Bab 6

22K 1K 2
                                    

"Shitt.. sialan.. ini semua pasti ulah lo kan", tunjuknya ke arahku.

"Dasar wanita penggoda. Lo pasti jebak gue kan semalem buat tidur sama lo.
Trus nanti sebulan lagi lo dateng ke gue lagi sambil nangis-nangis minta pertanggung jawaban karena udah hamil anak gue. Drama basi, wanita murahan."

Plak..

Suara tamparan itu melayang dari tangan amel. Sambil menggigit bibir bawahnya ia berkata, "saya gak kenal sama anda, dan saya tidak pernah menggoda siapa pun. Akan saya pastikan kita tidak akan bertemu kembali. Kalau pun saya hamil, tenang saja akan langsung saya gugurkan. Saya juga tidak sudi mengandung janin dari orang seperti anda."

"Di sini seharusnya saya yang marah, saya yang maki-maki anda. Anda yang telah mengambil kehormatan saya", tambah Amel.

"Halah bulshit.. lo pasti udah nyusun rencana ini jauh-jauh hari iya kan. Lo selalu merhatiin gue pas ngebar di lantai 2. Gue juga inget lo pelayan yang nganterin minuman semalam. Lo pasti udah masukin sesuatu ke minuman gue. Lalu ketika gue naik ke lantai 4 lo ikutin dan lo pura-pura ngebantu gue masuk ke kamar, heh dasar wanita licik", cerca Dimas sambil tersenyum sinis di ujung.

"Ah.. gue juga inget lo semalem pakai parfum yang semerbak dan lipstik yang merah merona di tengah malam, buat apa coba kalo gak buat goda gue, ngaku aja deh lo", tambahnya.

"Semua yang anda tuduhkan tidak benar, tidak pernah ada niat saya untuk menggoda anda atau siapapun", tekan Amel.

Sambil tersenyum meremehkan Dimas kembali melontarkan kalimatnya, "Terserah deh, pokoknya gue gak bakalan tanggung jawab masalah apapun kedepannya. Itu salah lo sendiri kalo udah kehilangan kehormatan lo. Bahkan lo mungkin udah gak perawan sebelum gue, sayang sekali gue gak begitu inget semalem".

Amel berniat membalas perkataan Dimas, namun keburu terpotong oleh ucapan Dimas, "Urusan kita selesai sampai di sini. Gue harap setelah gue keluar dari kamar mandi lo udah keluar dari kamar ini".

Setelah mengatakan itu Dimas beranjak dari kasur menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut. Sedang Amel.. ia hanya bisa menangis menyesali kejadian semalam.

"Ya Alloh maafkan Amel, Ampunilah dosa Amel Ya Alloh, mama.. papa.. maafin Amel", sambil menangis tergugu Amel mulai beranjak dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.

Tenaganya belum kembali sepenuhnya, tubuh nya terasa remuk redam tetapi ia mencoba kuat untuk berdiri karena ia harus segera keluar dari kamar ini.

Setelah berpakaian lengkap Amel meninggalkan kamar yang masih terlihat berantakan itu sambil sesekali mengusap pipinya yang tak henti mengeluarkan air mata.

Untungnya suasana lorong masih sepi dan ia tak berpapasan dengan siapa pun. Tujuan Amel sekarang adalah ruang tempat istirahat pegawai. Karena bukan hanya sekali Amel menginap di ruang ini, jadi ia tidak perlu alasan sulit jika kak devi atau temannya yang lain bertanya sewaktu berpapasan nanti.

Di ruang istirahat juga sepi, Amel pun segera mengemasi barangnya dan berniat langsung pulang ke kos.

**
**

Sesampainya di kamar kos, tubuh Amel kembali meluruh ke lantai. Ia kembali menangis, air mata nya seakan tak habis padahal ia telah menangis terlalu lama.

Setelah lelah menangis Amel bangkit untuk membersihkan tubuhnya lalu ia naik ke atas ranjang kecil di kamar kos nya. Kembali tenggelam dalam selimut, mencoba memejamkan mata untuk menghalau rasa pusing yang mendera.

Rasa lapar membangunkan tidurnya yang lelap. Amel ingat jika ia belum sarapan tadi pagi. Mencoba melirik jam dinding di sebelah jendela menunjukan arah jarum pendek berada di antara angka 3 dan 4.

Rupanya hari sudah sore pantas saja cacing di perutnya meraung minta asupan, pikirnya.

Namun meski begitu ia terlalu malas untuk bangkit dari ranjang, jiwa terasa rapuh untuk kembali berdiri.
Meraih Handphone di atas nakas, Amel mencoba menghubungi kak Rocky sang manager di bar, menyampaikan niatnya untuk ijin nanti malam dengan alasan sakit.

Dia tidak berbohongkan? seluruh tubuhnya memang terasa sakit, pikirannya pun masih kacau. Entah bagaimana nasibnya kedepan ia ingin melupakan kejadian semalam menganggap semua seperti mimpi buruk.

110123

Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang