24

119 25 4
                                    

Dahyun dan Sana saling beradu untuk memasukan bola sebanyak yang mereka bisa. Dahyun pemain basket yang handal skill memasukan bola ny pun tidak perlu di ragukan lagi. Namun kali ini, dia sengaja untuk tidak memenangkan game ini.

"YESSSSS!!!" teriak Sana kencang dengan kedua tangan yang ia angkat ke atas.

"aduadu ampuni hamba tuan putri" ucap Dahyun sambil membungkuk kan badan nya dengan sopan.

"ye ye gw menang ye ye Dahyun kalah ye ye ye ye" ucap Sana yang memutar-mutar kan tubuh nya layaknya anak kecil.

"gemes banget sih lo san" ucap Dahyun dalam hati.

"ekhem, tuan putri punya 3 permintaan yang bakal gw kabulin dari sekarang"

Mata Sana berbinar senang.

"yang pertama, gw mo es teh tarik, sekarang!" ucapnya penuh penekanan di akhir kalimat.

"siap bos besar" dengan tangan hormat menghadap Sana.

.
.
.
.

*Tempat es teh tarik

"tante es teh tarik yg biasa 5 ya" ucap Sana semangat.

"siap neng"

Dahyun kaget, ia tak menyangka bahwa Sana akan memesan 5 es teh tarik sekaligus, ukuran jumbo seperti biasa pula.

Dahyun menatap Sana dengan mata yang membesar demgan alis yang terangkat juga senyum yang terlihat jelas ada keterpaksaan disana. Sana yang ada di sampingnya hanya bisa tersenyum tanpa dosa.

.
.
.

*Rumah Sana

"lu gila ya san" ucap Dahyun tak habis pikir.

"loh ko gila si, kan gw punya 3 permintaan. Dan... permintaan pertama gw, lo harus beliin gw es teh tarik kesukaan gw. apa salah ny si, kan cuman es teh tarik" kesal Sana.

"ya tapi lo beli nya 5 botol sekaligus, ukuran jumbo pula"

"loh kenapa si, kan lo tau gw suka es teh tarik" ucap Sana semakin kesal.

Mata mereka berdua saling menatap lekat. Sana dengan tatapan kesal nya kepada Dahyun. Dan Dahyun dengan tatapan khawatir dan sabar menghadapi Sana saat ini.

Matahari mulai terbenam, cuaca mulai dingin. Dahyun melangkahkan kaki nya ahar lebih dekat dengan Sana. Jari-jari tangan nya yang panjang mulai merapikan rambut Sana yang agak berantakan. Tatapan dalam nya mampu menenangkan Sana saat ini.

"gw cuman gamau lo sakit" ucap Dahyun dengan suara yang lembut.

"gw gamau lo jadi sakit karena gw san" jelas nya kembali.

Sana terpaku dengan tatapan menenangkan Dahyun. Sana mendekat, tangan-tangan nya mulai meggapai tubuh Dahyun. Di peluk nya tubuh Dahyun yang lebih tinggi darinya kini. Kepala mungil Sana bersembunyi di dada bidang milik Dahyun.

"iya dahyun, maaf" ucap Sana.

Di peluk ny Sana lebih erat oleh Dahyun. Mata mereka berdua terpejam, merasakan hangat ny pelukan yang mereka ciptakan.

"jangan langsung dihabisin semua, tar sakit tenggorokan. ngerti?" jelas Dahyun dengan posisi mereka yang saling memeluk.

"iya ngerti hyunie bawel"

"nama gw Dahyun, bukan hyunie"

"hooh hyunie"

"dahyun"

"hyunie"

"dahyun"

"hyunie"

"dahyun... Sana" jelas Dahyun dengan posisi yang masih sama.

"iya, hyunie punya nya Sana" ucap Sana dengan posisi yang masih sama juga.

Dahyun tersenyum dalam pelukan mereka. Di lepas nya pelukan itu perlahan setelah cukup lama dengan posisi itu.

"gw pulang dulu san, udah malem" ucap Dahyun.

Saat Sana merasa pelukan Dahyun mulai melonggar, ia kembali mendekatkan tubuh nya ke Dahyun. Jari-jari tangan nya mulai merauh kembali tubuh yang lebih besar darinya itu. Di peluk nya kembali tubuh Dahyun.

"hmm, jangan pulang dulu" larang nya.

"udah mau gelap, Sanaaa" sambil membalas pelukan Sana.

"sebentar lagi, temenin aku sebentar lagi"

Dahyun terkejut, hati nya berdetak tak karuan. Ini pertama kalinya ia melihat sisi Sana yang manja. Ini pertama kalinya, Sana meminta nya untuk tinggal lebih lama. Ini pertama kalinya, ia jatuh cinta sedalam ini pada seorang perempuan.

"yauda, 15 menit lagi ya" ucap nya.

"makasi hyunie"

"dahyun"

"hyunie"

"dahyun"

"hyunie"

Kedua nya pun terkekeh dalam pelukan hangat yang mereka ciptakan.




"jangan jauh-jauh ya hyunie"


















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

jangan lupa vote n komen.

terimakasih buat semua nya yg dkung cerita ini, maafin gw ya. maafin gw karena lama up ny.
gw minta maaf.
-🦖 (a_cu_)



NO ONE KNOWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang