Pasal 3.1

28 14 1
                                    

"Apa yang sebenarnya menentukan penampilan atau fisik seseorang?."

Karena pada saat ketika lahir lalu tumbuh dewasa sekarang, kita tidak pernah memilih untuk memiliki fisik seperti apa. Lalu pantaskah setiap penilaian yang hadir mengenai fisik seseorang?. Penilaian mengenai fisik seseorang itu sangat tidak pantas, karena beberapa orang ada merasa sakit hati bahkan stres oleh hal itu.

Bukan tidak menerima diri sendiri, kadang kala kita pun tidak ingin terlalu repot dengan penilaian orang lain, namun pada satu waktu apa yang dikatakan oleh orang lain seperti menimbulkan pertanyaan tersendiri yang membuat kita tidak merasa percaya diri, hanya karena fisik menjadi daya tarik seseorang. Namun, mau seperti apapun inilah kita dengan diri sendiri, lantas perasaan insecure atau tidak percaya diri yang hadir itu untuk siapa sebenarnya?.

Aku tahu bahwa kita harus merawat diri sendiri dan apa yang kita miliki, tetapi hanya karena penilaian orang lain yang menggelikan itu, kita tidak dapat menerima diri kita sendiri dan merasa terbebani. Lepaskan semuanya dan mulai sayangi diri kita sendiri, jangan jadikan penilaian orang lain sebagai alasan untuk kita membenci apa yang kita miliki saat ini. Jika cantik itu relatif, maka jangan jadikan penilai kita terkait cantik terhadap semua orang, karena perasaan atau emosional seseorang itu berbeda, dan aku selalu percaya bahwa kita semua akan tampak cantik bahkan spesial di mata orang tepat.

Kembali pada sebuah penilaian, aku tahu beberapa orang mengungkapkan penilaiannya dengan alasan peduli, namun disisi lain isi kepala dan perasaan seseorang itu berbeda, begitu juga dengan keadaannya kita tidak pernah tahu hal itu, karena tidak sedikit orang yang lebih memilih diam dan tidak menceritakan semuanya kepada orang lain, jadi jangan menilai orang lain hanya dari cerita dan sudut pandang kita.

Aku tahu bahwa kita tidak sendiri, aku juga tahu masih banyak orang baik yang peduli dan sayang kepada kita, bukankah begitu cara orang lain mengingatkan atas semua keluhan yang sering kita ceritakan, dan menyebalkan memang ketika kita menceritakan semua apa yang dialami, lalu hal itu menjadi perbandingan siapa yang lebih menderita antara yang bercerita dan yang mendengarkan, meski bagaimana pun kita menghargai semua hal itu, hal-hal yang bertujuan menenangkan dan agar kita bersyukur atas apa yang kita alami karena orang lain pun pernah atau sedang mengalami hal itu.

Pada satu keadaan apa yang kita rasakan itu tidak lagi dapat terpendam dan memilih untuk bercerita, maka cukupkan saja hanya dengan mendengarkan, tidak perlu membandingkan. Jadi tolong berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan, untuk menilai orang lain salah satunya, karena kita hidup dengan latar belakang dan cerita yang berbeda. Pada satu posisi kadang kala kita merasa tidak lagi dapat mengandalkan orang lain, dan hanya diri sendiri yang dapat kita andalkan.

Berusaha Menjadi ManusiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang