24 - Feelings

2.8K 309 3
                                    

Berita kebangkitan Madara telah terdengar sampai ke telinga seluruh penjuru dunia. Uchiha Madara dapat menjadi suatu ancaman apabila tidak dihentikan segera.

Kelima desa mulai berunding. Telah mencapai suatu mufakat, mendirikan aliansi shinobi untuk mengalahkan Uchiha Madara. Mereka siap berperang menghadapi Madara dan sekutunya.

Selain itu, keputusan telah bulat untuk tidak melibatkan Naruto dalam perang besar ini. Naruto telah dikirim ke pulau katak, di mana ayahnya dahulu menempu ilmu bersama Jiraiya. Semoga saja, Naruto masih hidup ketika pulang dari pulau itu.

Sementara itu, Uchiha Madara—penjahat kelas atas yang tengah diperbincangkan oleh dunia-berjalan santai di tengah hutan, bersama Sarada di gendongannya. Pria itu merasa tidak terancam, walau sudah menjadi buronan kelas atas, lebih dari Uchiha Sasuke.

"Kakek, sebenarnya kita mau ke mana?" tanya Sarada sebal. Perjalanan ini tidak ada ujungnya. Seakan, Madara berputar-putar mengelilingi hutan tanpa henti. Entah ke mana tujuan mereka saat ini.

"Aku sedang mencari keberadaan Zetsu Hitam," utar Madara akhirnya menjelaskan.

"Zetsu Hitam?" Sarada mengulang. "Aku pernah dengar dari Mama."

Madara melirik, tertarik.

"Mama bilang, Zetsu Hitam masih hidup, tapi dia tersegel bersama dengan ibunya. Kasihan sekali." Sarada menyenderkan bahu ke dada bidang Madara. "Tapi, Zetsu Hitam itu jahat, Kakek. Dia mempengaruhi shinobi agar berbuat jahat. Lalu, mengkhianatinya."

Madara bergeming.

Informasi ini penting. Boleh jadi akurat, boleh jadi tidak. Namun, Madara tidak bisa mengabaikan informasi dari keturunan Uchiha. Hanya keturunan Uchiha yang bisa Madara percaya untuk informasi akurat. Maka dari itu, Madara hanya mengambil Sarada, bukan anak dari Uzumaki Naruto.

"Begitu, kah?" Sarada mengangguk polos.

"Mama menceritakan ini sebagai dongeng tidur," kata Sarada bersemangat. "Kakek tahu? Papa dan Nanandaime yang menyegel Zetsu Hitam beserta ibunya. Keren kan?"

"Lalu, aku mati untuk kedua kalinya," celetuk Madara datar.

"Katanya Kakek kuat," ucap Sarada menelisik wajah rupawan Madara. "Tapi kau mati untuk kedua kalinya."

Kapala Madara menengadah. "Entahlah."

Lengang.

Terowongan gelap mulai menuju pada ujungnya. Samar-samar terlihat secercah cahaya putih yang menjadi jelas seiring waktu berjalan.

Ungkapan alien ini membuatnya melihat secercah cahaya. Segalanya akan terlihat jelas ketika Madara bertindak sedikit lebih bijak. Alien kecil ini tanpa sadar telah menimbulkan berbagai pertanyaan dalam diri Madara.

Sebenernya apa yang dicarinya? Kekuatan tanpa batas dan kekuasaan? Lalu, setelah itu apa?

"Senju Hashirama," celetuk Madara membuyarkan keheningan. Madara menatap manik hitam si kecil. "Mamamu pernah menceritakaannya?"

"Pernah." Sarada mengangguk cepat. "Mama bercerita banyak tentang Shodaime."

Madara sejenak berhenti di bawah pepohonan rindang. Duduk bersender di batas pohon sembari memangku Sarada.

"Dulunya, Uchiha dan Senju berkelahi satu sama lain." Sarada menangkat kedua tangannya dan memperagakan bagaimana bentuk 'perkelahian'. Kedua tangan itu saling menyahut, seperti bertengkar. "Tapi, anak-anak dari masing-masing pemimpin klan ternyata berteman baik, mereka adalah sahabat."

Madara tersenyum tipis. Itu benar.

"Ketika mereka beranjak dewasa, mereka mulai mengetahui jati diri masing-masing. Lalu, memilih saling berkelahi." Sarada mengerucutkan bibirnya kesal. "Hingga, adik dari pemimpin Uchiha yang baru hilang... wush!

Mereka kembali bertengkar. Sang kakak awalnya ingin menghilangkan adik dari pemimpin Senju, tapi tidak jadi. Mereka menjalin kembali persahabatan dan terbentuknya desa Konoha."

Polos sekali. Kisah aslinya tidak seperti yang diceritakan ibu Sarada. Secara garis besar, iya. Namun, nyatanya tidak seperti itu.

"Hashirama Senju-sama menjadi Shodaime. Karena cemburu, sahabatnya meninggalkan Konoha," lanjut Sarada. "Kata Mama, sahabat Shodaime meninggal. Kemudian, dibangkitkan menjelang perang. Shodaime juga akan dibangkitkan bersama Hokage lainnya."

"Kau tahu siapa sahabatnya?" tanya Madara menatap Sarada yang terduduk nyaman di pangkuannya.

Sarada mengangguk yakin. "Uchiha Madara."

Madara menyunggingkan senyum miring. "Namaku?"

"Kakek Madara, eh? " celetuk Sarada kemudian sadar. "Kenapa nama kalian sama?"

"Terserah." Tidak peka.

"Jadi, Kakek temannya Shodaime, ya?" tanya Sarada bersemangat. "Benar kata Mama, Kakek Madara dibangkitkan kembali."

Madara tidak menyahuti. Justru melanjutkan perjalanan, menuju jalan yang berbeda... lagi. Sahabat Hashirama berbalik arah membuat si kecil mengernyitkan dahi.

"Mau ke mana lagi?" tanya Sarada galak.

"Bertemu Hashirama, mau?" tawar Madara yang tidak dapat ditolak oleh Sarada.

Kebangkitan para hokage. Tidak sembarang orang bisa melakukannya. Jurus yang dipakai sangat gelap-tersegel dan terlarang.

Gulungan dari jurus ini disimpan aman dan apik. Tidak ada seorang pun yang boleh mempelajari ilmu gelap ini.

Namun, Madara menemukan celah di sini. Dikatakan, salah satu murid Hiruzen Sarutobi telah mencuri dan mempelajari gulungan tersebut. Berhasil, orang itu menguasainya.

Orochimaru, namanya.

Orochimaru memutuskan menjadi seorang ninja pelarian setelah tertangkap basah melakukan eksrimen ilegal pada beberapa shinobi. Orochimaru membuat sebuah desa yang diberi nama 'Otogakure'.

Sekaligus tujuan Madara-Otogakure.

⸙͎

Pergilah dan cari tahu kebenarannya. Sasuke mengatakannya padanya sebelum pergi. Mereka memutuskan berpisah di tengah jalan. Supaya Sasuke menemukan titik terang dibalik seluruh kebenciannya.

Sasuke sudah mendapat jawabannya, jauh sebelum Naruto dan Sasuke datang menjemput alien-alien itu.

Uchiha Obito a. k. a orang yang selama ini mengaku sebagai 'Madara' telah mengungkapkan kebenaran pada Sasuke. Kebenaran yang membuat Sasuke terkejut, menyesal dan menangis pedih di tepi laut.

Titik terang telah muncul, menjelaskan segalanya. Sesal pun tidak berguna pada akhirnya. Sesak di dada terlukis lewat air mata.

Nyawa Danzo berakhir di tangannya, setelahnya. Danzo merupakan pemicu kudeta klan Uchiha. Segalanya bersumber darinya. Maka dari itu, Sasuke menghabisinya.

Tidak puas.

Sasuke masih menyimpan banyak pertanyaan dalam benaknya. Pertanyaan tanpa jawaban. Sasuke tidak memiliki jawabannya. Maka, ia harus mencarinya.

Bungsu Uchiha itu kembali bergumul dengan pertanyaan di pikirannya setelah meninggalkan Naruto dan Sasuke. Entah, mereka sekarang berada di mana. Pastinya, mereka sedang berusaha mencari waktu yang tepat untuk mengambil Sarada, tanpa merusak time line masa lalu.

Mungkin, ini dapat menjawab seluruh pertanyaannya.

SARADA Goes To THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang