Suasana yang senyap. Ruangan—kamar Orochimaru—ini terbilang rapi. Seluruh benda-benda tersusun rapi layaknya barang baru. Memaklumi pula akibat pemilik kamar yang menghabiskan seluruh hidupnya di laboratorium. Tidak ada waktu baginya untuk sekedar mengunjungi kamar.
Namun, pemilik kamar akan kemari untuk menagih janji.
Orochimaru benar-benar menepati janjinya dengan membiarkan Naruto dan Sasuke melintasi portal. Mereka sudah berada di masa depan. Namun, pria ular itu juga berharapkan hal yang sama pada Tsunade, agar menepati janjinya.
"Berikan saja, Orochimaru."
"Aku mengerti."
Sekelebat bayangan melintas di ingatan Tsunade. Rasa gugup menyerang. Ia bukan wanita polos yang tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh pria itu padanya.
Atensi wanita Senju itu teralihkan. Degub jantungnya semakin menggila kalau mendengar suara tapak kaki di lorong.
Knop pintu memutar perlahan, seakan memberikan kesan horor. Pintu terbuka memperlihatkan sosoknya diikuti suara engsel pintu yang khas.
"Apa aku terlalu lama?" Orochimaru telah tiba. Bersama Tsunade dalam satu ruangan kedap suara—bersiap menagih sebuah janji.
"Kupikir tidak," balas Tsunade pendek.
Senyum tipis terulas. Orochimaru memutar kunci pintu yang menggantung di lubang. Sudah terkunci.
"Mitsuki." Orochimaru berjalan mendekat dengan membawa suatu topik untuk dibagikan. "Anak hasil eksperimen. Setelah melalui proses yang sulit, akhirnya dia dapat hidup selayaknya manusia biasa. Namun, dengan beberapa pantangan karena dia adalah anak buatan."
"Kapan dia akan dikeluarkan dari tabung?" tanya Tsunade serius.
"Lusa."
"Kau tahu ini sangat menyimpang, bukan? Tetapi kau tetap melakukannya," dengus Tsunade sebal. "Kalau kau bisa memiliki anak dari seorang wanita, kenapa kau harus membuatnya?"
"Para petinggi akan menentangmu," imbuh Tsunade.
"Aku tidak peduli dengan mereka. Aku hidup dengan kebebasan tanpa aturan, maka dari itu aku pergi dari Konoha dan menciptakan Otogakure," jelas Orochimaru santai. "Soal wanita, jika sebelumnya kau menerima tawaranku, mungkin aku tidak akan membuat Mitsuki. Aku akan memiliki anak bersamamu."
"Masalah itu sudah berlalu Orochimaru," peringat Tsunade sinis.
"Ah, ya, saat itu kau masih memiliki rasa dengan Dan." Orochimaru berdiri di hadapan Tsunade yang terduduk di tepi ranjang. "Maka dari itu kau menolakku."
Tsunade terdiam. Memang benar adanya.
"Baik, lupakan yang lalu. Sekarang aku ingin janjimu," pinta Orochimaru mendesis khas.
Posisi badan Tsunade semakin condong ke belakang kalau Orochimaru ikut menaiki ranjang—menindih tubuhnya. Pria itu sudah bertelanjang dada memperlihatkan tubuh bagian atasnya.
Mantan hokage itu menutup mata ketika merasakan hembusan napas Orochimaru mengenai leher jenjangnya. Salah satu tangan Orochimaru mencoba memasuki belahan dadanya—mengelusnya dari dalam—hingga puncak dadanya menegang tercetak jelas dibalik pakaian.
Tindakan Orochimaru semakin tak terkendali. Mantan rekannya itu berhasil membuka seluruh pakaian bagian atas. Tak cukup sampai di sana, berlanjut hingga membuat wanita Senju itu telanjang sepenuhnya.
Kulit mereka saling bersentuhan. Rasa hangat menyelimuti di balik dinginnya malam.
"Orochimaru," bisik Tsunade.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARADA Goes To THE PAST
FanfictionCanon Version. [On Going] - Diolok-olok dengan dalih tidak memiliki ayah serta kacamata yang Sarada gunakan dikatakan dapat mempermalukan klan Uchiha. Sarada kecil hanya dapat menangis sendirian di bawah pohon sendirian. Benar apa yang dikatakan tem...