26

16 2 0
                                    

Selama Haru menunggu Ibunya untuk sadar, Haru bertukar pesan dengan Calvin membahas apa yang akan dilakukannya nanti.

"Haru?"

Saat Haru melihat Ibunya telah sadar, Haru langsung menyimpan HP-nya di dalam kantong dan membantu Ibunya untuk duduk serta memberikannya minum.

"Apakah kau benar-benar ingin hidup sendiri? Apakah pria itu yang menghasutmu? Atau apakah kau diancam olehnya?!"

"Ibu! Dia tidak menghasutku apalagi mengancamku! Aku.." Haru yang tidak dapat melihat ekspresi sedih di wajah Ibunya hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Apakah kau merasa tidak nyaman disini bersama Ibu?"

"Bukan seperti itu, bu. Keinginanku untuk hidup sendiri tidak berhubungan dengan kenyamananku disini bersama Ibu dan yang lainnya." Jawab Haru diakhiri dengan helaan nafas.

"Lalu? Apa alasanmu? Bisakah kau memberitahu Ibu?"

Keiko memandang mata bulat yang paling dia sukai selama 22 tahun ini berusaha mencari tahu jawaban dari pertanyaannya sendiri. Tetapi yang dia dapatkan hanyalah eskpresi serius dari anak bungsunya.

"Sebentar lagi aku akan berumur 23 tahun, dan aku ingin memiliki kemampuan untuk hidup mandiri. Semenjak aku mengenal banyak orang di komunitas Vtuber, aku merasa seperti katak di dalam dinding dan itu selalu membuatku berkecil hati. Tanpa sadar kepercayaan diriku menurun tetapi Calvin selalu menyemangatiku. Ha.... aku akan memberitahu yang lain mengenai Calvin dan keinginanku untuk hidup sendiri ini. Ibu, aku tidak ingin menjadi orang yang tidak dapat melakukan apapun sendiri sampai tua nanti."

Penjelasan panjang dari Haru membuat Keiko hanya menganggukkan kepalanya dan diam. Keiko merasa bahwa anak bungsunya telah berubah.

Seperti janjinya, Haru menyuruh Hiroto-san untuk menyampaikan pesan kepada yang lain, "Aku memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan jadi aku harap Ayah, Kenji-niichan, dan Fuji-neechan dapat kembali untuk sementara"

Hajime, Kenji, dan Fuji yang mendengar kabar bahwa Haru kecil mereka ingin membicarakan sesuatu pun langsung mempersiapkan kepulangan mereka untuk sementara. Khawatir dan rasa senang sedang berlomba-lomba mengisi hati mereka sepanjang perjalanan.

Setelah makan malam bersama Keiko, Haru berpamitan untuk ke kamar terlebih dahulu dan tentu saja Keiko memperbolehkannya meskipun Keiko masih ingin berbincang dengannya tetapi apalah daya Keiko saat ini.

"Haru."

Mendengar Calvin memanggil namanya dengan suara yang berat nan halus dan wajah tampannya yang selalu tersenyum tipis adalah hal yang paling disukai oleh Haru saat ini.

"Gimana?"

"Hm. Gua udah bilang ke Ibu dan akan bilang ke yang lainnya saat mereka kembali."

"Gua kesana ya?"

Tatapan dari mata hijau kecoklatannya selalu berhasil menenangkan Haru.

"Hm." Sambil menganggukkan kepalanya sekali, Haru melanjutkan jawabannya, "Tapi lu boleh kesini kalau mereka ijinin."

"Iya, gapapa. Gua beli tiketnya sekarang. Sebentar ya? Jangan dimatiin."

Bagaimana Haru tidak jatuh cinta kepadanya? Calvin yang selalu memanggil namanya dengan lembut, godaan dan candaannya yang selalu terdengar manis, kepeduliannya yang hangat, Haru menyukainya.

"Iya. Tapi, Calvin..." Haru yang ingin berbicara tetapi melihat Calvin yang sedang sibuk dengan HPnya yang lain untuk membeli tiket pun tidak melanjutkannya.

"Iya, kenapa? Ngomong aja, gua dengerin. Kan yang sibuk tangan gua, bukan telinga sama mulut gua." Kata Calvin dengan lembut.

"Gua gamau ngomong kalau fokus lu terbagi. Jadi selesain dulu aja."

"Hm. Tunggu sebentar ya."

Haru sangat suka melihat wajah tampan Calvin yang sedang serius melakukan sesuatu jadi dia tidak pernah keberatan untuk menunggunya.

"Okay, sudah dapat. Gua flight 4 jam lagi."

"Eh? Kenapa buru-buru?"

"Ga ada yang terburu-buru, gua cuma memprioritaskan sesuatu." Jawab Calvin sambil tersenyum hangat menatap mata bulat di depan layarnya, "Jadi, lu mau ngomong apa?"

"Tapi kalau keluarga gua ga ijinin lu datang kesini, gimana? Calvin, lu tahu sendiri kalau gua ga bisa melawan keinginan mereka."

"Gua kan masih bisa jalan-jalan disana. Dan untuk ketemu keluarga lu, gua bisa nunggu ijin dari mereka kok. Jadi, jangan khawatir."

"Okay... lu ga siap-siap?"

"Cuma butuh 25 menit untuk ke bandara. Gua temenin lu tidur dulu."

"Terus kerjaan lu gimana?"

"Jatah cuti gua masih banyak. Besok gua bilang kalau ada urusan yang gabisa ditinggal dan untuk streaming minggu ini, gua batalin semua."

"....ma-"

"Jangan minta maaf. Ini keinginan gua sendiri."

"Hm."

Beberapa saat kemudian, Haru telah lelah dan berpamitan untuk tidur.

"Hati-hati. Kalau udah sampai Jepang, kabarin." Kata Haru sambil menutup mulutnya karna menguap.

"Hahaha iya, selamat malam." Jawab Calvin dengan tawa kecil karna tingkah gemas Haru.

beep

Fukumoto HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang