BAB 21

12 1 4
                                    

*******

Di kamar bernuansa Pink milik Raya. Menjadi saksi bisu di mana ketiga cewek populer itu terdampar.

Lina, dengan wajah lelahnya. Merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di kamar Raya.

Windy, merebahkan tubuhnya di lantai keramik kamar Raya sambil memainkan ponsel.

Raya, si pemilik kamar. Duduk di kasur menonton televisi yang menampilkan serial kartun dua botak kembar sambil ngemil snack.

Yah, ketiga cewek populer itu memutuskan untuk menghabiskan waktu weekend dengan kumpul dan menginap di rumah Raya.

"Sumpah ya! Gw kesel banget sama Raka, Varo dan Liam tadi" gerutu Windy.

"Udah jelas-jelas ada buktinya kalau Naya ambil kalung Lina. Tapi, mereka bertiga cuman diam? Tanpa melakukan tindakan apapun" lanjut Windy.

"Udahlah, gak usah bahas itu lagi" sahut Lina.

"Iya Windy, benar apa kata Lina. Mending, sekarang kita bertiga nikmatin waktu weekend ini dengan menghabiskan banyak hal" timpal Raya di sela-sela ngemilnya.

Windy mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan dua sahabatnya. Setelahnya, ketiga cewek itu menghabiskan waktu bersama-sama selama weekend.

******

Hari weekend telah selesai. Dan berlanjut ke hari yang berikutnya, yaitu hari Senin. Hari dimana semua orang kembali memulai aktivitas, setelah dua hari menikmati libur.

Di SMA Jaya Bangsa. Tepatnya di parkiran sekolah. Terlihat tiga motor telah terparkir rapi, dan pemiliknya adalah tiga cewek populer.

Tiga cewek populer membuka helm bersamaan. Lalu turun dari motor masing-masing. Menghela nafas sebentar, setelahnya saling pandang lalu mengangguk singkat.

Sepanjang jalan di koridor sekolah. Banyak pasang mata yang menatap tak suka, ada juga yang bisik-bisik membicarakan mereka bertiga. Tapi, ketiga cewek populer itu tak peduli dan mereka tetap lanjut melangkah.

Saat mereka bertiga berjalan menuju kelas. Ketiganya bertemu dengan tiga cowok yang paling ingin mereka bertiga hindari.

Lina menatap tajam Raka yang berdiri di depannya. Menghela nafas sebentar, lalu. "Minggir!" Titah Lina.

Semua siswa-siswi yang ada di koridor tampak penasaran, apakah ada adu mulut lagi di antara mereka ber enam. Setelah sekian lama tak pernah adu mulut lagi.

"Lina"

Panggil Raka. Pemilik nama meneguk Saliva dengan susah payah, tapi tetap berusaha stay cool. Sumpah ya?! Baru di panggil aja udah gugup gak karuan.

"Kita perlu bicara" kata Raka.

"Gak ada kata 'kita' yang ada hanya Lo! dan Gw!" sahut Lina menunjuk dirinya lalu beralih ke Raka.

"Lagian gak ada yang perlu di bicarakan di antara gw dan Lo" Lanjut Lina. Hendak melangkah pergi diikuti Windy dan Raya.

Tapi, tertahan dengan sebuah tangan yang langsung menarik Lina pergi dari sana. Lina berusaha memberontak. Namun, cekalan pada cowok didepannya ini yaitu Raka sangatlah erat.

Kepergian Lina dan Raya menyisakan keheningan diantara keempat orang berbeda gender itu.

"Ra--"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Populer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang