"Kita bisa mencoba kalau kau mau..."
Kalimat itu terus-menerus berdengung di telinga dan pikiran Jeonghan. Hari itu masuk pertengahan musim semi. Memakai masker merupakan pilihan terbaik karena serbuk sari terasa mulai mengganggu. Sialan rhinitis alergiku ini!
Jeonghan membenamkan kepala pada buku-buku paket yang ia pinjam dari perpustakaan kota dan perpustakaan sekolah minggu lalu. Ujian kelulusan di depan mata. Semua orang tampak menjadi jauh lebih sensitif akhir-akhir ini, tidak terkecuali Hoshi.
Hoshi biasanya banyak menghibur dan melemparkan lelucon konyol. Dia benar-benar badut dalam beberapa kelas. Dia akan bepergian membawa-bawa makanannya dan berteriak dengan suara itik meleternya. Tapi, beberapa hari terakhir sikapnya menjadi lebih dari sekadar sensitif. Bukan lagi bersungut kesal jika diganggu, Hoshi tidak akan segan memaki siapapun yang memecah konsentrasinya. Dia seperti gurita raksasa.
Yuqi jauh lebih parah. Dengan semua hal tentang ujian, dia masih harus disibukkan dengan latihan memberikan pidato untuk hari kelulusan. Semua guru tampaknya memiliki harapan tinggi padanya, dan dia terlihat seperti ingin melempar siapapun yang berada dalam jarak pandangnya ke luar jendela.
Perpustakaan siang itu jauh lebih ramai dari biasanya. Ada lebih banyak siswa tingkat akhir diatas kursi perpustakaan yang keras, ada lebih banyak siswa tingkat akhir di antara rak-rak buku. Jeonghan sengaja memilih kursi yang ada di paling sudut ruangan, menjauh dari siswa yang lain dengan harapan mereka tidak akan memecah konsentrasinya. Tapi sialnya ucapan Seungcheol beberapa hari lalu lah yang mengambil alih pikirannya.
Setelah mengatakan ingin mencoba dengannya, Seungcheol merespon ucapan Jeonghan dengan serius, berpikir bahwa mereka bisa benar-benar mencoba jika memang waktunya tepat. Jeonghan ingat wajahnya jauh lebih merah dari kepiting rebus waktu itu.
Untuk pertama kalinya Jeonghan melihat Park Jihyo mengunjungi perpustakaan. Dia memakai sesuatu seperti syal yang dijadikan tanktop halter neck dan jeans berwarna putih. Tatapan Jeonghan jatuh ke payudara Jihyo yang sangat besar itu dan tanpa bisa ia cegah, ia membandingkannya dengan payudaranya sendiri.
Harus Jeonghan akui Jihyo memang memiliki tubuh yang sangat indah. Dia bugar, payudaranya besar, tapi pinggangnya ramping. Kulitnya juga terlihat kencang dan sehat. Sementara Jeonghan sebaliknya. Wajahnya memang mulus tanpa noda, tapi tetap saja kulitnya terlalu lembek dan pucat.
Bagaimana jika Seungcheol berkencan dengan Jihyo dan mereka melakukan hal yang menyenangkan diatas ranjang?! Jihyo pasti tidak akan berhenti menjepit Seungcheol dengan dadanya yang besar itu.
Sialan! Tahan diri dan pikiranmu sendiri, Yoon Jeonghan!
Jihyo meliriknya dan mencibir seolah Jeonghan sesuatu yang menempel di sol sepatunya. Nayeon bahkan mengacungkan jari tengah. Jeonghan tidak ingin membuat keributan dan memilih untuk kembali memandang tumpukan buku tebal diatas pangkuannya.
Yuqi datang lima belas menit kemudian. Sebuah buku catatan kecil dalam genggamannya dan satu binder tebal yang akhir-akhir ini selalu bersamanya berada di tangan yang lain.
"Aku baru saja selesai latihan..." Dia berbisik, menunjukkan buku catatan kecil miliknya. "Untuk pidatoku."
"Lagi?!"
Yuqi mengangguk, "ya. Semuanya harus berjalan sempurna. Aku ingin membuat kenang-kenangan dan meninggalkan sekolah ini dalam keadaan yang baik."
Yuqi baru saja mendapat surat balasan dari salah satu universitas negeri yang ada di perbatasan kota. Mereka meminta satu contoh paper Yuqi lainnya dan Yuqi akan mengirimnya lusa.
Jeonghan belum menerima satu pun balasan dari universitas yang ia pilih. Seungcheol juga sudah mendapatkan balasan dari empat universitas yang dia kirimkan surat, dan semuanya sepertinya tertarik dengan profilnya.
Jam berikutnya adalah olahraga. Semenjak banyaknya kejadian melukai diri sendiri atau melukai teman sekelasnya dengan tidak sengaja, Mr. Kim memberi Jeonghan kebebasan di pelajarannya. Jeonghan duduk di salah satu bangku penonton di lapangan. Teman-temannya yang lain sibuk berlatih sepak takraw. Beruntung ia tidak perlu bermain hari itu.
Yuqi bermain dengan bagus. Dia mampu mengalahkan Nayeon dan minion Park Jihyo yang lain sementara Jihyo sibuk berdiri di pinggir lapangan, mengipasi wajahnya dengan potongan kecil kardus yang entah dia dapatkan darimana. Dia tidak bermain hari itu, sesumbar bahwa dia baru saja melakukan perawatan wajah dan dia tidak ingin membuang-buang uangnya begitu saja.
"Ujian kalian di depan mata!" Mr. Kim bicara dengan suara keras. Kedua tangannya terlipat di depan dada. "Harus kukatakan kalian melebihi ekspektasiku." Senyumnya mengembang. "Dua minggu lagi kalian akan menghadapi semua ujian yang membuat sakit kepala, tapi di minggu berikutnya kalian akan merayakan pesta prom. Jadi, berusahalah dan tahan diri kalian untuk dua minggu lagi."
Jihyo tertawa genit dan mengangkat tangan. "Apa Mr. Kim juga akan pergi ke pesta?"
Mr. Kim tersenyum miring. Harus Jeonghan akui dia tampan, dan dia sadar akan hal itu. Dia juga sangat pandai menggoda siswi. Tapi, untuk kali ini Jeonghan merasa mual melihatnya.
Tepat di seberang sekolah ada sebuah kedai kecil yang baru saja buka. Seungcheol masih sibuk dengan urusannya dan meminta Jeonghan menunggunya di kedai itu karena ada yang ingin dia bicarakan. Pelayan wanita bernama Im memakai apron berwarna senada dengan roknya tersenyum sangat cerah ketika Jeonghan membuka pintu masuk kedai.
"Halo, selamat datang..." Papan menu diatas kepalanya menampilkan banyak sekali makanan dan minuman yang terlihat lezat. Mereka menjual kentang goreng dan hotdog ekstra keju dengan harga yang sangat murah?! Itu luar biasa!
Jeonghan memesan milkshake stroberi dengan ekstra krim kocok dan astor, hotdog, dan kentang goreng. Yuqi akan berteriak jika melihat porsi makan Jeonghan karena menurutnya, gaun pesta kelulusannya tidak akan muat jika dia tidak menjaga berat badannya sendiri. Persetan dengan itu.
Jeonghan sedang menjilati krim kocok yang ia ambil menggunakan telunjuk ketika Seungcheol datang. Rambutnya acak-acakan. Dia menarik satu kursi dan duduk diatasnya, ikut mencoba krim kocok dari telunjuk Jeonghan. Sesuatu dalam perut Jeonghan terasa menggelitik hingga ke bagian paha ketika Seungcheol menjilati telunjuknya dan mengecupnya kemudian.
Seungcheol memesan burger untuknya sendiri dan air mineral. Dia sedang mengurangi konsumsi gula atau kafein.
"Ada yang ingin kubicarakan." Jeonghan menunggu dia menyampaikan kalimatnya sambil mengunyah hotdog. "Dengar... kita sudah setuju untuk melakukan... sesuatu... itu."
Wajah Jeonghan memerah.
"Ya."
"Dan melakukannya begitu kita telah lulus dari sekolah menengah."
Semakin memerah.
"Ya."
"Kelulusan sudah di depan mata. Apa kau yakin akan melakukannya?! Ini pertanyaan terakhirku."
Jeonghan terlihat seperti seseorang baru saja menyiramkan seember cat berwarna merah tepat di wajahnya saat ini.
"Ya..."
Senyum Seungcheol terbit, jemarinya meraih jemari Jeonghan dan bermain dengannya. "Bagaimana kalau pergi ke satu tempat setelah pesta kelulusan? Aku yang akan mengatur semuanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/225341800-288-k509077.jpg)
YOU ARE READING
HEAVEN'S CLOUD | JEONGCHEOL (END)
FanficDisclaimer : © BG Seventeen, Pledis Ent, Hybe Pair : Yoon Jeonghan (female gender) x Choi Seungcheol (Scoups) Cover and Picture : Internet Rate : T semi M Syn : Yoon Jeonghan jatuh cinta berulang kali dan jauh lebih sering dari teman sebayanya yang...