6 - Diculik

6.1K 623 9
                                    

"Tapi itu terlihat nyata. Paman mati dibunuh Papa."

Penuturan seorang gadis kecil semacam Sarada berhasil membuat Itachi terus berpikir dan tidak bisa tidur. Manik onyx-nya terus memandangi gumpalan selimut yang tengah tertidur lelap.

Semakin ke sini, Itachi yakin ajalnya akan segera tiba.

Dan ia harus segera membawa Sarada pada sang ayah di masa ini untuk sementara sebelum anak itu dijemput pulang ke masanya.

Itachi tidak ingin ambil resiko menitipkan keponakannya pada anggota Akatsuki. Sejak awal, ia tidak mempercayai mereka. Apalagi untuk mengurus gadis sepolos Sarada.

"Kau akan aman. Aku janji." Itachi mengulas senyum tipis.

Kemudian, Itachi melihat jendela. Pagi sudah datang dan ia tidak ingin mrmbuat Sarada bangun dengan perut lapar. Ia akan membeli sarapan.

"Tunggu sebentar. Paman akan segera kembali," pesan Itachi berbisik.

-

"Ungh? Paman?" Dengan linglung, Sarada mencoba mencari keberadaan sang paman. Setelah kesadarannya penuh, ia sadar pamannya tidak ada di kamar.

Beberapa kali Sarada celingak-celinguk berharap jika pamannya akan datang. Tapi kelamaan anak itu bosan.

"Ish! Paman kemana? Kenapa meninggalkanku sendiri?" Sarada menyentak selimut dengan kesal bersamaan dengan wajah cemberut yang terbentuk.

Sarada tidak suka ditinggal. Dia juga ingin ikut.

Akhirnya, gadis kecil ini turun dari ranjang empuknya dan mencari sisir di sekitar. Seingatnya waktu itu paman menaruhnya di—ah, di meja nakas!

Sarada menyisir rambut hitam legamnya sebisanya. Biasanya sang mama yang menata rambutnya dengan rapi.

"DEIDARA-SENPAI!"

BRUG!

"URUSAII!"

Sarada mengenal suara ini—terdengar familiar. Tidak salah lagi, itu adalah suara Deidara, orang yang suka teriak-teriak bersama rekan bertopengnya yang aneh.

Cklek!

Sarada membuka pintu dan menutupnya pelan. Akhirnya ia melihat pertengkaran konyol mereka.

"Kalian seperti anak kecil," celetuk Sarada polos.

Deidara menepis Tobi dan menghampiri si makhluk Uchiha polos di hadapannya. Mereka saling beradu tatapan tajam.

"Apa yang kau katakan, hah, bocah!" sentak Deidara bar-bar.

"Tidak ada akhlak."

"Pfft—" Tobi menahan tawanya ketika Deidara membeku ketika mendengar celetukan polos si Uchiha kecil itu.

"Seharusnya orang dewasa mengajarkan hal yang baik pada anak kecil, bukan mengajarkan hal konyol seperti tadi," nasihat Sarada lantas membuat Deidara tambah geram.

Uchiha Utachi dengan keponakannya ini sama saja. Sama-sama menyebalkan, dingin, sok cool. Argh! Asktkekskask!

"Diamlah kau, bocah! Ikut aku!" Deidara mengangkat si gadis kecil dengan mudahnya.

"Eh, Senpai?" Tobi linglung dengan keadaan.

"Nanda?" Deidara menatap tajam Tobi hingga bergidik di tempat.

"K-kenapa kita membawanya?" tanya Tobi menunjuk Sarada yang melayang dipegang oleh Deidara.

"Kita bawa dia. Aku ingin melihat Uchiha itu ketar-ketir mencarinya, hm!" balas Deidara sombong. Ia yakin Itachi akan khawatir jika bocah ini tiba-tiba hilang.

SARADA Goes To THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang