30

15 1 0
                                    

Calvin yang terus mengikuti kemana Haru menarik tangannya tiba-tiba saja menahan Haru untuk tidak terus berlari, "Makan dulu. Udah lewat jam makan siang. Lu mau makan apa?"

"Ramen."

Sambil menganggukkan kepala, Calvin menuntun Haru ke restaurant yang tersedia di dalam Universal Studio.

Setelah keduanya mengisi perut, Haru tidak ingin lanjut untuk naik wahana karena perutnya terasa tidak nyaman. Calvin yang memperhatikan Haru di sampingnya sedang memegang perutnya dengan tangan kirinya.

"Beli dessert?" Tanya Calvin sedikit khawatir.

"Hm. Tapi gua duduk disitu ya?" Jawab Haru sambil menunjuk kursi kosong di dekat taman bunga.

"Iya."

Calvin kembali membawa beberapa dessert dengan rasa strawberry, dia juga membawa milkshake dan ice cream dengan rasa yang sama yaitu strawberry.

Haru yang melihat pujaan hatinya telah kembali pun langsung tersenyum.

————————————————————————-
Destinasi terakhir yang telah direncanakan oleh Calvin adalah Iluminasi Ao no Dokutsu.

"Oh... ini indah!" Kata Haru sambil menarik tangan Calvin dengan semangat.

Mereka berjalan berdampingan di sepanjang jalan yang dipenuhi oleh lampu biru yang indah. Kedua tangan yang saling menggenggam menghantarkan kehangatan untuk satu sama lain di tengah malam yang dingin.

"Darimana lu tahu ada tempat ini disini?" Tanya Haru yang tiba-tiba berhenti menghadap Calvin.

"Searching di google." Jawab Calvin cuek.

Haru yang mendengar jawaban cuek Calvin merasa sedikit kesal, tapi apa yang sebenarnya membuatnya kesal? Dia tidak tahu!

Haru tetap berdiri dengan kepala yang mendongak memperlihatkan mata bulatnya yang indah kepada Calvin.

Calvin yang harus sedikit menundukkan kepalanya untuk memandang wajah Haru merasa dadanya sedikit aneh.

Tiba-tiba saja Calvin maju semakin mendekat di depan Haru dan tangan kirinya yang seharusnya memegang tangan kanan Haru telah berpindah ke pinggang ramping Haru dengan disusul tangan kanannya mengelus pipi kiri Haru! Haru pun hanya bisa terdiam di tempat dengan jantung yang berdetak sangat cepat.

Dengan posisi yang masih sama, Calvin tersenyum sangat dekat dengan wajah Haru dan berkata, "Pantas saja langit tidak dipenuhi oleh bintang, ternyata semua bintangnya ada di bola mata lu."

"Hm? Wajah lu makin merah. Lu kedinginan?" Tanya Calvin sambil mengelus pipi gembulnya.

Haru hanya bisa menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Calvin.

Melihat Haru yang hanya diam, Calvin semakin berani mendekatkan hidungnya hingga menyentuh hidung Haru, dan bertanya,

"Haru, lu suka gua?"

Tetapi, Calvin tak kunjung mendapatkan jawaban dari mulut Haru. Dia hanya melihat wajah Haru yang semakin memerah seperti tomat.

"Haru, lu suka gua?" Calvin bertanya untuk kedua kalinya.

Haru yang dapat merasakan nafas hangat Calvin di depan bibirnya merasa sangat gugup karena jika dia membuka mulutnya, kedua bibir mereka akan bersentuhan!

"Haru.." Panggil Calvin dengan suaranya yang sangat berat.

"Suka"

Sesaat setelah Haru mengatakan satu kata itu, Calvin langsung mencium Haru.

Calvin paham jika ini akan menjadi pertama kalinya bagi Haru, jadi dia harus lebih berhati-hati.

Haru yang tidak tahu harus bagaimana, hanya bisa membiarkan Calvin untuk terus melumat bibir mungilnya hingga sedikit membengkak.

"Buka sedikit." Perintah Calvin dengan suaranya yang terdengar seksi di telinga Haru.

"Hmpmhhh" Haru yang sedikit terkejut karena saat dia baru saja membuka mulutnya sedikit, lidah hangat Calvin langsung menerobos dan menjilat seluruh area mulutnya!

