remaja dengan segala luka dan tawanya. ___ Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalo mau ngikutin ceritanya sampe tamat bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, mending mundur dari awal. ✌️ ___ Keterangan: Gambar...