Bab 30

18.2K 712 9
                                    

"Ahhh sial..." Ucap Ratna sambil membanting handphone dalam genggamannya ke meja. Mereka, Ratna dan kedua temannya, Bunga dan Citra, kini sedang berkumpul di dalam sebuah kafe langganan mereka.

Terlihat Ratna sedang marah menahan murka. Pasalnya ia baru saja mengirimkan sejumlah uang yang jumlahnya tidak sedikit ke rekening salah satu preman yang mengancam akan melaporkannya ke polisi tiga hari yang lalu.

"Kerjaan gak becus tapi nagih bayaran minta full. Rugi di gue.. Audi kesayangan gue terpaksa harus gue relakan." rengeknya mendramatisir akibat mobil kesayangannya telah ia jual.

"Sabar beb, berarti kita harus cari cara lain untuk menyingkirkan wanita hamil itu dan yang jelas tanpa harus mengotorinya dengan kedua tangan kita". Sahut Citra

Ratna yang tak mengerti maksud dari ucapan sahabatnya pun lantas bertanya, "Maksudnya gimana? Emang ada cara menyingkirkannya tanpa harus mengotori tangan kita? Kalau yang lo maksud itu dengan cara bayar preman lagi enggak, gue gak mau. Udah bayar mahal-mahal tapi kerjaan gak becus. Tekor di gue nanti kalau kita ulangi cara itu."

"Ih enggak. Tenang aja beb, kita gak perlu keluarin duit. Kita cuma perlu jadi kompor aja dan nyalain apinya. Biar api itu berkobar dengan sendirinya dan membakar target kita" jawab Citra.

"Gimana caranya, gue masih gak paham maksud lo."

Citra pun memajukan tubuhnya ke depan sambil memerintahkan kedua temannya untuk melakukan hal yang sama, "Sini deketan gue mau ceritain awal mulanya." Ratna dan Bunga sontak mendekat dengan mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Jadi kemarin gue gak sengaja ketemu sama si fara waktu belanja snack di indoapril pojok perempatan jalan deket kost an gue. Kayaknya mental dia udah lumayan sembuh, dia juga kemarin beli susu formula gitu untuk anak kecil yang sedang ia gandeng. Kalau gue tebak sih bocah kecil itu adalah bayi yang sempat dia tolak kehadirannya dulu."

"Jadi maksud lo si fara udah keluar dari rumah sakit jiwa" sahut Ratna cepat.

Bunga yang memang sudah mengetahui pun bantu menjawab, "Sebenarnya gue udah pernah ketemu juga sih sama Fara", ucapnya sambil meringis. "Kalau gak salah sebulanan yang lalu" lanjutnya.

"Dan gue sempet tanya-tanya juga ke Fara gimana kehidupan dia sekarang. Yang jelas sih katanya dia udah mulai bisa menerima keadaan dan mencoba untuk kembali hidup normal ya meski ia masih sedikit trauma dengan laki-laki baru yang belum dia kenal."

Ya, Fara mantan pacar Dimas yang tak lain juga sahabat dari Ratna itu memang telah menghilang beberapa tahun belakangan ini. Hal yang membuat Dimas susah move on darinya adalah rasa bersalah atas kejadian itu.

Kalian bertanya kenapa Dimas merasa bersalah atas menghilangnya Fara lima tahun belakangan ini? Oke, mari kita ulang kejadian beberapa tahun yang lalu itu..

Flashback...

Jadi Ratna dan Fara adalah sahabat sejak mereka duduk di bangku SMA, sejak dulu memang banyak laki-laki yang lebih menyukai dalam arti mengajak pacaran Fara dari pada Ratna. Hingga tak sedikit dari mereka mendekati Ratna hanya untuk mencari informasi tentang Fara. Hal itu membuat Ratna sedikit merasa kesal dan cemburu dengan segala perhatian yang di dapat Fara dari teman-teman lelakinya sewaktu SMA.

Dan puncaknya adalah ketika mereka berdua berada di bangku perkuliahan. Dimas adalah kakak tingkat yang meng ospek nya. Ratna yang melihat ketampanan dan ketegasan Dimas pun awalnya menaruh kagum kepada lelaki itu. Apalagi setelah mengetahui jabatan lelaki itu adalah sebagai Presiden Mahasiswa di kampus menjadikannya semakin menaruh hati kepada lelaki itu.

Sayangnya Ratna berbeda fakultas dengan Dimas jadi dia agak sulit untuk melakukan pendekatan. Dan menjadi keberuntungan Fara karena bisa lebih sering bertemu dengan Dimas karena Fara mengambil fakultas manajemen dan bisnis.

Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang