BAB 1

10 2 2
                                    

-

-

-

-

<°•Selamat membaca•°>



🍂🍂🍂🍂🍂

Di aula basket sekolah SMA JAYA BANGSA terlihat tiga cewek yang tengah dalam kondisi mode gabut, tiga cewek itu adalah Raya, Lina dan Windy.

Dug... Dug... Dug...

Suara pantulan bola basket yang dibuat Lina menggema di aula.

"Lo gak bosen apa Lin? Bola basket Mulu yang Lo mainin". Ujar Windy yang tengah duduk di tribun.

"Gak tuh". Balas Lina tanpa menoleh ke arah Windy dan masih fokus memainkan bola basket. Windy mendengus kesal ketika mengajak Lina berbicara, respon Lina singkat sekali. Lalu Windy beralih pada sahabatnya yang satu, yaitu Raya. Memperhatikan Raya yang sibuk sedari tadi bermain gitar.

"Windy gak ada kerjaan banget, sampai liatin Raya kaya gitu?". Tanya Raya terkekeh.

"Iyah, emang kenapa?. Lagian gw heran kenapa Lo suka... banget sama musik, apalagi mainin alat musik terutama gitar, yang hampir kemana-mana Lo selalu bawa". Heran Windy.

Raya menyudahi memainkan gitar miliknya, menatap Windy dengan wajah belonya yang malah terlihat imut bagi yang melihatnya. "Windy pasti butuh teman bicara kan? Yaudah ayok sama Raya aja".

"Aduhhhh! Anak satu ini gemesin banget sih". Gemas Windy yang mengunyel-nguyel pipi Raya yang memang chubby. Sedangkan sang empu bukannya marah, malah kesenangan.

Dughhh!!...

Bola basket yang di lempar Lina masuk ring tepat sasaran. Seketika aula menjadi riuh karena tiba-tiba sudah banyak cowok-cowok SMA JAYA BANGSA berada di pinggir lapangan basket.

"Anjir!... Sejak kapan para jantan-jantan datang? Perasaan gw tadi cuman kita bertiga aja". Kata Windy bertanya-tanya.

Raya dan Windy melangkah turun dari tribun penonton menuju Lina yang berada di bawah. Selama Raya dan Windy turun tidak henti-hentinya suara sorakan dari buaya-buaya jantan SMA JAYA BANGSA.

Lina menghela nafas kesal. "Berisik!".

"Iyah, Raya aja sampai sakit telinga dengernya". Sahut Raya ketika ia dan Windy sudah di bawah bersama Lina. "Bentar Raya teriak, supaya mereka semua gak berisik lagi". Sambung Raya.

"Kalian semua bisa diem gak?!". Teriak Raya memberenggut kesal yang malah makin tambah imut dengan pipi chubbynya.

Teriakkan dari Raya bukannya mereka semua pada diem, ini malah makin riuh. Raya dengan wajah cengonya menatap mereka semua, lalu beralih menatap Lina dan Windy yang menatap dirinya dengan wajah tanpa ekspresi sedangkan Raya membalas dengan cengiran yang menampilkan deretan giginya.

"Diam!". Windy dengan suara lantang dan tatapan mengintimidasi mampu membuat mereka semua diam tak berkutik. Karena kalo Windy si cewek tomboi, bar-bar dan galak kalo sudah maju, bisa habis mereka semua.

"Kenapa kalo Windy yang suruh malah pada diem?". Kesal Raya bertanya-tanya.

Mereka bertiga melangkah pergi meninggalkan aula menuju kelas. Sampai lah ketiganya di kelas XI IPA 3. Mereka duduk di tempat masing-masing dengan lesu.

Populer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang