*** pagi ini disekolah telah berkumpul perwakilan dari masing masing kelas untuk mengikuti lomba.
Dari kelas biologi adalah Danu labian.
Dari kelas fisika ada Abian afan buenavista.
Dan dari kelas mate matematika ada Sherly Sridevi admaja.Ketiga siswa terpilih ini akan mengikuti pembelajaran tambahan untuk membahas mengenai soal soal yang akan mereka kerjakan di perlombaan nantinya.
"Sher semangat ya buat lomba kita nanti" ucap Danu pada Sherly dengan sumringah.
Afan yang melihat itu meraja kesal, Danu memang terdengar menyukai Sherly sejak lama namun ya begitu Sherly yang sangat anti pada lelaki tidak merespon perasaan Danu.
"Ya" jawab ketus Sherly.
"Minggir lu" afan menarik Danu dari sisi Sherly.
"Ajarin gue ini" ucap afan pada Danu.
Afan sengaja mendekati Danu agar Danu tidak mendekati Sherly.
"Apaan sih fan gue mau ngomong sama Sherly" ucap kesal Danu.
"Ini lebih penting, ntar pas lomba gue gatau jawaban biologi gimana?" Afan mengalihkan perhatian Danu.
"Ih yaudah deh" pasrah Danu.
Sherly hanya menatap mereka berdua dengan datar dan tanpa ekspresi.
aneh bukan? Bagaimana manusia tidak memiliki perasaan pada lawan jenis nya?
Pembelajaran hari ini lumayan melelahkan, pukul 17:00 saja mereka masih sibuk dengan kertas dan pena mereka.
" Ayok pulang yuk" ajak afan.
"Iya nih bosen gue liat soal soalnya, lanjut besok aja gimana sher?" Tanya Danu pada Sherly.
"Oke" balas Sherly.
Sherly tampak masih kurang fit, dan afan melihat itu makanya afan mengajak mereka pulang.
Danu pergi dari kelas dahulu karena ada urusan yang penting.
"Thanks fan" ucap Sherly seraya memasukan semua alat tulisnya ke dalam tas.
"Buat?" Tanya bingung afan.
"Udah ngertiin gue" jawab Sherly.
"Ternyata dia tau gue ngajak pulang karena ngeliat dia ga fit" ucap afan dalam hatinya.
"Sama sama sher" afan tersenyum sampai memperlihatkan gingsulnya.
"Anterin gue pulang!" Kata Sherly.
"Ha! L-lu ga lagi sakit kan?" Tanya bingung afan sampai dia mengecek kening Sherly.
"Gamau ya gausah" Sherly berjalan keluar kelas.
Afan yang menyadari namun masih syok mendengar Sherly, mengejar Sherly.
"Iya iya tunggu" afan mendahului Sherly untuk bergegas ke parkiran.
Parkiran.
"Ayo naik" ajak afan pada Sherly yang baru sampai di hadapannya.
Sherly naik ke motor afan tanpa mengucapkan apa apa.
"Pegangan srii" pinta afan.
Tanpa ancaman Sherly memegang pinggang afan, tak memeluk namun memegang saja sudah sebuah kemajuan dari sikap Sherly.
Diperjalanan.
Afan hanya tersenyum membayangkan sikap Sherly yang melunak padanya.
"Fan" ucap Sherly yang membuyarkan lamunan afan.
"Iya?" Tanya lembut afan.
"Gue berubah ya?" Tanya Sherly.
"Iya, kamu berubah banget kenapa?" Tanya penasaran afan.
"Aku tau aku terlalu dingin untuk semua orang, kemarin Nayla bilang ke aku kamu baik banget. Dia cerita kamu segimananya biar Deket sama aku" ucap Sherly.
Wah hal yang tidak wajar karena Sherly berkata lebih dari 10 kata pada afan.
Afan yang mendengar itu memberhentikan motornya di tepi jalan lalu turun dan menghadap pada Sherly.
"Kamu gasuka ya?" Afan memastikan bahwa Sherly tidak risih padanya.
"Fan jangan terlalu baik, jangan sampai aku yang di cap ga baik dalam hubungan ini" ujar Sherly.
"Kenapa kamu yang ga baik? Kamu baik kok" afan menggenggam tangan Sherly.
"Fan kamu serius sama aku? Kamu bisa balikin Sherly yang dulu? Kamu bisa balikin sherly yang selalu ceria? Apa kamu bisa fan? Tanya Sherly.
Sherly berkata sambil berkaca kaca, ntah ada bayangan apa yang sedang berputar dikepalanya. Apakah masalalu Sherly sangat lah melelahkan sampai dia ingin melupakannya.
"Kamu ga perlu kembali Sri kalau kamu belum siap, aku disini disisi kamu dan selalu bersama kamu." Afan meyakinkan Sherly.
"Fan tolong jangan jadi orang yang berbeda suatu saat nanti, jangan jauhin aku dan jangan hilang dari diri aku" pinta Sherly.
Tangis itu pecah pada mata indah milik Sherly, pipinya yang cabi dibasahi oleh senyawa asam dari dirinya.
"Jangan nangis sayang, kamu akan baik baik saja" afan memeluk Sherly untuk menenangkannya.
Sepertinya telah terjadi sesuatu saat Nayla berbicara pada Sherly, ntah apa yang Nayla katakan sehingga Sherly melunak dan lebih hangat pada afan.
"Kita mulai pelan pelan ya Sri, kamu ceria lagi aku bahagia kamu tersenyum tanpa memaksa aku bahagia" ucap afan penuh senyum.
"Terimakasih dan maaf karena kamu terlibat di hidup aku yang sangat melelahkan ini" ucap Sherly yang masih didekapan afan.
"Udah ayo kita pulang, atau kita mau makan dulu?" Tanya afan.
"Pulang dulu aja, makan dirumah aku aja" balas Sherly.
"Okedeh" afan kembali naik ke motornya dan mereka kembali melanjutkan perjalanan.
HAPPY READING...