Bab 7

21.4K 1K 4
                                    

       Keesokan paginya terdengar suara ketokan dari pintu kamar kos Amel.
Terlihat sang penghuni kamar kos masih tertimbun di balik selimut bergambar Tom and Jerry berwarna biru dan coklat hanya sedikit mengeliat.

Memang sehabis subuh tadi Amel memilih untuk kembali memejamkan mata ke tempat tidur dan tanpa dia duga ia tertidur pulas hingga bangun agak kesiangan seperti sekarang.

"Tok tok tok.. mel.. lo di dalam kan?"
Tok tok tok...

Terdengar suara memanggil dari balik pintu membuat Amel mengakhiri tidur pulasnya. Ia mengerjap pelan, menoleh ke arah jam dinding guna mengetahui pukul berapa sekarang.

Amel bangun menurunkan kaki nya dari ranjang dan terduduk di sisi ranjang, "kayak suara kak devi" ujarnya. "Ia sebentar kak..", sambil menahan pusing di kepalanya Amel berjalan tertatih membuka pintu kamar kos.

Pintu terbuka, Devi yang berada di balik pintu mengangkat bungkus stereofom di depan wajahnya, "gue bawain bubur nih masih anget, lo pucat banget sakit apa sih. Gue baru tahu lo sakit semalem dari kak Rocky", cercanya.

"Aku hanya mau flu aja kayaknya kak, kepala pusing berat banget rasanya" jawab Amel dengan lesu. "By the way aku terima ya kak buburnya makasih kak, yuk masuk sini kak ke kamar, sorry masih berantakan aku emang belum sempet beresin".

"Gak deh gue mau balik aja ke kamar, gue cuma mau mastiin lo sakit apa. Ya udah buburnya cepetan di makan habisin sampek habis loh ya, beli nya pake uang itu soalnya, haha.. abis itu minum obatnya biar cepet sembuh"

Amel ikut tersenyum samar dengan lelucon Devi, "iya kak bakal aku makan sampai habis ini bubur, makasih banyak ya kak".

"Siipp.. ya udah gue balik dulu ya, cepet sembuh", sambil menepuk ringan pundak Amel, Devi berlalu menuju kamarnya.

***
***

Keesokan harinya, hari-hari Amel berjalan seperti biasanya. Ia berniat melupakan kejadian buruk malam itu. Di tempat kerja pun ia sebisa mungkin menghindari menjadi pengantar minuman. Ia lebih memilih berada di ruang tempat cuci atau hanya sekedar di belakang meja bar.
Amel hanya belum siap jika ia harus bertemu kembali dengan lelaki berengsek itu.

"Eh pelanggan VIP kita yang tampan itu kok gak pernah muncul lagi ya akhir-akhir ini, udah 2 mingguan kayaknya gue gak lihat wajah tampannya", ujar seseorang sesama pelayan teman Amel.

"Iya ya.. cowok tampan yang selalu duduk di meja no.7 itu kan kalo dia datang sendirian, gue tau namanya dia siapa, Dimas namanya. Udah lama sih gue gak lihat juga, kayaknya setelah dia datang rombongan bareng temen-temennya yang nyewa ruang karaoke deh, terus sampai sekarang belum ada muncul lagi", ujar teman lainnya.

Sayup-sayup Amel mendengar obrolan teman-temannya tentang lelaki itu, yang baru Amel ketahui namanya Dimas.

Amel memang tidak tahu jika lelaki itu tidak muncul kembali karena selama 2 minggu ini Amel benar-benar menghindarinya dan memilih bersembunyi di belakang.

Syukurlah jika si Dimas Dimas itu gak ke Bar ini lagi, kalau bisa 5 hari kedepan dia gak usah balik ke sini dulu biar mereka tidak usah bertemu sekalian, pikir Amel.

Karena dalam 5 hari kedepan Amel sudah genap 1 bulan bekerja di bar ini yang artinya ia akan mendapatkan gaji. Ia berniat untuk resign dan mencari pekerjaan yang waktu kerjanya standar orang pada umumnya. Bukan seperti sekarang, di mana waktu ia kerja adalah waktu paling istimewa buat istirahat tidur.
Ia juga sedikit takut jika kejadian buruk waktu itu terulang kembali.

***

Pagi hari dalam perjalanan pulang kerja ke arah kost, Amel merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Ia merasa was was, pasalnya pagi ini bukan yang pertama kalinya, kemarin ia juga merasa curiga dengan dua orang berpakaian hitam yang seperti mengamati dan mengawasinya ketika ia masih kerja di bar.

Situasi jalanan sepertinya sedang tidak memihak Amel, seingatnya pagi ini ia keluar dari Bar jam setengah lima lebih, tapi kenapa jalanan sangat sepi seperti ini.

Hari ini ia memang niat pulang dengan berjalan kaki menuju tempat kost sambil berolahraga pagi, namun ternyata ia memilih waktu yang salah.

Melihat situasi yang sepi, dua orang berpakaian hitam itu secara terang-terangan menghampiri Amel. Amel yang merasa takut pun mencoba berlari sekuat yang ia bisa, sambil berharap semoga ia bertemu dengan seseorang yang bisa ia mintai pertolongan.

Namun sekencang apa pun wanita berlari nyatanya lebih cepat larinya lelaki. Amel pun kalah, ia berhenti dari larinya karena di hadang orang berpakaian hitam itu. Belum sempat ia teriak meminta pertolongan, seseorang yang berpakaian hitam lainnya yang berada di belakangnya memukul leher belakang Amel, dan membuat Amel tak sadarkan diri.

Tak berselang lama terlihat mobil berwarna putih menghampiri mereka dan Amel mereka bawa pergi dengan mobil yang melaju dengan kecepatan agak kencang.



250123✨

-_-
kira- kira siapa ya yang menculik Amel?, Apakah si Dimas Dimas itu? Ataukah...?? 🤔

Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang