"Manusia akan selalu menginginkan apa yang tidak ada pada dirinya sendiri, dan akan selalu melihat yang ada pada orang lain, hingga melupakan apa yang ada pada dirinya sendiri".
Kita memiliki cara masing-masing dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, ada orang yang selalu membicarakan masalah yang ia hadapi dan menyelesaikannya, ada pula orang yang memilih diam dan memendam semuanya, hingga masalah itu selesai, dan lain sebagainya, karena memang hal itu tidaklah salah dan sebuah pilihan yang kita pilih untuk menyelesaikannya. Dan yang paling penting adalah tidak pernah lari untuk menghindari masalah yang sedang kita hadapi, selesaikan dan pahami mengapa semua hal itu terjadi. Karena dalam hal yang menyakitkan atau bahagia, seseorang akan selalu belajar untuk memahaminya agar dapat menjadi lebih kuat ke depannya.
"Lucu memang ketika kita yang tidak pernah belajar dari pengalaman orang lain, namun akan menjadi lebih lucu lagi adalah ketika kita tidak dapat belajar dari apa yang telah kita alami". Kenapa kita harus belajar dari apa yang telah terjadi? Karena ketika hal itu kembali terulang atau dengan versi yang berbeda, kita akan menjadi lebih siap untuk menerimanya, dan telah menjadi lebih kuat untuk menghadapinya.
Tidak ada manusia yang berhak merampas kebebasan orang lain, karena memang masing-masing dari kita berhak berpikir dan memilih setiap hal yang diinginkan, meskipun terkadang apa yang kita sukai dan perlukan itu berbeda, dan terkadang di setiap hal yang kita lakukan karena diperlukan, itu tidak ada yang kita sukai, maka dari itu kita harus paham dan pintar dalam mengontrol diri sendiri atau mengendalikan setiap keinginan yang kita miliki.
Pertama adalah tidak semua ekspektasi orang lain tidak dapat kita penuhi, karena memang hal itu tidak diperlukan, begitu juga dengan apa yang orang lain katakan tidak perlu semuanya untuk kita masukan, tidak perlu repot untuk membuktikan dirimu kepada orang lain, karena memang apa yang mau dibuktikan, bagimu apa yang kau katakan mungkin nyata karena pernah kau alami, namun tidak semua orang mengalaminya. Jadi tidak perlu menjelaskan dan membuktikan apapun agar mereka terkesan, karena untuk apa?. Kita terlalu takut untuk mengkhianati orang lain, namun kita tidak pernah peduli apakah kita mengkhianati diri sendiri atau tidak.
"Kau menjadi lebih baik, bukan karena orang lain, melainkan karena hal itu adalah yang terbaik bagimu".
Pada sudut pandangku, bahwa mau kemanapun kita melangkahkan arah kaki kita atau mau kemanapun kita pergi orang-orang baik itu akan selalu ada, dan yang jahat pun bukan berarti tidak ada, mereka yang selalu ingin menjatuhkan kita itu akan ada, namun dalam hal ini tergantung bagaimana kita memilih. Memilih dalam artian kita akan mengurusi yang mana?, mereka yang baik atau mereka yang jahat terhadap kita. Ya aku tahu, setiap manusia tidak menginginkan permusuhan, karena kita akan selalu menginginkan perdamaian, maka dari itu lakukan saja semampunya jangan sampai merasa terbebani untuk mengurusi mereka yang selalu jahat atau berbuat buruk terhadap kita, jika memang kita sudah merasa tidak mampu, tinggalkan!, dan jangan terlalu diambil pusing untuk mereka yang memang tidak mau menerima kita.
Karena seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib, "tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu".
Jangan terlalu dibuat sulit untuk menjelaskan dan membuktikan tentang dirimu kepada orang, karena memang hal itu tidak diperlukan. Namun buktikanlah semua apa yang kau percayai dan katakan pada orang lain untuk dirimu sendiri, maka setelah itu terkait dirimu dan apa yang kau katakan pada orang lain, lalu mereka tidak mempercayai apa yang kau katakan, kita tidak perlu memperdulikan hal itu, karena memang apa yang kita katakan sudah pernah kita lakukan atau alami. Selain itu jangan terlalu banyak bicara terkait hal yang tidak kita ketahui dan tidak pernah kita alami kepada orang lain.
"Tidak perlu panjang lebar untu menjelaskan tentang moralitas".
Moralitas hanyalah standarisasi seseorang dalam menilai tingkah laku orang lain, dan itu pun hanya bersifat subjektif, dan cukuplah hidup sebagai manusia yang memiliki cinta. Karena memang kita tidak dapat mengatur setiap moralitas orang lain sesuai kehendak kita, maka dari itu karena mencintai sesamalah kita dapat menghargai orang lain. Jangan jadikan perbedaan sebagai dasar perpecahan, karena perbedaan itulah yang membuat semuanya semakin adil, semakin kita mempermasalahkan perbedaan itu, semakin dekat juga kita pada perpecahan, namun ketika kita memilki cinta untuk menghargai dan menghormati perbedaan, hal itu akan membuat kita menjadi semakin kuat menerima perbedaan.
Lalu dogma-dogma yang sudah ada pada masyarakat, terkait penilaian baik dan buruk, apakah kita harus melawan dan menghancurkannya atau merubah nya?. Tentunya tidak, setiap lingkungan memiliki standarisasi penilaiannya sendiri, maka dari itu bukan standarisasi itu yang kita hancurkan, melainkan ego kita.
Bagaimana cara kita dalam menempatkan posisi kita, tidak semuanya dapat kita kehendaki dan hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena jika demikian, maka kita pun harus menerima setiap konsekuensinya.
"Jika memang tidak dapat menerima setiap konsekuensi yang ada, terkait apa yang kita lakukan, maka kita harus menghargai dan menghormati dogma tersebut".
Selama kita menjadi manusia dan memiliki kebebasan, maka lakukan saja apa yang memang menjadi pilihan kita, terutama untuk senang dan berbahagia, selama itu tidak merugikan dan mengganggu orang lain, karena memang menurutku untuk menjadi manusia itu sederhana, hanya perlu memiliki rasa saling mencintai untuk dapat menghargai dan menghormati satu sama lain.
Jangan terlalu memaksakan untuk melakukan hal yang memang tidak dapat kita lakukan, terutama untuk apa yang kita katakan, selama kita tidak mengetahuinya jangan terlalu banyak bicara, karena akan lebih baik jika kita mencari kebenarannya terlebih dahulu, hingga kita benar-benar mengetahui apa yang kita katakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berusaha Menjadi Manusia
Kurgu OlmayanBeberapa dari kita menyusun dan memilih rencana untuk mimpi dan harapannya. Namun, bagaimana jika mimpi dan harapan itu lenyap? Kenyataan yang berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, lalu terbentur dengan berbagai penilaian orang lain...