*** Afan berlarian dari kantin menuju UKS, ia sangat khawatir sampai sampai ia tidak melihat jalan dan hampir saja tersungkur. Tapi dia tetap kokoh agar Sherly yang berada di gendongannya tak jatuh.
"Kamu tahan ya bentar lagi kita sampai UKS" afan tampak sangat khawatir.
Bagaimana mungkin tidak, wajah Sherly saat ini memucat abu abu.
Sesampainya di UKS
"Buk tolong pak!" Teriak afan memasuki ruang UKS
"Baringkan baringkan" perintah ibuk penjaga UKS saat melihat Sherly di gendongan afan.
"Sebentar ya ibu liat dulu" lanjut ibuk penjaga.
"Sherly gapapa kan Bu?" Afan terlihat sangat cemas.
"Gapapa fan, pacar kamu cuma lagi demam aja butuh istirahat kayaknya dia juga kecapean" ucap ibu penjaga uks.
"Ufss syukurlah afan lega Bu, oh iya Bu afan izin sebentar ya Bu mau ngambil baju ganti buat Sherly" jawab afan
"Iya fan" jawab ibuk penjaga UKS.
Ibuk penjaga UKS adalah orang yang saat tau dan dekat dengan Sherly maupun afan. Sherly adalah anggota dari UKS dan afan adalah anggota dari tim basket yang notabennya sering keluar masuk bila ada yang cidera.
Taklama afan pun kembali dengan sepasang baju ganti untuk Sherly.
"Fan gantiin baju Sherly ya" pinta ibuk penjaga
"Buk gimana gantinya" bingung afan melihat Sherly.
"Ah iya hahhaa kamu laki laki ya"ketawa ibuk penjaga pecah saat melihat wajah polos afan.
"Ih ibuk mah ngerjain" omel afan.
"Ga ga engga, tadi itu ibuk lupa kalau kamu laki laki hahahha"
"Udah tunggu aja Sherly nya bangun dulu baru deh dia ganti sendiri" sambung ibuk penjaga UKS.
Menunggu Sherly yang tak kunjung bangun, afan menyelimuti Sherly dengan jaketnya lalu selimut UKS.
"Kamu ikut banget sih kalau tidur" kata afan saat ia melihat wajah Sherly dengan dekat.
"Jadi pengen liat tiap pagi" lanjutnya.
"Pipinya cabi" afan mengelus pipi Sherly sedikit.
"Hidung mancung" menyolek hidung Sherly.
"Mata yang indah' menyentuh kelopak mata Sherly.
"Rambut yang halus banget" afan mengelus rambut Sherly.
"Kamu cantik banget, aku aja semakin hari semakin sayang sama kamu" kini afan menatap wajah Sherly dengan senyuman manisnya.
Tak sadar, saat afan terus menerus menatap wajah Sherly. Sherly pun sadar dan terjadilah pandang pandangan.
"Ngapain lu?" Sherly membuyarkan lamunan afan.
"Gapapa" afan gugup saat menyadari Sherly memergokinya.
"Gue kok disini?" Tanya Sherly bingung.
"Udah sakit masih aja cuek" spontan afan.
"Yaudah" Sherly hendak turun dari tempat tidur.
Sherly yang masih sempoyongan hampir terjatuh dan untungnya afan gercep menolongnya.
"Kan kan jatuh kan" afan menangkap Sherly dengan memeluknya.
"Ih lepas ga" berontak Sherly.
"Kamu ganti baju dulu gih" saran afan.
"Iya, makanya lepasin gue" ucap Sherly saat menunjuk tangan afan yang masih saja meletakan tangganya pada pinggang Sherly.
"Eh iya hahhaa maaf maaf" afan melepas tangganya.
"Lu keluar lah sana" usir Sherly.
"Marah marah Mulu ni" oceh afan.
Setelah beberapa menit afan kembali masuk ke UKS sebab sudah pasti Sherly sudah selesai menukar bajunya, afan masuk dengan membawa makanan untuk Sherly dan dirinya.
"Haaiii... Aku bawa makanan" afan tersenyum manis menyapa Sherly.
Sherly hanya menaikkan alisnya sebelah melihat afan.
" Kan baju aku cocok ke kamu, emang deh kita itu Cocok banget" afan menggombali Sherly.
"Cocok apaan, kegedean yang iya" balas Sherly.
Afan hanya diam sambil tersenyum melihat Sherly yang memasang muka datar namun sangat lahap dengan makanannya.
"Tadi aku takut banget loh" ucap afan.
"Tau" jawab cuek Sherly.
"Tau apa? Kalau kamu tau kamu gabakalan secueknini ke aku, gabakal gaperduliin aku." Balas afan
"Gapapa" Sherly melanjutkan makannya.
"Kamu kenapa sih Sri?, Apa yang kamu sembunyikan?" Afan sangat ingin tau apa yang ada dipikiran Sherly.
Sherly hanya menatap afan dengan lekat sebentar lalu melanjutkan makannya.
"Btw makasih makanannya" terus Sherly.
"Haaaaa!" Teriak frustasi afan.
"Mulai deh, gila ya?" Tegur Sherly.
"LU TU BISA LEBIH MENCAIR LAGI GA SIH! GUE BUTUH FEEDBACK LU SRII! BISA GA GA USAH DINGIN LAGI. PLISS SRII!!!" afan berbicara jelas di muka Sherly, dan seraya memegang bahunya.
"Lu Bakan gila kalau tau gue
sebenarnya" ucap santai Sherly." Apa? Apa yang sebenarnya!" Afan mulai kesal pada keadaan ini.
"Okey gue udah siap makan, makasih ya" Sherly meninggalkan afan dengan senyuman.
"Ni anak kayaknya stress deh, masa dia ga punya rasa dikit pun. Dingin banget!" Kata afan dalam hatinya.
HAPPY READING...