"Hmphhh ahh hmpphhh"

Calvin yang mendengar suara lenguhan dari mulut Haru merasa puas dan semakin liar. Bukan hanya menjilat saja, tetapi dia juga mulai menggigit bibir merah Haru yang telah membengkak.

Setelah beberapa menit, Haru merasa oksigen di dalam paru-parunya akan habis, matanya mulai mengeluarkan air mata lalu dia memukul ringan dada Calvin untuk membebaskan mulutnya.

Calvin yang paham dengan keadaannya mulai melepaskan ciuman mereka.

"Ha.. ha.. ha.." Dengan terengah-engah, Haru menatap mata phoenix Calvin.

Melihat mata bulat Haru berkaca-kaca serta hidung, pipi, dan telinganya memerah, dan juga bibir kecilnya yang membengkak merah karena hasil perbuatannya membuat Calvin tersenyum puas.

Calvin pun menangkup kedua pipi gembul Haru dan memagut ringan bibirnya.

Setelah puas mempermainkan bibir Haru yang manis, Calvin mencium pipi, hidung, mata, dan dahi Haru dengan lembut.

Haru yang hanya menerima kehangatan dari Calvin hanya bisa memerah malu. Setelah mengumpulkan keberanian, Haru langsung memeluk Calvin! Mendengarkan detak jantung orang yang dia sukai selama ini ternyata memiliki ritme yang cepat seperti dirinya, membuat Haru sangat senang. Dia menutup matanya dan mendengarkannya dengan lama.

Calvin yang melihat Haru berinisiatif untuk memeluknya membuat jantung Calvin berdetak lebih kencang daripada saat dia mencium Haru.

Tak butuh waktu lama untuk Calvin membalas pelukan Haru. Sambil mengistirahatkan dagunya diatas kepala Haru, "Lu cowok gua."

"Kok lu ga tanya? Emang gua mau?" Goda Haru.

"Tadi kan gua udah tanya." Jawab Calvin sedikit kesal.

"pft" Haru mendongakkan kepalanya dan berkata, "Lu kan cuma tanya gua suka atau engga."

"Emang lu gamau jadi cowok gua?" Tanya Calvin sedikit mengkerutkan alisnya sedikit.

Mengetahui bahwa jantung Calvin juga berdetak dengan kencang saat mereka bersama membuat Haru lega dan berani.

Cup

Di dalam pelukan Calvin, tiba-tiba saja Haru berjinjit dan mencium bibir Calvin lalu dengan senyumnya yang cantik, "Mau. Tapi syaratnya lu juga harus suka gua."

Tentu saja Calvin yang tidak melewatkan kesempatan itu, langsung menangkup kedua pipi Haru dan menciumnya untuk kedua kalinya.

Tetapi, pada ciuman kedua ini, Haru berusaha untuk membalasnya! Bibir mungilnya mencoba melumat bibir tebal Calvin yang menurutnya seksi, dan saat Calvin mengeluarkan lidahnya, Haru pun langsung paham dan membuka mulutnya.

Meskipun lidah Haru tidak selihai miliknya, Calvin tetap merasa puas karena Haru mau berusaha untuk membalas ciumannya, "Mungkin ke depannya, dia bakal jago." pikir Calvin sambil tersenyum di tengah ciuman mereka.

Setelah Calvin memisahkan bibir mereka, terlihat untaian saliva yang tersisa diantara bibir mereka.

Dengan bibir mungilnya yang cemberut, Haru berkata, "Kok lu ga jawab!"

Kali ini, gantian Calvin yang ingin menggodanya, "Hm?"

Melihat reaksi Calvin membuat sudut bibir Haru sedikit berkedut! "Dia benar-benar menyebalkan!" pikirnya mengumpat.

"Hahahaha" Calvin yang tidak tahan melihat wajah Haru yang gemas, dia pun tertawa lepas sambil membawa Haru ke dalam pelukannya, dan berbisik, "Dari awal gua udah suka lu, dan sekarang gua sayang lu, mungkin besok gua bakal cinta lu. Jadi, bareng sama gua terus ya?"

Perkataan Calvin, membuat Haru memejamkan matanya di dalam pelukannya yang sangat hangat, dengan tersenyum dia bergumam, "Hm."

Fukumoto HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang