Di sekolahan
"Selamat pagi sayang" sapa afan dan langsung merangkul Sherly.
"Pagi juga" jawab Sherly tersenyum.
Mereka jalan beriringan sambil merangkul.
"Kapan tuh aku bisa rangkul rangkulan gitu tu" muka eby cemberut saat melihat afan dan Sherly.
"Serius ga ganteng lu kayak gitu"ejek Nayla pada eby yang cemberut
"Is bodo ah" eby merajuk pada Nayla
"Iya iya sini sini" Nayla menarik tangan eby dan melingkarkan nya di lehernya.
"Hahah ayo sayang" tawa senang eby.
Ujian sedang berlangsung, tampak semua siswa sedang bertarung dengan lembaran lembaran soal yang diberikan sang guru. Dari kelas fisika kita bisa lihat afan yang santai menatap soal soal yang ia yakini bisa ia jawab dengan baik.
Tapi dari kelas matematika, Sherly harus berusaha sedikit keras akibat ujian yang diujikan saat ini adalah mata pelajaran fisika. Mapel yang sangat ia tidak suka, ia bingung bagaimana afan bisa sangat mudah menjawab pelajaran fisika.
"Nih afan ngajarinnya gabetul nih, masa gaada yang masuk soalnya satu pun" gerutu Sherly sambil membolak balikan lembaran soal.
"Ih males banget deh" ucap kesal Sherly yang menutup lembaran soal itu.
Tak sama dengan kelas matematika, eby yang di kelas bahasa dengan santai menyontek lembaran temannya akibat dari pengawas olahraga yang sibuk main hp hingga siswa di perbolehkan menyontek olehnya.
JAM ISTIRAHAT.
"Napa lu girang amat" ucap Nayla yang melihat eby ketawa ketawa.
"Ya dong, kan ujian ini aku pasti dapet nilai bagus" ucap eby sambil memakan sosial seribuan kesukaannya.
"Nyontek kan lu, pengawasnya pasti pak Marto" ucap afan seakan ia bisa membaca isi kepala eby.
"Nyontek? Ada dalam kamus ebyan buana?" Belaga eby.
"Dih gausah sok, gue tau" ucap afan yang menyorot kepala eby.
Mereka bertiga asyik bercengkrama ditengah tengah kantin yang padat akibat semua siswa kelaparan selesai ujian.
"Eh Bebeb gue mana nih kok ga keliatan?" Afan menyusuri seluruh kantin dengan kedua bola matanya.
"WC kali, biasa tertekan sama soalnya" ucap eby yang mati ke PD an.
"Gue mau nyusul ah" ucap afan yang beranjak dari kursinya.
Beberapa langkah afan berjalan, langsung saja wajah yang ia cari cari muncul dari banyaknya kerumunan manusia bernyawa itu.
"Sayang" afan berlari menghampiri Sherly.
Satu kantin bisa mendengar teriakan afan, yang anehnya mereka masih heran dengan hal itu? Padahal afan setiap hari berteriak memanggil Sherly sayang didepan mata mereka.
"Malu fan" Sherly berjalan sambil menutup mukanya
"Kenapa sih kan aku pacar kamu" ucap manja afan yang gelendotan pada Sherly.
"Eh bayi bisa diem ga" Sherly geram dengan sikap afan ini.
"Aaaaaaaa iiiiii" rengek afan seperti anak kecil yang menghentak hentakkan kakinya.
"Iya iya" suara lembut Sherly keluar.
"Ihiii" girang afan sambil berlari kemeja yang berisi eby dan Nayla.
"Silahkan duduk" afan mempersilahkan Sherly duduk dibangku yang telah ia tarik.
"Makasih" ucap Sherly yang langsung duduk.
"Gimana kamu lancar ujiannya?" Tanya afan sambil memberikan mangkuk makan Sherly dan minumnya.
"Lumayan tapi yang kamu ajarin tadi malam gamasuk tauu" ucap Sherly sambil mengambil sendok yang telah afan bersihkan dengan tissue.
"Gamasuk atau kamu selama belajar ngeliatin muka tampan aku ini ha?" Ejek afan pada sherly.
"Dih, ke PD an ya pak" Sherly memukul pelan lengan afan.
"Aaaw" acting afan saat Sherly memukulnya seakan akan sangat keras.
"Sumpah nanjis" ucap Nayla yang menatap mereka berdua dengan jijik.
"Eh ada netizen nih" ucap afan sambil menunjuk Nayla.
"Jangan sampe gue tampol mulut lu yang lemes melebihi emak emak komplek yeh"ucap Nayla yang siap menerkam afan saat itu juga.
"Ih kiyutt" ucap Sherly (pake nada bang Gunawan ygy)
"Ya tuhan kenapa temen temen gue stress semua" ucap eby sambil menadahkan tangan.
"Lu yang stress" ucap serentak mereka bertiga.
